Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Pakatuan Wo Pakalawiren, Renungan Lansia Senin 10 Juni 2024, Kisah Para Rasul 5:1-11

Renungan harian kristen untuk para bapak ibu lanjut usia atau disingkat dengan Lansia.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
Renungan Lansia Pakatuan Wo Pakalawiren, Senin 10 Juni 2024 

Di awal pertumbuhan gereja belum ada aturan tata gereja, tata ibadah dan aturan-aturan yang mengatur termasuk mengatur tentang persembahan.

Oleh pekerjaan Roh Kudus jemaat tumbuh kesadaran memperlakukan harta milik termasuk tanah untuk kepentingan bersama dalam pelayanan.

Seperti jika menjual tanah dan rumah hasil penjualan itu di bawa dan diletakkan di depan kaki Rasul lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhannya (Kisah.4:36).

Ibu, Bapak Lansia yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Cara hidup jemaat setelah ketuangan Roh Kudus seorang yang bernama Yusuf oleh rasul-rasul menyebut Barnabas artinya anak penghiburan seorang Lewi dari Siprus (Kis 4:36).

Ia menjual ladang, miliknya lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul (Kis.4:37).

Cara yang dilakukan ini diikuti oleh oleh Ananias dan isterinya Safira menjual sebidang tanah (ayat 1). Tetapi Ananias menahan sebagian dari basil penjualan dan sebagian lain diletakkan di depan kaki rasul-rasul. Ananias dan Safira mengira tidak ada yang tahu kalau yang dibawa itu hanya
sebagian karena yang lain tidak diikut sertakan.

Tidak dijelaskan dari mana Petrus dapat informasi tentang perbuatan yang tidak jujur dari Ananias dan Safira.

Petrus berkata "Ananias mengapa hatimu dikuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu (ayat 3).

Konteks jemaat mula-mula peran Roh Kudus begitu dominan sehingga Petrus diberi petunjuk Roh Kudus atas ketidak jujuran Ananias dan Safira.

Memang tanah dan hasil penjualan itu adalah hak dari Ananias dan Safira. Tetapi menjadi masalah mereka merencanakan perbuatan dalam hati mendustai Allah (ayat 4).

Ketika Petrus menyampaikan perbuatan tidak jujur seketika itu rebah dan putus nyawanya. Tidak dijelaskan proses kematiannya namun
seketika itu Ananias mati sehingga menimbulkan ketakutan.

Sebagaimana tradisi Israel di waktu itu setiap kematian tidak menunggu besoknya langsung dikuburkan walaupun tidak melalui kesepakatan keluarga (ayat 6)

Ibu, Bapak Lansia yang dikasih dan diberkati Tuhan Yesus,

Kisah kematian Ananias begitu tragis terjadi secara spontan bahkan tidak disaksikan oleh isterinya Safira karena tidak ada ditempat. Tiga jam kemudian saat Safira datang ke rumah is tidak tahu apa yang terjadi menimpa suaminya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved