Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Cerita 3 Srikandi Asal Sulawesi Utara Selama Jadi Atlet Panahan

Tiga srikandi asal Sulawesi Utara bercerita awal mula mereka terjun sebagai Atlet Panahan.

Dokumentasi Tribun Manado
Atlet panahan saat hadir dalamPodcast di Studio Tribun Manado, Jumat (22/3/2024). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tiga srikandi asal Sulawesi Utara bercerita awal mula mereka terjun sebagai Atlet Panahan.

Mereka adalah Emily Sradaputta, Siannie Sradaputta dan Injil Rumondor.

Mereka bercerita awal mula tertarik hingga menjadi atlet panahan pada acara Tribun Podcast di Studio Tribun Manado, Sulawesi Utara, Jumat (22/3/2024).

Berikut beberapa isi dari podcast tersebut :

Awal mula terjun di dunia atlet panahan ?
Emily - Waktu itu zaman sekolah kan masa covid-19, lalu waktu itu lagi kosong, tidak tau mau buat apa. Kebetulan adik saya duluan ikut latihan , saya coba juga ikut latihan ternyata saya juga suka, akhirnya mulai fokus.

Siannie - Kalau saya waktu umur 9 tahun sudah ikut sampai sekarang umur 19 tahun jadi cukup lama, awal itu dilatih oleh papa.

Kenapa sampai tertarik jadi atlet panahan ?
Siannie - awalnya juga saya tidak tau, saya juga tidak punya panutan, cuman liat sebagai mainan saja, seru-seruan karena waktu itu kan masih kecil, lama kelamaan ditekuni.

Injil - Awalnya tidak pernah sama sekali karena memang belum terlalu dikenal di Sulawesi Utara, pas dengar ada di Sulut jadi tertarik.

Emily - Awalnya cuman tau saja, for fun tapi lama kelamaan juga langsung tertarik.

Injil - awalnya diajak teman, mau gak ikutan, saya coba liat ternyata keren juga jadi saya coba ikut.

Apa perbedaan Compound, Recurve dan Nasional ?
Emily - Kalau busur Nasional dan Recurve itu modelnya sama cuman berbeda di bahan, kalau recurve bagian pegangannya itu dari besi dan lebih kaku.

Siannie - kalau Compound itu versi modern dari recurve dna nasional, jadi lebih banyak teknologinya dan ini juga lebih kuat.

Apakah atlet harus menguasai itu semua ?
Siannie - biasnya hanya kuasai satu saja, karena beda busur beda tekniknya juga. Jadi lebih bagus fokus ke satu saja supaya lebih unggul disitu.

Berapa harga busur panah tersebut ?
Emily - tergantung brandnya, untuk yang baru seperti ini sekitar Rp 800 ribu tapi kalau yang lebih tinggi bisa Rp 2 jutaan, kalau yang merek bagus biasanya kita impor dari Korea. Kalau yang compound itu mahal juga bisa berkisar Rp 50 - 100 jutaan.

Persiapannya seperti apa ? Latihan dimana ?
Siannie - kita latihan setiap hari, tapi kalau tidak ada kejuaraan kita tetap latihan tapi tidak intens. Kalau latihan biasanya di area bahu mall.

Bisa jelaskan perbedaan ketiganya itu ?
Emily - kalau recurve tekniknya kita pakai tiga jari untuk tarik talinya. Untuk selebihnya penilaian dan lain-lain itu sama. Kalau recurve itu lebih tertantang saja sih.

Injil - kalau saya di Nasional itu kalau bahan pegangannya itu dari kayu, kalau yang recurve kan pakai besi.

Siannie - kalau Compound itu kalau dibilang "lebih gampang" dibandingkan yang lain, kalau yang lain itu lebih banyak tantangannya, kalau compound karena sudah banyak teknologinya jadi kesalahan itu kurang.

Kejuaraan yang paling berkesan ?
Siannie - kalau dari saya mungkin porprov ya, waktu itu kan saya masih kelas 11 jadi masih sekolah. Apalagi kejuaraan itu sangat besar. Dapat dispensasi juga dari sekolah karena latihan buat kejuaraan itu.

Injil - sama juga waktu di Porprov. Waktu latihan itu sangat minim, cuman beberapa bulan, singkat sekali. Lalu suasananya juga sangat kekeluargaan sekali. Jadi paling berkesan lah. Saya dapat satu medali emas.

Emily - saya juga Porprov, itu terasa berat sekali rasanya. Apalagi saya waktu itu juga mengajar, sambil latihan saya mengajar juga jadi cukup berat tapi, itulah proses.

Apa yang sangat dilatih saat jadi atlet panahan ?
Emily - sebenarnya lebih ke mindset, banyak teknik juga dan kesabaran itu paling penting juga. Fisik juga harus sehat apalagi kekuatan tangan dan badan harus sehat.

Siannie - kalau persian yang pasti latihan lebih keras.

Injil - kalau lagi lomba jangan makan banyak, itu saja sih.

Aktivitas selain jadi atlet panahan seperti apa ? Kalau sekolah apakah support ?
Emily - kalau saya sudah kerja lalu melatih anak-anak juga untuk jadi atlet panahan

Injil dan Siannie - kalau rutinitas biasa, ya sekolah.

Ada kejuaraan yang akan diikuti dalam waktu dekat ini ? Persiapannya sudah sejauh mana
Siannie - Bulan April ada Popda atau Popkab itu di Minahasa, jadi ada lomba buat masuk ke Porkab. Persiapannya juga sudah mulai intens lagi. Biasanya latihan waktu weekend.

Emily - Kalau Popda hanya untuk SD, SMP dan SMA

Injil - persiapan itu sudah dilakukan sejak bulan Februari lalu.

Respon teman-teman kalian soal panahan seperti apa ?

Injil - mereka biasanya kepo sih, tanya sana sini soal panahan, kurang lebih seperti itu sih.

Berapa pendapatan menjadi atlet panahan?
Emily - tergantung kompetisinya, jadi dapat hadiahnya. Misalnya Warprov kemarin satu medali gold itu sekitar Rp 20 jutaan.

Berapa banyak minat anak muda Sulut di Cabang Olahraga Panahan ?

Emily - kalau dibilang ada, sudah ada tapi tidak sebanyak penggemar sepak bola atau olahraga lainnya, fans mereka juga banyak. Lalu alatnya juga masih cukup mahal.

Bagaimana cara join ke SS Archery ?
Emily - ada biaya registrasi dan biaya perbulannya, semua umur kita terima. Kalau ikut lomba Nasional itu batasan umur sekitar 17 - 18 tahun, kalau yang dua itu tergantung penyelenggaraannya.

Harapan ke depan buat cabang olahraga Panahan di Sulut ?
Siannie - Semoga lebih berkembang terus, banyak orang yang tertarik dan lebih banyak kompetisi lagi kedepannya.

Injil - semakin banyak peminat, semakin banyak yang sadar kalau panahan bukan sekedar menarik busur saja tapi ada keseruan tersendiri.

Emily - untuk kedepannya semoga ada banyak support, dan semoga bisa berkembang dan olahraga ini tidak hilang dari Sulut.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved