Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minahasa Sulawesi Utara

Ranowangko Dua Jadi Percontohan Bina Desa Sahabat Kusta di Minahasa Sulawesi Utara

Kunjungan dan sosialisasi dari Tim Dinas Kesehatan Provinsi bersama Yayasan NLR Indonesia, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa.

Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Mejer Lumantow
Desa Ranowangko Dua, Kecamatan Kombi, Kabupaten Minahasa terpilih menjadi salah satu Bina Desa Sahabat Kusta di Minahasa, Sulawesi Utara. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Desa Ranowangko Dua, Kecamatan Kombi, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, terpilih menjadi salah satu Bina Desa Sahabat Kusta di Minahasa.

Kegiatan ditandai dengan kunjungan dan sosialisasi dari Tim Dinas Kesehatan Provinsi bersama Yayasan NLR Indonesia, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa.

Dihadiri oleh Camat Kombi Misye Kumontoy, Hukum Tua Desa Ranowangko Dua Liefke Languju, Kepala Puskesmas Kombi, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.

Kegiatan berlangsung di Kantor Hukum Tua Desa Ranowangko Dua, Rabu (30/5/2024).

Diketahui, Penyakit Kusta masih menjadi penyakit endemis hampir di seluruh Indonesia, termasuk di Sulawesi Utara.

Sejak beberapa tahun terakhir, kusta seolah tenggelam di antara penyakit tropik menular yang lain. 

Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya sebagai “Neglected Tropical Disease” atau penyakit tropis yang terabaikan.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Minahasa dr Olviane Rattu mewakili Penjabat (Pj) Bupati Minahasa Jemmy Kumendong mengapresiasi langkah yang telah dilaksanakan oleh Tim NLR Indonesia bersama Tim Dinas Kesehatan Sulut, serta Pemerintah Kecamatan Kombi.

"Tentu ini hal yang sangat baik, apalagi bagaimana kita mengedukasi penyakit Kusta ini yang menimbulkan Stigma negatif ditengah masyarakat," kata dr Olviane.

Ia menyebut, komponen kunci dari Desa Sahabat Kusta adalah menurunkan stigma dan meningkatkan deteksi kasus sejak dini penyakit kusta, dibantu oleh Puskesmas.

"Nah, dengan memberikan edukasi dan pemberdayaan petugas kesehatan dan kelompok potensial masyarakat tentu stigma negatif ini bisa berubah," harap dr Olviane.

Sementara itu, Hukum Tua Desa Ranowangko Dua Liefke Languju bersyukur dan berterimakasih karena Desa Ranowangko Dua bisa terpilih menjadi Lokus Desa Sahabat Kusta.

"Memang di Ranowangko Dua ada 7 warga yang suspek kusta, tetapi beryukur semua sudah mendapatkan penanganan dan ada beberapa warga dinyatakan sembuh," ungkap Languju.

Ia juga mengaku sangat bangga karena Desa Ranowangko Dua didukung tim potensi dalam melaksanakan sosialisasi dan edukasi penyakit kusta untuk menuju Ranowangko Dua sehat dan bebas kusta.

"Intinya, dengan adanya sosialisasi dan pemahaman yang benar, jangan sampai penyakit Kusta ini menjadi stigma masyarakat karena dapat disembuhkan," tandas Liefke Languju.

Camat Kombi Misye Kumontoy menambahkan selaku Pemerintah Kecamatan mengapresiasi atas perhatian yang sudah diprogramkan di Kecamatan Kombi Ranowangko Dua

Bersama Pemerintah Pusat, Kabupaten, dan Desa dalam rangka Bina Desa Kusta ini. 

"Ini semua dalam rangka mencapai Desa Ranowangko Dua bebas kusta," kata Kumontoy.  

Ia juga menyebut dengan edukasi kepada masyarakat bisa berdampak pada aspek pariwisata.

"Dengan bebas kusta ini bisa mendukung pariwisata di Kecamatan Kombi. Kalau masih ada stigma kusta tentu akan mempengaruhi pariwisata di Daerah," tandas Camat Kombi. 

Turut hadir, Kepala Dinas Kesehatan Minahasa dr Olviane Rattu, Tim Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, Manager NLR International Office Heleen Broekkamp, Direktur Eksekutif NLR Indonesia Agus Wijayanto, Camat Kombi Misye Kumontoy, dan Kabid P2 Maxi Umboh. (Mjr)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved