Bitung Sulawesi Utara
Warga Batuputih Senang Ada Jalan Alternatif, Minta Perhatian Tambang Emas PT MSM/TT
Yefet yang keseharian jualan bahan pokok, ikut merasakan dampak yang dirasakan warga atas kondisi akses jalan 6 hari tidak bisa dilalui
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Alpen Martinus
BITUNG,TRIBUNMANADO.CO.ID - Yafet warga Kelurahan Batuputih Atas Kecamatan Ranowulu Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) merasa senang ada jalan alternatif di lokasi jalan yang tergenang air setinggi dagu orang dewasa, Jumat (12/4/2024).
"Selama belum ada jalan alternatif aktifitas di jalan yang tergenang air pakai jembatan darurat. Motor juga dinaikan ke jembatan untuk menyeberang genangan air," kata Yafet usai berbelanja kebutuhan warung di pertokoan Girian Bitung Sulut, Jumat (12/4/2024).
Yefet yang keseharian jualan bahan pokok, ikut merasakan dampak yang dirasakan warga atas kondisi akses jalan 6 hari tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Baca juga: 6 Hari Aktifitas di Batuputih Bitung Sulut Lumpuh, PT MSM / TTN Beri Batuan ke Semua Masyarakat
Dampak dirasakan para sopir mobil, yang setiap hari melayani penumpang dari Girian ke Batuputih dan sebaliknya tidak bisa mencari karena akses jalan lumpuh total.
Ia meminta ke perusahan, agar menuntaskan permasalahan genangan air yang menutup jalan sehingga warga bisa beraktifitas dengan normal kembali menggunakan jalan tersebut.
"Kedepan perusahan tambang harus lebih memperhatikan Batuputih," pintanya.
Sebelumnya dampak dari lumpuhnya akses jalan ke Batuputih, karena tergenang air yang meluap dari area tambang PT MSM/TTN membuat sejumlah harga kebutuhan naik.
Seperti beras 5 Kilo menjadi Rp100 ribu, tabung LPG 3 Kg dari Rp17 ribu menjadi 50 ribu rupiah dan bensin eceran Pertalite dari Rp12 ribu menjadi Rp20 ribu.
Sementara itu menurut Yosep Pontolowokan warga Kelurahan Batuputih lainnya menilai, penyebab dari genangan air yang menutup akses jalan gegara PT MSM / TTN.
"Kami sudah sejak tahun 70an, meski hujan deras berhari-hari dan terhadi banjir tidak pernah kejadian seperti ini. Nanti mereka (perusahan) tutup akses aliran mata air ke Kayuwale sehingga air meluap ke jalan di perkebunan Serawet," kata Yosep.
Akibat 6 hari akses jalan itu tidak bisa dilalui, Yosep yang berprofesi sebagai nelayan alami kerugian.
Mulai dari anfrak, ambil es balok 20 balok, solar 100 liter dan pertalite 50 liter untuk kebutuhan kapal pajeko ikan.
Dengan kejadian tersebut lebih dari tiga hari kapal Pajeko miliknya tidak melaut, dan seharinkerugian rp 3 juta.
Belum hasil pendapatan dari melaut jika banyak tangkapan ikan sehari bisa Rp 50 juta.
"Sehari untuk anfrak kebutuhan kapal pajeko sehari sekali atau satu ret," tambahnnya.
Selain kerugian yang ia alami, ada 22 pekerja kapal ikan jenis pajeko yang tidak mendapat upah karena kapal tak melaut.(crz)
Damkar dan Polisi Bersihkan Lumpur Akibat Banjir di Kota Bitung Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Sosok Britney Porawouw, Paskibraka Pembawa Baki Upacara Penurunan Bendera HUT ke-80 RI di Bitung |
![]() |
---|
Mobil Pick Up Tertimpah Pohon Tumbang di Batulubang Lembeh Selatan Bitung Sulawesi Utara |
![]() |
---|
525 Butir Obat Keras Seharga Rp 400 Ribu Gagal Beredar di Bitung, Arya Pria Winenet 2 Ditangkap |
![]() |
---|
Paskibraka Bitung Ikut Gladi Bersih Upacara HUT ke-80 RI, Nama Diumumkan Saat Pengukuhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.