Berita Heboh
Hasil Autopsi Jenazah Afif Maulana Siwa SMP yang Ditemukan di Sungai Kuranji Padang, Janggal
Dimana keluarga Afif meyakini bahwa polisi menyiksa Afif yang tak ada kaitannya dengan tawuran yang terjadi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga Padang sempat digegerkan dengan penemuan mayat di Sungai Kuranji Padang pada Minggu (9/6/2024) lalu.
Ternyata mayat tersebut dikenal adalah Afif Maulana alias AM (13) siswa SMP.
jenazah tersebut pun diautopsi untuk mengetahui penyebab tewasnya siswa SMP tersebut.
Baca juga: Sosok Mayat yang Ditemukan di Desa Tapadaka Timur Bolmong Sulawesi Utara, Berusia 60 Tahun
Keluarga korban pun menduga Afif tewas usai dianiaya polisi.
Lantaran sebelumnya sempat terjadi tawuran.
Ada beberapa kejanggalan yang ditemui saat otopsi dilakukan.
Hal tersebut menjadi bukti untuk proses hukum selanjutnya.
Seperti diketahui seorang pelajar Afif Maulana ditemukan tewas di Sungai Kuranji Padang pada Minggu (9/6/2024) lalu.
Keluarga korban mengatakan bahwa Afif Maulana tewas karena disiksa polisi.
Hal itu disampaikan pihak keluarga Afif setelah dikaitkan dengan peristiwa tawuran yang terjadi di wilayah tersebut.
Dimana keluarga Afif meyakini bahwa polisi menyiksa Afif yang tak ada kaitannya dengan tawuran yang terjadi.
Tak hanya itu, hasil autopsi Afif juga janggal.
Korban Afif mengalami luka di sejumlah anggota tubuhnya.
Tak hanya itu, paru-parunya juga robek dan terdapat enam tulang rusuknya yang patah.
Diduga aksi penganiayaan yang dilakukan pelaku tergolong sadis.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Indira Suryani mengungkapkan, korban AM diduga meninggal karena dianiaya oleh anggota polisi.
Dugaan tersebut muncul usai LBH Padang melakukan investigasi terkait meninggalnya AM.
Dari hasil investigasi LBH Padang diketahui, AM dan beberapa temannya sempat dituduh akan melakukan tawuran.
Hal tersebut membuat polisi geram dan AM mendapatkan tindak penyiksaan anggota Sabhara Polda Sumatera Barat (Sumbar) yang berpatroli pada Sabtu (8/6/2024) malam hingga Minggu dini hari.
Keterangan tersebut didapatkan dari tujuh saksi yang sama-sama mengalami penyiksaan seperti AM.
Lima anak yang disiksa seusia dengan AM, sementara dua lainnya merupakan pemuda berusia 18 tahun.
Tangis Ayah Afif
Pecah tangis ayah siswa SMP yang tewas dan jasadnya ditemukan di bawah Jembatan Kuranji alan By Pass KM 9, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Sebelum ditemukan tewas, korban berinisial AM berada di Jembatan Kuranji yang saat itu diduga sedang terjadi aksi tawuran sehingga polisi datang ke lokasi kejadian.
Polisi sempat mengamankan sejumlah orang yang diduga akan melakukan tawuran, namun kemudian dilepas dan hanya satu yang diperiksa intensif karena membawa senjata tajam.
Sementara ayah korban, Rinal mengatakan, sepengetahuannya Afif pergi berenang bersama sanak saudaranya pada 8 Juni 2024 dan pulang pukul 18.00 WIB.
Komunikasi terakhir terjadi pukul 22.30 WIB melalui video call WhatsApp.
Saat itu Afif mengaku berada di Cengkeh, Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji.
Afif mengatakan dia tengah berada di rumah temannya dan akan menonton bola pada pukul 23.30 WIB.
"Saya bertanya jam berapa dia pulang. Dia menjawab pukul 02.00 tetapi saya tegur dan suruh tidur di rumah temannya karena nantinya takut ada begal. Pada saat itu dia kirim video dia sedang memasak mi bersama teman-temannya," tutur Rinal, Kamis (20/6) sore.
Namun, Afif tak kunjung pulang.
Pada 9 Juni 2024 sekira pukul 11.00 WIB, Rinal kembali menelepon putranya, namun nomor handphonenya sudah tidak bisa dihubugi.
Beberapa jam kemudian, Rinal mendapatkan informasi dari Polsek Kuranji bahwa Aafif meninggal dunia karena tawuran dan diautopsi di Rumah Sakit Bayangkara.
"Selanjutnya membuat laporan ke Polresta dan diberitahu bahwa AM meninggal dunia karena tawuran sehingga mengalami robek patahan tulang rusak 6 robek paru-paru," tuturnya.
Rinal menceritakan, pada tubuh Afif ditemukan banyak luka lebam serta jejak sepatu pada bagian perut.
"Luka lebam banyak, di perut, di punggung, di pinggang, perut seperti jejak sepatu besar, tangan habis luka lebam. Ada luka, polisi bilang karena jatuh atau melompat, terus saya bilang tidak mungkin karena kalau jatuh patah-patah," ujarnya.
Menurut Rinal, Afif adalah anak yang baik. Dia tidak yakin putranya itu ikut tawuran seperti yang dikatakan polisi.
"Ada pula dikatakan karena tawuran, tetapi saya tidak yakin. Terutama melihat kejanggalan di tubuh korban. Kata temannya yang selamat dan saya temui, mereka tidak tawuran, saksi juga tidak ada yang melihat mereka tawuran,"imbuhnya.
Dia meminta Kapolri, Kapolda Sumbar, Kapolresta Padang mengusut tuntas kasus ini tersebut secara terbuka dan penganiaya anaknya diadili sesuai hukum yang berlaku.
"Saya tidak terima anak saya dianiaya terus ditaruh di bawah jembatan. Siapa tahu kalau dibawa ke rumah sakit nyawanya bisa tertolong. Kami tidak terima anak saya begini,"pungkasnya, seperti dikutip dari Tribun-Medan.com
Seperti diketahui, Minggu (9/6/2024), polisi menemukan jenazah remaja laki-laki tanpa identitas sekitar pukul 12.00 WIB.
Jasadnya tergeletak di bawah jembatan aliran Batang Kuranji, Jalan By Pass KM 9, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Jenazah tersebut kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Padang, kemudian dijemput pihak keluarga yang sebelumnya kehilangan salah seorang anggota keluarganya.
Jenazah telah diautopsi. Keluarga korban menerima fotokopi sertifikat kematian Nomor: SK / 34 / VI / 2024 / Rumkit dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.
Atas peristiwa itu, ayah Afif membuat laporan ke Polresta Padang dengan laporan Nomor: LP/B/409/VI/2024/SPKT/POLRESTA PADANG/POLDA SUMATERA BARAT.
Saksi Lihat Kendaraan AM ditendang
Awalnya, AM bersama temannya berinisial A berboncengan dengan motor milik AM dan melintasi Jembatan Batang Kuranji pada Minggu (9/6/2024) sekitar pukul 05.00 WIB.
Kemudian keduanya dihampiri polisi. Lalu polisi itu menendang motor hingga AM terpelanting ke pinggir jalan.
"Pada saat polisi menghampiri itu, dia menendang kendaraan korban.
AM terpelanting ke pinggir jalan.
Pada saat terpelanting korban berjarak sekitar dua meter dengan rekan korban A," ungkap Indira.
Selain itu menurut keterangan A, ia sempat melihat AM berdiri dan dikelilingi oleh polisi yang memegang rotan.
(*/ Tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Heboh Siswa SMK Sulawesi Dalam Keadaan Mabuk Tikam Guru di Sekolah, Bermula dari Cekcok Urusan Cinta |
![]() |
---|
Heboh Oknum Polisi Aniaya Tahanan Polsek, Kejadiannya di Sulawesi, Korban: Saya Dipukul Pakai Balok |
![]() |
---|
4 Berita Heboh: Penyebab Plang ODSK Dicabut hingga Kasus Pengeroyokan di Kampung Argentina |
![]() |
---|
7 Berita Heboh Sulut Sepekan, Aula Idaman di Manado Hangus Terbakar, Pemusnahan Ayam Ilegal Filipina |
![]() |
---|
5 Berita Heboh di Sulawesi Utara Selama Sepekan: Kejati Sulut Tangkap DPO hingga Kebakaran di Sario |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.