Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Kenalan dengan Baraya Tinutuan Komunitas Sunda Manado Sulawesi Utara, Kini Semakin Eksis

Baraya Tinutuan merupakan Komunitas warga Jawa Barat yang merantau ke Kota Manado Sulawesi Utara.

Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado
Baraya Tinutuan, Komunitas Sunda Manado Sulawesi Utara saat hadir di studio podcast Tribun Manado. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengurus Komunitas Baraya Tinutuan Sunda Manado mengunjugi Kantor Tribun Manado, Rabu (29/5/2024).

Yang hadir antara lain Pendiri Baraya Tinutuan Maman Sugiyana, Ketua Baraya Tinutuan Dadang Cuptandar dan Pembinaan Baraya Tinutuan H.Ir Sultan Ginanjar.

Kedatangan mereka untuk mengikuti acara Podcast Tribun Manado.

Diterima oleh Handhika Dawangi Jurnalis Senior Tribun Manado.

Tema yang diangkat, Kenalan dengan Baraya Tinutuan Komunitas Sunda Manado.

Baraya Tinutuan merupakan Komunitas warga Jawa Barat yang merantau ke Kota Manado Sulawesi Utara.

Komunita orang Sunda ini terbentuk pada tanggal 15 Mei 2021 dan isi adalah orang Sunda dan Manado

"Tinutuan itu campuran, awal mulanya saya merantau ke Manado 2009 berjalan beberapa tahun saya merasa sepi karena tidak ada aura-aura Sunda.

Pada tahun 2018 muncul di beranda Facebook saya H.Ir Sultan Ginanjar yang posting flayer ketua paguyuban dan akhirnya saya memberanikan diri untuk minta gabung dan singkat cerita karena kita semakin banyak akhirnya terbentuk komunitas ini," ujar Pendiri Baraya Tinutuan Maman Sugiyana.

Kata Maman Baraya dalam bahasa Sunda artinya saudara sedangkan diambil kata Tinutuan karena campuran.

"Jadi isinya di sini orang Sunda yang merantau dan menikah dengan orang Manado makanya namanya ada Sunda dan Manado," jelasnya.

Sementara itu Ketua Baraya Tinutuan Dadang Cuptandar mengatakan sangat senang bisa gabung dalam komunitas gabungan orang Sunda Manado ini.

Karena selain ada suasana kebersamaan, dalam Baraya saling support dan berbagi cerita tentang usaha.

"Kebanyakan di Baraya 80 persen punya usaha di bidang kuliner di Manado," terangnya.

Ia menjelaskan untuk masuk di Baraya harus memenuhi persyaratan dan dibuktikan dengan memiliki KTA.

Salah satu persyaratan orang Jawa Barat yang menikah dengan orang Sulawesi Utara.

"Kemudian harus sering ikut berkumpul dengan komunitas nanti kami pantau kalau sudah melewati itu nanti ada pengurus yang akan mengatur untuk seleksi.

Jadi untuk total anggota yang punya KTA sekitar 50 kepala keluarga dan mayoritas ada di Manado," ungkapnya.

Pembina Baraya Tinutuan H.Ir Sultan Ginanjar menambahkan, dalam tradisi budaya Jawa Barat ada namanya botram di setiap pertemuan harus membawa makanan khas dari rumah masing-masing.

"Jadi di setiap pertemuan Baraya Tinutuan masing-masing keluarga bawa makanan khas Jawa Barat.

Hal itu karena kami ingin bisa mencicipi makanan khas kami dari Jawa Barat agar rasa rindu kami bisa terobati," tuturnya.

Ia juga memberikan pesan bagi para perantau dari Jawa Barat dan Banten yang ada di Manado agar terus memperkuat silaturahmi.

"Mari juga bergabung dengan kami Baraya Tinutuan dan komunitas Sunda lainnya agar  silaturahmi kita semakin terjaga," pungkasnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved