Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prabowo Subianto

APBN Pertama Rezim Prabowo Subianto: Utang Naik, Defisit Anggaran Bakal Semakin Banyak

APBN Pertama Rezim Prabowo Subianto disebut akan mengalami naiknya utang hingga defisit anggaran bakal semakin banyak.

Editor: Frandi Piring
Kompas.com
APBN Pertama Rezim Prabowo Subianto. Utang Naik, Defisit Anggaran Bakal Semakin Banyak. Potret Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka, Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pilpres 2024. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berdasarkan data, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun pertama kepemimpinan atau rezim pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto akan semakin banyak.

Hal tersebut tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 yang disiapkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam KEM-PPKF, APBN 2025 disiapkan dengan defisit mencapai kisaran 2,45 hingga 2,82 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Angka defisit tersebut lebih besar dari defisit anggaran tahun ini yang dipatok di level 2,29 persen terhadap PDB.

Suharso Monoarfa selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas, mengatakan bahwa pelebaran defisit itu salah satunya disebabkan oleh beban utang pemerintah yang kian meningkat.

Sebagaimana pembayaran beban utang pemerintah memang tercatat kian meningkat.

Hal itu berdasarkan data dokumen KEM-PPKF 2025.

Pada 2024, pembayaran bunga utang ditarget mencapai Rp 497,3 triliun atau setara 2,18 persen terhadap PDB.

Nilai itu meningkat sekitar 13,06 persen dari tahun 2023, yang realisasinya mencapai Rp 439,9 triliun atau setara 2,11 persen terhadap PDB.

"Defisitnya ini kenapa 2,5-2,8 karena ada pembayaran bunga yang meningkat," kata Suharso ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Suharso menilai, oleh karena itu pemerintah perlu menerapkan strategi baru dalam melakukan pembiayaan anggaran.

Suharso menjelaskan, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk melakukan pembiayaan terhadap suatu proyek yang dapat menghasilkan keuntungan, sehingga hasilnya bisa membayar sumber utang.

"Artinya dia bisa secara self finance bisa membayar kembali utang-utang itu," ujarnya.

Selain beban utang yang meningkat, Suharso bilang, pelebaran defisit disebabkan oleh arah kebijakan Prabowo, yang akan melanjutkan proyek-proyek era Jokowi.

Jadi, meski belum terdapat Rencana Kerja Pemerintah (RKP) era Prabowo, pemerintah saat ini sudah menyiapkan defisit anggaran yang lebih besar.

"Presiden terpilih (Prabowo) mengusung tema keberlanjutan," kata Suharso.

Kendati demikian, nantinya Prabowo masih dapat melakukan perubahan terhadap APBN yang disiapkan oleh pemerintah saat ini.

APBN bisa diubah oleh Prabowo jika memang terdapat penyesuaian program atau anggaran yang bakal dilakukan nantinya.

"Itu hak dari presiden yang akan datang. Kalau memang dirasa APBN-nya enggak cocok untuk pembangunan, silahkan dilakukan APBN perubahan, enggak masalah," ucap Suharso.

Baca juga: Daftar Harta Kekayaan Yulius Selvanus, Sosok yang Dipilih Prabowo Subianto Maju di Pilkada Sulut

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved