Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wajib Tahu

4 Gunung Api Bawah Laut di Sulawesi Utara, Gunung Bawah Laut Kawio Barat jadi Tertinggi di Dunia

Banua Wuhu adalah gunung api bawah laut yang terletak di sebelah barat pulau Mahangetang, Kepulauan Sangihe, Indonesia.

|
Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
Kolase Tribun Manado/Istimewa
4 Gunung Api Bawah Laut di Sulawesi Utara, Gunung Bawah Laut Kawio Barat jadi yang Tertinggi di Dunia 

Selain memberikan informasi-informasi terbaru mengenai kehidupan bawah laut perairan Sangihe hingga kedalaman 5.100 meter, para peneliti juga menemukan harta tak ternilai berupa gunung api bawah laut tertinggi di dunia.

Letaknya di sekitar Pulau Kawio, sebuah pulau cantik di Kampung Kawio, Kecamatan Marore, Sangihe.

Oleh para peneliti, temuan mereka itu dinamai Gunung Api Kawio Barat.

Ketinggiannya dari dasar laut Sangihe hingga puncaknya mencapai 3.200 meter.

Artinya, titik puncak gunung ini berada di kedalaman 1.900 meter di bawah permukaan laut.

Untuk mencapainya diperlukan sebuah kapal selam khusus.

Dari hasil penelitian yang dilansir di laman situs NOAA dan LIPI terungkap bahwa seperti halnya ekosistem di sekitar gunung api daratan yang subur karena limpahan material vulkanik, penampakan serupa juga terjadi pada lingkungan di gunung api bawah laut Kawio Barat.

Uniknya, jika suhu bawah laut pada umumnya sejuk atau dingin, maka di sekitar Kawio Barat ini suhunya sangat panas, bisa mencapai 200 derajat Celcius.

Ini sangat beralasan. Karena kandungan larutan lava mineral dari perut bumi bersuhu sangat tinggi yang keluar dari kepundan berbentuk cerobong langsung mengalami pendinginan mendadak.

Ini lantaran larutan mineral berwarna abu-abu keruh itu bertemu air laut bersuhu antara 2-4 derajat Celcius dari dasar laut.

Kepundan seperti cerobong itu aslinya adalah tumpukan material mineral yang tertahan akibat proses kimia karena pertemuan dua suhu, air laut dan larutan lava.

Untuk diketahui, larutan mineral (hydrothermal) dari cerobong ajaib itu suhunya di atas 500 derajat Celcius.

Uniknya, meski bersuhu panas tetapi sejumlah biota laut merasa nyaman menempel dan mencari makan di sekitar kepundan.

Misalnya, beberapa jenis udang, lobster kecil, bintang laut, dan cumi.

Di dasar laut dekat gunung juga dijumpai timun laut, cacing sendok, dan laba-laba laut. Terumbu karang di sana pun tumbuh sehat.

Nah, kalau ingin menikmati keindahan kepundan dari titik penyelaman dangkal, kita bisa menuju ke Pulau Mahengetang di Desa Mahengetang, Kecamatan Tatoareng.

Dari ibu kota kabupaten di Tahuna, dapat ditempuh dengan perjalanan laut selama 1 jam atau 5 jam dari Manado.

Letaknya di barat daya Pulau Mahengetang, kita dapat menjumpai gunung api bawah laut bernama sama dengan pulaunya. Masyarakat setempat menamakannya Banua Wuhu.

Jika diukur dari dasar laut, ketinggian Banua Wuhu ini adalah 400 meter di bawah permukaan laut. Puncaknya berada sekitar 6 meter di bawah permukaan laut.

Menurut catatan NOAA, di sekitar fenomena alam bawah laut ini dulunya sempat terbentuk beberapa pulau sebagai dampak proses letusan Banua Wuhu.

Tetapi kemudian menghilang, termasuk sebuah pulau setinggi 90 meter yang terbentuk pada 1835 dan akhirnya hanya berupa susunan beberapa batuan 13 tahun kemudian.

Letusan pada September 1889 membentuk sebuah pulau baru yang mencapai ketinggian 50 meter pada 1894.

Letusan pada April dan Agustus 1904 membentuk lima kawah.

Pulau baru lainnya terbentuk Juli 1918 hingga Desember 1919, dan menghilang sepenuhnya pada 1935.

Letusan kembali terjadi April 1919. Batu-batu besar dan abu melanda Pulau Mahengetang sehingga menimbulkan kerusakan di mana banyak rumah warga terbakar.

Saat mulai menyelam, kita akan langsung berjumpa dengan gelembung-gelembung udara keluar dari celah bebatuan.

Inilah gas yang menyembur dari perut Banua Wuhu dan suhu di sekitarnya cukup hangat, sekitar 38-39 derajat Celcius.

Seperti juga di Kawio Barat, biota laut di sini masih cukup sehat, terutama pada kedalaman hingga 20 meter.

Dan satu hal yang perlu diingat, jangan coba-coba menyentuh bebatuan bergelembung udara karena suhunya sangat panas dan membuat tangan kita bisa melepuh saat memegangnya.

Sesungguhnya, batu-batu itu adalah kepundan.

Jika ingin menyelam di perairan dekat Banua Wuhu ini sebaiknya dilakukan menjelang siang hari karena jika penyelaman dilakukan sore atau malam hari sangat berisiko terseret arus deras bawah laut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved