Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Sosok Mbah Midjan Kakek di Kediri yang Tinggal di Rumah Beralas Tanah, Meski Susah Tak Merasa Kurang

Mbah Midjan tinggal bersama istri dan anak laki-lakinya di rumah yang jauh dari kata layak. Lantai rumah Mbah Midjan yang masih berupa tanah

Editor: Indry Panigoro
SURYA/Luthfi Husnika
Rumah Mbah Midjan (73) di RT 03/RW 01, Dusun Tondomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Viral sosok kakek yang tinggal di rumah sederhana.

Hanya beralaskan tanah, dan kalau hujan dipastikan basah.

Kakek ini bernama Mbah Midjan.

Mbah Midjan adalah pria berusia 73 tahun.

Ia merupakan seorang lansia asal RT 03/RW 01, Dusun Tondomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri yang hidup dengan kondisi rumah yang memprihatinkan.

Mbah Midjan tinggal bersama istri dan anak laki-lakinya di rumah yang jauh dari kata layak. Lantai rumah Mbah Midjan yang masih berupa tanah membuat kondisi rumah kerap berdebu.

Melihat kondisi perekonomiannya, Mbah Midjan masuk dalam jajaran masyarakat yang butuh bantuan. Rumah Mbah Midjan pun juga layak untuk direnovasi.

"Seperti ini kondisinya (rumah). Kalau hujan sering bocor."

"Lantainya juga masih tanah, kalau tidak rajin dibersihkan dan disirami banyak debunya," kata Mbah Midjan saat ditemui di rumahnya, Kamis (20/6/2024).

Mbah Midjan mengatakan, sebenarnya ia memiliki tiga anak.

Namun hanya satu yang saat ini tinggal bersama.

Sebab dua lainnya sudah menikah dan tinggal bersama pasangan.

"Anak pertama dan kedua sudah menikah. Di sini tinggal saya, istri dan anak nomor tiga yang belum menikah," ungkap Mbah Midjan.

Mbah Midjan mengaku, dirinya telah menempati rumah tersebut sejak 20 tahun lalu.

Meski kondisi rumahnya terlihat kurang layak, namun menurut Mbah Midjan itu sudah lebih dari cukup.

Ia menuturkan, dahulu rumahnya tidak dibangun dengan bata merah untuk dinding, namun terbuat dari bambu."

"Kemudian seiring berjalannya waktu, rumah tersebut direnovasi secara bertahap. Hingga saat ini sudah berdiri rumah dengan dinding batu bata.

Beralaskan tanah tak membuat Mbah Midjan sekeluarga merasa kurang.

Menurutnya, dengan memiliki rumah tinggal untuk berteduh saja sudah bersyukur.

"Ya dulu tidak begini. Jadi tetap disyukuri masih punya tempat untuk berteduh," ucapnya.

Saat hujan deras melanda, banyak air yang masuk melalui sela-sela atap. Apalagi kondisi bagian atas dinding tidak tertutup plafon. Melihat bagian lain rumah seperti kamar mandi dan dapur, juga tampak memprihatinkan.

Bahkan belum genap satu bulan ini, atap rumah Mbah Midjan hendak ambruk. Ia kemudian berinisiatif memberi penyangga bambu untuk atap rumahnya.

Tak hanya itu, penderitaan keluarga Mbah Midjan masih bertambah dengan sang istri yang jatuh sakit. Istri Mbah Midjan mengidap penyakit paru-paru sejak 10 tahun belakangan.

Mbah Midjan yang bekerja sebagai buruh serabutan ini harus mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga. Itupun tak setiap hari ia mendapatkan pekerjaan.

"Serabutan tapi itu kalau ada yang menyuruh. Saya ada kambing, tapi milik orang lain. Sistemnya bagi hasil. Untuk merawatnya, saya dibantu anak yang di rumah," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id 

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved