Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Jemaat GMIM Imanuel Bahu Manado Bersukacita, Tahbiskan Gedung Gereja Setelah Membangun 13 Tahun

Tepat di Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga, gedung gereja GMIM Imanuel Bahu ditahbiskan dan diresmikan dalam rangkaian Ibadah Kenaikan Yesus

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Fernando Lumowa
Pentahbisan dan peresmian gedung gereja GMIM Imanuel Bahu, Wilayah Manado Barat Daya dalam ibadah Kenaikan Yesus Kristus, Kamis 9 Mei 2024. 

Manado,TRIBUNMANADO.CO.ID - Kamis, 9 Mei 2024 menjadi hari istimewa bagi Jemaat GMIM Imanuel Bahu, Wilayah Manado Barat Daya (MBD). 

Tepat di Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga, gedung gereja GMIM Imanuel Bahu ditahbiskan dan diresmikan dalam rangkaian Ibadah Kenaikan Yesus, Kamis pagi. 

Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM, Pdt Dr Hein Arina ThD mentahbiskan gedung gereja sekaligus memimpin ibadah Kenaikan Yesus. 

Baca juga: Polisi di Sulawesi Utara Amankan Perayaan Ibadah Kenaikan Yesus Kristus, Kapolda Pantau 5 Gereja

Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey yang diwakili Kaban Kesbangpol, Ferry Sangian dan Wakil Wali Kota Manado, Richard Sualang meresmikan rumah ibadah ini. 

Peresmian ditandai pembukaan selubung papan nama gereja dan pengguntingan pita. 

Seremonial ini disaksikan Rektor Universitas Sam Ratulangi, Prof Dr Ir OA Berty Sompie MEng ASEAN Eng IPU, Direktur Utara RSUP Prof Dr RD Kandou Manado, Dr dr Ivonne Rotty MKes, Ketua BPMW Manado Barat Daya, Pdt Henry Raymond Kuhon MTh, para pendeta pendeta emiritus, pelayan khusus kolom 1-28 dan jemaat. 

Ketua BPMS, Pdt Hein Arina dalam khotbahnya mengungkapkan rasa bangga dan bahagia.  

"Imanuel Bahu boleh membangun gedung gereja megah dan indah. Patut disyukuri," ujar Arina. 

Ia salut, perjalanan panjang Jemaat GMIM Imanuel Bahu selama 13 tahun.

Jemaat yang beragam latar belakang berkorban banyak hal untuk membangun rumah ibadah. "Sebagai BPMS kami berterima kasih," jelas Ketua Sinode GMIM. 

Katanya, membangun gereja adalah wujud kesaksian GMIM sebagai sebuah institusi. Lebih dari itu, wujud pernyataan iman, jawaban atas kasih karunia Kristus. 

Katanya, tidak bisa dipungkiri dalam perjalanan panjang pembangunan ada dinamika tapi itu hal biasa.

"Itu realitas dalam komunitas. Buktinya jemaat bisa melaluinya karena Kristus yang dimuliakan," kata Arina. 

Ia berpesan kepada jemaat, sesuai tema perenungan dari Markus 16:15-20, menjalankan amanat Yesus Kristus. 

Kiranya GMIM Imanuel Bahu menjadi gereja yang berkhotbah, menyampaikan Firman Tuhan; mengajar; menyembuhkan dan mengabarkan tentang Kristus. 

Ia bilang, GMIM punya sumber daya yang sangat besar. Baik secara institusi, lingkup pelayanan maupun SDM-nya. Jemaat GMIM, saat ini 1.073 jemaat di Tanah Minahasa dan diaspora. 

"Karena itu, kita pacu, jangan berpuas diri. Tingkatkan kualitas pelayanan," jelas Arina.

Harapan pemerintah daerah

Kaban Kesbangpol yang mewakili gubernur menyampaikan selamat untuk GMIM Imanuel Bahu. 

"Kiranya momen ini dapat memperkokoh iman jemaat," kata Ferry Sangian. 

Pemerintah berharap, GMIM Imanuel Bahu dapat terus berkontribusi bagi pembangunan di daerah. "Mari jaga kebersamaan persekutuan yang terjalin selama ini," ujarnya.

Wakil Wali Kota Manado, dr Richard Sualang mengungkapkan, sebuah sukacita dan kebanggaan bagi Pemkot Manado karena gereja itu ditahbiskan. 

"Ini bukan hanya kebanggan jemaat tapi pemerintah kota juga," ujar Sualang. 

Katanya, keberadaan GMIM Imanuel Bahu sangat strategis. "Posisinya di jalan utama Trans Sulawesi. Menambah estetika kota. Banyak selamat Jemaat GMIM Imanuel Bahu," ujar Wawali yang didampingi istri, dr Merry Mawardi.

Ucapan syukur dan terima kasih 

Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIM Imanuel Bahu, Pdt Adeleida Kuhon Tampi mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh jemaat. 

Gereja ini berdiri megah tiga lantai karena pengorbanan tenaga, materi seluruh jemaat. 

"Perjalanan 13 tahun tidak mudah tapi kita syukuri dan amini karena berkat Tuhan boleh sampai di titik ini," ujar Pdt Adeleida yang didampingi Wakil Ketua BPMJ, Pnt Herman Nayoan; Sekjem Dkn Yaulie Rindengan dan Bendahara, Dkn Berty Rumondor.

Mewakili BPMJ dan jemaat, Pdt Adeleida menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua panitia pembangunan--sejak peletakan batu pertama--hingga ditahbiskan. 

Ucapan terima kasih juga diberikan kepada para pendeta ketua jemaat, pendeta dan pendeta emiritus yang pernah melayani di Imanuel Bahu, para donatur. 

"Semua itu dipersembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan. Soli Deo Gloria," kata Pdt Adeleida.

Pembangunan gedung gereja GMIM Imanuel Bahu menempuh perjalanan panjang, hampir lima periode pelayanan. 

Peletakan batu pertama pada 24 April 2011. Pembangunan ini memakan biaya sedikitnya Rp 13 miliar yang 90 persennya merupakan swadaya jemaat.(ndo) 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved