Pasar di Manado
Daftar Pasar di Manado Sulawesi Utara, di Bunaken Ada yang Belum Digunakan, Anggaran Miliaran Rupiah
Pasar Wisata Bunaken Manado Sulawesi Utara Mulai Tabiar atau tidak digunakan. 3 Pasar di Manado Habiskan Lebih Rp105 M.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Handhika Dawangi
MANADO, TRIBUN - Tiga pasar di Kota Manado berstatus ‘tabiar’ alias tidak terurus. Alih-alih difungsikan sebagaimana maksud pembangunannya, tiga pasar itu malah tidak memberi keuntungan karena terbengkalai. Padahal dana yang dikucurkan untuk masing-masing pasar itu miliaran rupiah.
Ketiga pasar tersebut yakni Pasar Restorasi di Malalayang yang dibangun dengan total anggaran Rp17,6 miliar. Lalu Pasar Rakyat Buha di Tuminting dengan anggaran 12,7 miliar. Kemudian Pasar Wisata Bunaken dengan total anggaran Rp75 miliar. Total dana pembangunan tiga pasar itu mencapai lebih Rp105 miliar.
Pasar Wisata Bunaken yang mulai digunakan untuk pameran pembangunan dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-59 Provinsi Sulut pada 23 September 2023 lalu, kondisinya mulai tidak terurus. Pantauan Tribun Manado, Senin (27/5/2024), pasar yang awalnya disebut pasar tematik itu sepi. Tidak ada aktivitas perdagangan di situ. Tanaman-tanaman liar mulai meninggi.
Pada bagian dalam rumah panggung tampak penuh debu. Kaca-kaca juga berdebu. Bendera-bendara Merah Putih yang dipasang di tiang-tiang di depan rumah-rumah panggung mulai robek. Air yang ada di kolam mulai kotor dan bernyamuk.
Pasar itu direncanakan menjadi ikon wisata di Manado. Di dalamnya ditempati para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) seperti Pasar Seni Sukawati di Bali yang menjadi sentra suvenir atau oleh-oleh para wisatawan. Tapi, gedung-gedung di Pasar Wisata Bunaken belum dimanfaatkan.
Direktur Utama PD Pasar Manado Lucky Senduk sebelumnya menyebut, pasar tematik Tongkaina akan beroperasi pada Januari 2024. "Sampai sekarang belum beroperasi, tidak tahu juga kenapa," ujar Indra, salah satu warga Tongkania.
Terbengkalai
Kondisi Pasar Rakyat Buha dan Pasar Restorasi Kayubulan Malalayang lebih parah. Padahal baru selesai dibangun jelang akhir masa kepemimpinan Wali Kota GS Vicky Lumentut. Pasar Kayubulan diresmikan pada 2019, sementara Pasar Buha pada 2021.
Pasar Rakyat Buha yang berlokasi di Jalan Santiago awalnya sebagai tempat relokasi pedagang di Pasar Tuminting. Namun, pemanfaatan pasar itu hanya sebentar lalu ditinggalkan.
Pantauan Tribunmanado, lapak-lapak sudah berdebu, barang-barang tidak digunakan lagi. Bahkan ada pula lapak pedagang yang telah rusak karena sudah lama ditinggalkan. Ada 6 gedung yang berdiri, semua tak terurus dan telah dirambati rumput liar.
Jovani, salah satu warga sekitar mengatakan, dulu Pasar Buha sempat ramai saat pertama kali dibuka oleh Pemerintah Kota Manado. "Tetapi tidak bertahan lama hanya sekitar satu bulan, akhirnya Pasar Buha sunyi ditinggalkan pedagang," jelasnya.
Adi, warga lainnya, membenarkan bahwa pasar hanya beroperasi satu bulan. "Yang saya tahu ramai cuma satu bulan saja. Setelah itu jadi sunyi lalu pedagang tidak mau jualan lagi," ujar dia, Sabtu (25/5).
"Jadi alasan yang pertama karena sunyi sehingga pedagang merasa rugi jadi lebih memilih pergi dari pasar ini," lanjut Adi.
Penyebab lainnya, letak pasar tidak strategis dan berdekatan dengan TPA Sumompo. "Pedagang dan pembeli juga mengeluh bau sampah karena dekat dengan TPA. Itu juga jadi alasan kuat. Keluhan yang lain juga terkait dengan akses masuk ke pasar yang terlalu jauh jadi tidak ada mobil penumpang yang masuk," jelasnya.
Menurutnya gedung-gedung yang ada di Pasar Rakyat Buha ini masih terbilang bagus sampai saat ini. "Kalau saya jadi pemerintah, manfaatkan lagi ini gedung, buat apa gitu, agar tidak terbengkalai seperti ini," kata dia.
Pasar Kayubulan
Kondisi Pasar Restorasi di Kayubulan, Malalayang, juga sama memprihatinkan. Pantauan Tribun Manado, Jumat (24/5/2024), atap dan plafon bangunan rusak dan berlubang. Rumput liar dan pecahan kaca ada di mana-mana. Selain itu, dinding bangunan dipenuhi coretan.
Kios-kios kotor dan membuat suasana pasar mencekam. Menurut warga sekitar, letak pasar yang jauh dari pemukiman dan pusat kota menjadi penyebab utama kegagalannya. "Kata penjual, tempatnya terlalu jauh," ujar Tabita, salah satu warga. Dia berharap pasar ini dapat segera difungsikan kembali atau dialihfungsikan agar tidak menjadi monumen kesia-siaan.
Rp 20 juta per bulan
Dirut PD Pasar Manado Lucky Senduk menjelaskan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan berbagai upaya agar seluruh di Pasar di Kota Manado selalu dalam kondisi ramai, termasuk di Pasar Wisata Bunaken.
Ia membantah anggapan beberapa pasar di Manado banyak yang tidak terurus. Pasalnya, timnya setiap pekan datang melakukan pembersihan hingga membayar listrik.
"Seperti di Pasar Tongkaina itu, kita tiap minggu datang membersihkan, sampai listrik kita bayar semuanya, bayar air dan petugas kebersihan dan tiap bulan kami membayar sekitar Rp20 juta," jelasnya.
Lucky menjelaskan, usaha membuat ramai Pasar Tongkaina dilakukan dengan merangkul beberapa kelompok keagamaan dari Muslim dan Kristen agar bisa datang ke Tongkaina.
"Tanpa biaya kita fasilitasi, minimal agar pasar Tongkaina bisa dikenal dan mereka mau datang," ujar dia.
Terkait Pasar Kayubulan dan Pasar Buha, Lucky mempersalahkan pemerintahan sebelumnya. Ia mengaku heran soal penunjukan lokasi pasar tersebut yang sulit akses kendaraan.
"Intinya di sini penunjukan pasar di ujung-ujung itu ada studi bagaimana, karena kendaraan tidak bisa masuk. Di lokasi itu tidak ada trayek mobil,” kata dia.
Menurutnya, warga yang naik ojek motor ke lokasi dua pasar itu kebanyakan harus membayar ongkos dari Rp15 ribu sampai Rp30 ribu. "Orang-orang mungkin berpikir dari biaya itu, ya kalau mau dihitung bisa untuk membeli beras 1 kilo," ujar dia.
Sejauh ini, kata dia, PD Pasar Manado berupaya agar dua pasar tersebut tetap terawat dengan baik dan bisa tetap ramai. "Jadi pasar tidak jadi kumuh dan tabiar, itu yang lagi kita upayakan sampai sekarang," jelasnya. (edi/ren/pet)
Daftar Pasar di Manado, Sulawesi Utara :
Berfungsi :
- Pasar Bersehati
- Pasar 45
- Pasar Pinasungkulan Karombasan
- Pasar Orde Baru Paal Dua
- Pasar Bahu
- Pasar Tuminting
- Pasar Paniki
- Pasar Segar GPI
- Pasar Tani Paniki
Tak Berfungsi :
- Pasar Restorasi Kayubulan
Diresmikan: 14 Agustus 2019
Kapasitas: 114 lapak dan 48 kios
Anggaran:
2016 - DAK Disperindag Kota Manado Rp 4.867.156.000.
2017 - Dana pengembangan dari Dinas PUPR Kota Manado Rp9.802.300.000.
2018 - DAK Disperindag Kota Manado Rp1.128.574.000
2018 - Dana pembangunan tahap 2 dari Disperindag Kota Manado Rp1.970.800.000. - Pasar Buha
Diresmikan: 22 Maret 2021
Kapasitas: 168 lapak dan 19 kios
Anggaran:
2019 - APBN Rp3 miliar
2019 - APBD Pemkot Manado Rp4 miliar
2019 - APBD Pemkot Manado Rp1 miliar
2019 - Pembukaan jalan ke pasar Rp4,7 miliar - Pasar Wisata Bunaken
Pembangunan: 2022
Pemanfaatan Awal: Pameran Pembangunan Sulut, 23 September 2023
Fasilitas: 11 bangunan utama, panggung teater, rumah makan, kolam renang, taman rekreasi
Anggaran:
2022 - APBN (Kementerian Perdagangan) Rp75 miliar
(Tribun Manado/Aco)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Harga Telur Stabil di Pasar Bobo Bailang Manado Sulawesi Utara, Pembeli Senang |
![]() |
---|
Harga Ayam Daging di Pasar Bobo Bailang Manado Naik Jadi Mahal, Pembeli Bingung |
![]() |
---|
Potret Terkini Pasar Wisata Bunaken, Belum Beroperasi Sejak Ditangani Gubernur Sulut |
![]() |
---|
Kondisi Pasar Wisata Bunaken, Mulai Dirambati Rumput Liar |
![]() |
---|
Warga Minta Pasar Wisata Bunaken Segera Dioperasikan, Harap Iuran tak Mahal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.