Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Paskah 2024

Mengapa Yesus Disalib? Jumat Agung dan Penebusan Dosa Umat Manusia

Hari Jumat Agung merupakan hari peringatan penyaliban Yesus Kristus dan wafat di Bukit Golgota.

Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
Tribun Jatim/ The Guardian Nigeria
Ilustrasi Hari Paskah dan Jumat Agung. Mengapa Yesus Disalib? Jumat Agung dan Penebusan Dosa Umat Manusia 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyaliban merupakan salah satu bentuk eksekusi yang terkejam yang pernah ada di dunia.

Keberadaanya sudah ada sejak dahalu kala.

Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan saat menjelang kematian.

Dengan demikian, kematian merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh orang yang disalib.

Berbeda dengan cara eksekusi terpidana mati pada masa sekarang, proses penyaliban memerlukan waktu yang relatif lama sehingga saat-saat penderitaan menjadi panjang.

Lantas apa yang mendasari kenapa Yesus disalib dan tujuan penyaliban Yesus sebenarnya?

Semua peristiwa bersejara yang diperingatai sebagai Jumat Agung dimulai saat peristiwa sekira 2000 tahun lalu, Yesus membasuh kaki para rasul.

Setelah perjamuan terakhir, Yesus berdoa di Taman Getsemani.

Di sana, Yesus ditangkap, lalu di bawa ke pengadilan.

Di pengadilan yang digelar keesokan harinya, Yesus dijatuhi hukuman salib. 

Lantas apa yang terjadi saat Jumat Agung?

Pada hari itu, Yesus diadili, dinyatakan bersalah lalu dihukum salib oleh penguasa Romawi.

Hari Jumat Agung merupakan hari peringatan penyaliban Yesus Kristus dan wafat di Bukit Golgota.

Di pengadilan yang digelar keesokan harinya, Yesus dijatuhi hukuman salib. 

Lantas apa yang terjadi saat Jumat Agung?

Pada hari itu, Yesus diadili, dinyatakan bersalah lalu dihukum salib oleh penguasa Romawi.

Hari Jumat Agung merupakan hari peringatan penyaliban Yesus Kristus dan wafat di Bukit Golgota.

Yesus wafat di kayu salib sekira pukul 15.00.

Pada saat Jumat Agung, Gereja Katolik tekadang juga menggelar tablo, penyaliban Yesus.

Tablo merupakan pertunjukan lakon atau visualisasi. Di Gereja Katolik, biasanya ini ditampilkan saat Jalan Salib, pagi hari.

Jumat Agung Dalam Kitab Suci

Peristiwa pada Jumat Agung tertera dalam Alkitab.

Peristiwa pada Jumat Agung tertera dalam Alkitab.

Setelah sebelumnya mengadakan Perjamuan Malam (Matius 26:17-25, Markus 14:12-25, Lukas 22:7-23, Yohanes 13:21-30), Yesus bersama-sama dengan murid-murid-Nya pergi ke Taman Getsemani.

Di sana Yesus berdoa.

Setelah Yesus berdoa, maka datanglah Yudas, "dan bersama-sama serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi" Matius 26:47.

Yesus lalu dibawa ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi, di depan Imam Besar Kayafas.

Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati.

Tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta.

Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."

Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam.

Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."

Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."

Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?"

Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?" ( Matius 26:59-68)

Sementara itu Petrus yang mengikuti hingga di halaman Mahkamah Agama dikenali sebagai pengikut Yesus namun ia menyangkal tiga kali, dan pada saat itu berkokoklah ayam.

Petrus yang teringat apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. (Matius 26:75)

Yesus di hadapan Pilatus

Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?"

Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun.

Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"

Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran. ... Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?"

Kata mereka: "Barabas." Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" 

Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!"

Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"

Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!"

Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!"

Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. (Matius 27:11-14, 23-26)

Dalam Alkitab dituliskan secara lengkap juga bagaimana Yesus disiksa dan diolok-olok, Yesus disalibkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga.

Mengapa Yesus Harus Disalibkan

Yesus dihukum mati melalui salib karena penebusan dosa dan menyelamatkan manusia dari kebinasaan kekal.

Ide penyaliban Yesus bukanlah ide manusia, melainkan kehendak Allah demi menebus dosa manusia, dan menyelamatkan manusia kepada kehidupan yang kekal. Allah tahu bahwa manusia tidak akan pernah bisa menembus dosanya sendiri. Itu sebabnya dalam Perjanjian Lama di Alkitab, ketika seseorang berdosa, maka dia harus mengambil seekor hewan yang tak bercacat untuk dijadikan kurban sebagai penebusan dosanya.

Namun, hal itu tidak efektif di mata Allah karena sejak Perjanjian Lama pengorbanan itu sudah dilakukan tetapi manusia masih tetap jatuh dalam dosa. Artinya, manusia tetap menjadi tawanan dosa dan hamba iblis. Itu sebabnya, Yesus sendiri turun dari surga menjelma menjadi manusia yang tak bercacat.

Namanya Yesus, Ia menjadikan diri-Nya sebagai korban untuk penebusan dosa manusia sekali untuk selama-lamanya, dan barangsiapa yang percaya kepadaNya akan memperoleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Ada satu lagi keunikan penyaliban Yesus yang tidak dilakukan kepada terhukum yang lain, yaitu mahkota duri yang dipasang di kepalanya.

Mahkota berduri itu dengan jelas melambangkan kutukan dosa yang diletakkan di atas kepala-Nya sebagai pengorbanan yang sempurna untuk menebus dosa-dosa manusia sehingga kutukan yang dijatuhkan karena dosa Adam dan Hawa yang diucapkan atas bumi ini dapat disingkirkan bagi siapa yang percaya kepada-Nya.

Dengan kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya, Yesus telah mengambil alih kembali kuasa atas maut yang sempat jatuh ke tangan setan karena dosa Adam dan Hawa.

Sekarang kita memiliki kuasa atas dosa dan setan.

Dalam nama Yesus, semua telah ditaklukan dan dikalahkan.

Ini adalah kabar baik bagi semua orang!

Demikian pula Paulus mengatakan bahwa “salib Kristus” adalah batu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Demikian fakta Alkitab tentang Salib dan alasan mengapa Yesus dihukum salib.

Tayang di Tribunjambi.com

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved