Viral Anggota DPRD Banten Selingkuh Dengan Artis FTV Hingga Gugurkan Kandungan, Dibongkar Sang Istri

Melihat hal tersebut, dia pergi untuk memeriksakan diri ke Rumah Sakit Universitas Kedokteran Hanoi dan didiagnosis menderita penyakit kelamin.

Yang lebih menyakitkan lagi adalah istrinya sedang hamil saat itu.

Ketika dia pergi ke dokter, diketahui bahwa dia juga mengidap penyakit tersebut.

Sang istri harus mendapat perawatan khusus untuk menghindari risiko infeksi pada kehamilan.

Sadar dirinya telah tertular penyakit menulardari wanita lain dan menularkan penyakitnya kepada istrinya, hal itu membuat pria itu sangat menyesal.

Bahkan setelah sembuh dari penyakit itu, rasanya masih ada bakteri yang ada di uretra, menyebabkan rasa gatal yang parah.

Sejak saat itu saya mulai semakin khawatir.

Dia dihantui dan mengira dia mempunyai kutil di beberapa bagiangtubuhnya, jadi dia pergi ke banyak dokter.

Meski hasil endoskopi tidak mendeteksi adanya kelainan, namun ia sendiri selalu mengira bahwa penyakit itu menghantuinya.

Nguyen Hoai Bac, Kepala Departemen Andrologi dan Pengobatan Seksual (Rumah Sakit Universitas Kedokteran Hanoi), mengatakan bahwa setelah pemeriksaan dan pengobatan, tidak ada lagi bakteri atau virus yang ditemukan.

Namun pasien masih percaya bahwa dia sakit.

Karena obsesi dan kekhawatiran, dia dihantui oleh penyakit.

Hal ini menyebabkan insomnia dan hilangnya nafsu makan.

Pada akhirnya, dia dikirim untuk pemeriksaan kesehatan mental dan didiagnosis memiliki gangguan kecemasan.

Duong Minh Tam, Kepala Unit Stres dan Gangguan Seksual Institute of Mental Health menyebutkan bahwa penderita gangguan ini sering kali mengalami masalah seksual dan mengalami stres.

Gangguan kecemasan tidak jarang terjadi.

Namun yang paling disayangkan adalah kebanyakan orang terlambat mengetahui dan memeriksakan diri ke dokter.

Oleh karena itu, pengobatannya lama dan sulit.

“Psikologi umum ketika menderita kelainan seksual adalah pasien sangat cemas dan takut orang lain mengetahuinya, terutama pasangannya.

Jadi harus pergi ke dokter dengan tenang.

Meski sudah sembuh, pasien masih khawatir apakah penyakit itu masih ada dan membuat anda tidak berani berhubungan hingga mengalami insomnia dan stres, namun pasien tetap tidak menganggapnya sebagai masalah kesehatan mental.

Tapi menurut saya itu karena penyakit seksual.

Oleh karena itu, ada lebih banyak kekhawatiran. Memperburuk gejalanya.” ujarnya.

(TribunNewsmaker.com/Candra)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com