Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Pendidikan

Daftar 9 Kampus Internasional yang Terima Fabian Darmawan Lulusan MAN 4 Jakarta, 2 Beri Beasiswa

Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta ini diterima di sembilan kampus di tiga negara yakni Hungaria, Australia, dan Turki

Editor: Alpen Martinus
Pexels.com/Louis Bauer
Ilustrasi siswa 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Anak muda Indonesia ternyata kini banyak yang diperhitungkan hingga ke tingkat Internasional.

Satu di antaranya adalah siswa bernama Fabian Budi Darmawan.

Ia berhasil menarik perhatian 9 kampus top dunia.

Baca juga: Sekolah Swasta Manado Sulawesi Utara Berjuang Cari Siswa


Fabian, Siswa Lulusan Madrasah yang Diterima 9 Kampus Top Dunia dan Dapat 2 Beasiswa Sekaligus. (Dok Kemenag)

Kini ia bebas memilih kampus mana yang akan dijadikan tempat untuk timba ilmu nanti.

Ternyata ia punya prestasi yang membuat mereka tertarik.

kampus yang menerimanya berasal dari tiga negara.

Bahkan ia mendapatkan beasiswa di beberapa kampus.

Sosok Fabian Budi Darmawan jadi sorotan karena prestasinya yang begitu menginspirasi.

Siswa lulusan madrasah itu berhasil diterima di 9 kampus top dunia.

Serta berhasil menyabet dua beasiswa sekaligus.

Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta ini diterima di sembilan kampus di tiga negara yakni Hungaria, Australia, dan Turki.

Sembilan kampus luar negeri yang berhasil ditembus Fabian Budi Darmawan adalah:

1. University of Debrecen (Agribusiness and Rural Development Management), Hungaria

2. Budapest Business University (Business Administration and Management), Hungaria

3. The University of Western Australia (Agribusiness and Agricultural Science), Australia

4. Monash University (Bachelor of Actuarial Science), Australia

5. University of Tasmania (Bachelor of Business), Australia

6. Wageningen University (Environmental Sciences), Belanda

7. Kadir Has University (Industrial Engineering), Turki

8. Uskudar University (Industrial Engineering), Turki

9. Ozyegin University (Industrial Engineering), Turki

Dari Sembilan kampus itu, Fabian memilih University of Debrecen, Hungaria dengan studi Agribusiness and Rural Development Management.

“Saya memilih di Hungaria dan saya pilih Agribusiness and rural development.

Hungaria memberikan akses pendidikan yang bagus dengan program yang berfokus pada inovasi serta praktik dalam sektor agrikultur.

Dan salah satunya ada University of Debrecen,” tutur Fabian, dilansir dari laman Kemenag.

Putra dari pasangan Bapak Budi Siswanto dan Ibu Yenni ini mengatakan alasan memilih Hungaria.

Ia mengatakan saat ini pemerintah Hungaria juga menyediakan berbagai program beasiswa untuk mahasiswa internasional.

Seperti beasiswa Stipendium Hungaricum. Hungaria juga terletak di tengah Eropa.

Menurutnya, ini posisi strategis yang memudahkan akses ke negara-negara Eropa lainnya.

Ini memberikan peluang untuk networking secara internasional dan kolaborasi akademis serta profesional untuknya.

“Alhamdulillah saat ini saya sudah mendapatkan beasiswa full dari pemerintah Hungaria dan juga Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) kolaborasi Kemendikbudristek dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),” jelas Fabian, siswa XII IPA 2 kelahiran Pekanbaru tahun 2006.

Untuk mencapai pada tingkat prestasi ini, Fabian sejak awal berkomitmen dan meminta izin kepada orangtua untuk melanjutkan studi di luar negeri.

“Saya minta izin ke orangtua dulu. Terus persiapkan mental karena prosesnya panjang sekali. Mulai dari test IELTS bulan Juli tahun 2023,” kata Fabian.

Ia lalu mempersiapkan berkas yang harus dilengkapi. Misalnya, paspor, transkrip rapor, sertifikat lomba, test SAT, dan sertifikat medis.

Fabian juga harus mencari mentor, belajar menulis esai, mencari info dari alumni atau awardee yang sudah berpengalaman, serta mencari info tentang jurusan yang akan diambil serta keunggulan kampus dan negaranya.

“Setelah semua berkas wajib lengkap, baru mulai pendaftaran ke kampus tujuan. Untuk Hungaria sendiri persiapan essaynya sejak Desember-Januari, Februari lolos nominasi dari Dikti.

Maret-Mei ujian tes masuk kampusnya. Hingga juni pengumuman lolos beasiswanya,” kata Fabian.

Pembelajaran di kampus Hungarian mulai pada 9 September 2024. Fabian berencana pada akhir Agustus atau awal September untuk berangkat ke Hungaria.

Setelah lulus dari Hungaria, Fabian berkeinginan bekerja di sektor agrikultur di Indonesia selama beberapa tahun untuk mencari pengalaman, sebelum melanjutkan pendidikan S2 di Jurusan Finance.

Sebelumnya, ada juga sosok Rhafi Sukma Zaskyanto.

Anak pencari nira kelapa itu berhasil lolos di 6 universitas top dunia.

Padahal, hidupnya serba pas-pasan.

Rhafi bahkan sempat diremehkan oleh para tetangganya.

Tetapi siapa sangka, nasib justru baik kepadanya, bahkan meloloskan dirinya di 6 universitas luar negeri.

Rhafi mengaku tak pernah berangan-angan untuk berkuliah di luar negeri.

Alasannya karena ia bukanlah tipe orang yang ambisius, bahkan jarang memikirkan cita-citanya.

"Tapi dulu beberapa kali terpikir jadi peneliti, dan enggak punya bayangan untuk kuliah di luar negeri," kata Rhafi. Malah dulu sempet skeptis juga kalau bakal lolos, apalagi pengumumannya enggak tentu waktu itu," ceritanya, melansir dari Kompas.com.

Kini, berkat hasil kerja kerasnya Rhafi sudah bertemu dengan Prof. Yohanes Surya, Ph.D, salah satu mentor dalam beasiswa keluar negeri rersebut.

“Kalau kemarin Prof. Yohanes Suya, Ph.D berpesan jangan sia-siakan kesempatan, IPK nya 4.0 jangan ada yang 2, nanti menyusahkan adik-adik kelasnya," ucapnya.

“Prinsip saya cukup kurangi nethink (negative thinking), kadang yang buat susah itu karena nethink yang berlebihan, yang padahal sebenarnya bisa dilalui dengan lancar,” terangnya.

Berikut daftar universitas yang menerima Rhafi:

1. University of British Columbia: Bach. of Science

2. Wanginen University and Research: Bach. Soil, Water, and Atmosphere

3. University of Sydney: Bach. Of Space Engineering 4. University of Western Australia: Bach. Mining Engineering Curtin

5. University: Bach. Mining Engineering

6. University of New South Wales: Bach. Mining Engineering

Rhafi sempat diragukan para tetangganya.

Pasalnya, kehidupan siswa kelas 12 MIPA dari SMA Negeri 2 Purwerojo ini serba pas-pasan.

Orangtuanya hanya bekerja sebagai penderes atau pencari nira kelapa di Desa Wareng, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purwerejo, Jawa Tengah.

Keraguan tetangganya ia jadikan cambuk untuk kian giat belajar.

Semuanya bermula saat Rhafi terpilih mengikuti kompetisi bergengsi, Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tahun 2022 lalu.

Dirinya lolos ke tingkat nasional dan prestasi ini menjadi batu loncatan untuknya.

Sebab, sejak saat itu, ia mendapatkan sejumlah tawaran berkuliah di luar negeri dengan beasiswa.

Sekalipun belum memiliki medali, Rhafi tak menyiakan kesempatan yang datang kepadanya.

Tawaran itu segera diterimanya dan dirinya memilih untuk mengikuti seleksi Beasiswa Indonesia Maju (IMB) Batch 3.

Perjuangan dimulai pada November 2022.

Rhafi mulai mengikuti seleksi tertulis dan wawancara di Semarang.

Ia berhasil menjadi salah satu dari 15 orang terbaik se-Jawa Tengah, dan lanjut ke tahap berikutnya.

Kemudian di Januari hingga Desember 2023, Rhafi mengikuti pembinaan terpusat Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Batch 3 di Bali untuk 50 anak dari 3 provinsi, yakni: Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Bali.

Adapun kegiatan Rhafi di Bali meliputi kursus SAT, Bahasa Inggris, dan bimbingan proyek sosial ataupun menghadiri guest lecture.

"Januari hingga Juli 2024 saya ikut pembinaan pindah ke Jakarta, dan lebih fokus kepada kegiatan yang lebih ke pengembangan materi sains dan akademik," katanya dikutip dari Kompas.com, Kamis (20/6/2024).

Sejalan dengan seleksi ini, di tahun 2023, Rhafi turut berhasil meraih medali perak di bidang astronomi, sekaligus memperoleh penghargaan Best Observation.

Selanjutnya, Rhafi melakukan apply ke beberapa perguruan tinggi di luar negeri pada November 2023 hingga awal 2024.

Di Januari hingga Maret, Rhafi mendapat enam LoA atau surat penerimaan dari universitas luar negeri.

"Sekitar bulan April dan Mei 2024 saya melakukan pengajuan pengajuan LoA (Letter of Acceptance) kepada PUSPRESNAS untuk mendapat LoS (Letter of Statement) beasiswa," sambungnya.

Kemudian pada Juli 2024 akan diumumkan LoS beasiswa antara kedua kampus yang diajukan Rhafi yaitu University of British Columbia: Bach. of Science atau University of Sydney: Bach. Of Space Engineering.

"Waktu dapat kabar diterima, awalnya sih ekspektasinya kayaknya bakal berat sekali nanti bimbinganya dan sempat minder karena yang diterima pasti dari keluarga yang mampu, tetapi saya bisa beradaptasi dan saya bisa mengikuti dengan baik," imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id 

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved