Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Erupsi Gunung Ruang

Suriati Keledang Ajak Keluarga Berdoa Saat Erupsi Gunung Ruang, Dengar Hujan Batu Jatuh di Atap

Pasca kejadian itu, suaminya langsung menyuruhnya untuk membawa seluruh keluarga ke Manado untuk dievakuasi

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Alpen Martinus
Rhendi Umar
Suriati Keledang pengungsi Gunung Ruang yang ada di Bapelkes Kota Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Suriati Keledang, pengungsi di Bapelkes Kota Manado, menceritakan bagaimana dia melihat Gunung Ruang mengeluarkan erupsi dahsyat.

Kala itu, dia bersama keluarga berada di rumahnya di Desa Bawoleu, Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro Provinsi Sulawesi Utara.

Awalnya mereka mendengar suara gemuruh yang kuat.

Baca juga: Warga yang Tinggal di Kaki Gunung Ruang Sitaro Sulawesi Utara Berharap Lokasi Relokasi Dekat Laut

Dia bersama keluarga langsung keluar rumah dan melihat Gunung Ruang erupsi tersebut.

Dia mengira bahwa erupsi itu hanya biasa saja dan tak berdampak luas.

Selang beberapa waktu kemudian, dia merasakan batu-batuan kecil dan pasir jatuh di kepalanya.

Lantas, seluruh keluarganya langsung masuk ke dalam rumah dan berlindung.

"Didalam rumah, kami mendengar batu-batu dan pasir jatuh di atap kami sampai lubang-lubang," jelasnya Senin (6/5/2024)

Suriati mengaku bahwa dia dan keluarga sangat begitu takut dengan kejadian erupsi itu. Dia langsung mengajak semuanya menguatkan hati dan berdoa kepada Tuhan Yesus.

"Perasaan takut yang ada hanya dikuatkan dengan berdoa minta perlindungan kepada Tuhan Yesus," jelasnya

Pasca kejadian itu, suaminya langsung menyuruhnya untuk membawa seluruh keluarga ke Manado untuk dievakuasi.

"Kami langsung bawa, apa yang bisa kami bawa yang paling penting nyawa kami bisa terselamatkan," jelasnya

Kenangan di Tagulandang

Air Mata Suriati Keledang menetes.

Dia terlihat 4 kali menyeka air mata dengan tangannya saat diwawancarai Tribun Manado.

Suriati menangis karena mengingat kenangan indah daerah Tagulandang sebelum terkena erupsi Gunung Ruang.

Sejak lahir Suriati sudah tinggal di Desa Bawoleu, Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro Provinsi Sulawesi Utara.

Kehidupan di Tagulandang begitu harmonis.

Meskipun tidak terikat darah, namun warga begitu saling peduli dan menyayangi

"Kenangan Tagulandang ndak bisa terbilang, banyak kenangan sekali. Rindu sekali mo pulang tapi disana sudah tidak layak ditempatkan lagi," ujar Suriati dengan menangis.

Dia selalu berdoa kepada Tuhan Yesus, agar seluruh warga Tagulandang yang kini terpisah-pisah setelah dievakuasi, bisa kembali berkumpul dan hidup indah bersama.

"Itu doa saya, berharap Tagulandang sama seperti dulu begitu indah, baku bae, baku sayang dengan baku tolong. Tapi kalo Pemerintah harus pindahkan kami apa boleh buat, kami ikuti," jelasnya

Meletusnya gunung ruang sangat berdampak mata pencaharian suaminya yang bekerja sebagai petani.

Seluruh hasil tanaman mati, akibat erupsi yang terjadi

"Susah dan setengah mati saat sekarang ini, kami sudah tak punya apa-apa dan berharap bantuan dari Pemerintah," jelasnya

Kini saat dievakusi ke Bapelkes Manado, Suriati bersama keluarga hanya membawa baju seadanya (Ren)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved