Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemilu 2024

Pileg DPR RI Dapil Jakarta I: Mardani-Putra Nababan-Habiburokhman Peraih Suara Terbanyak

Mardani Ali Sera, Anis Byarwati, Putra Nababan, Sondang Tampubolon, Eko Hendro Purnomo dan Habiburokhman masih kukuh di Dapil Jakarta I.

Editor: Lodie Tombeg
Kolase Tribun Manado
Mardani Ali Sera, Putra Nababan, dan Habiburokhman. Caleg petahana masih kukuh di Dapil Jakarta I. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Calon legislatif petahana seperti Mardani Ali Sera, Anis Byarwati, Putra Nababan, Sondang Tampubolon, Eko Hendro Purnomo dan Habiburokhman masih kukuh di Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta I.

Dapil ini meliputi Kota Jakarta Timur pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dikutip dari Kompas.id, caleg petahana itu mendapatkan 176.584 suara, tertinggi dibandingkan caleg-caleg lainnya.

Di bawah Mardani, terdapat caleg dari PDI Perjuangan, Putra Nababan dengan 105.559 suara, diikuti oleh Habiburokhman dari Partai Gerindra yang memperoleh 96.914 suara.

Adapun ada enam kursi DPR diperebutkan di Dapil DKI Jakarta I. Caleg yang akan melaju ke Senayan belum dapat dipastikan karena akan ditentukan saat rekapitulasi tingkat nasional KPU RI.

Daftar 10 caleg dengan suara terbanyak di Dapil DKI Jakarta I berdasarkan hasil rekapitulasi KPU DKI Jakarta:

  • Mardani Ali Sera (PKS): 176.584 suara
  • Putra Nababan (PDI-P): 105.559 suara
  • Habiburokhman (Gerindra): 96.914 suara
  • Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio (PAN): 93.673 suara
  • Hasbiallah Ilyas (PKB): 80.895 suara
  • Sondang Tampubolon (PDI-P): 68.370 suara
  • Anis Byarwati (PKS): 64.304 suara
  • Faldo Maldini (PSI): 56.725 suara
  • Ahmad Ali (Nasdem): 56.364 suara
  • Ario Bimo Nandito alias Dito Ariotedjo (Golkar) 55.560 suara

Anggota DPR RI Dapil Jakarta I (2019-2024):

  • Anis Byarwati - PKS
  • Mardani Ali Sera - PKS
  • Putra Nababan - PDI-P
  • Sondang Tampubolon - PDIP
  • Eko Hendro Purnomo - PAN
  • Habiburokhman - Gerindra

Mardani menjadi caleg pengumpul suara terbanyak di Dapil Jakarta I. Berikut profile singkat caleg petahana dari PKS ini.

Dikutip dari wikipedia.org, Dr H Mardani, MEng (lahir 9 April 1968), sering dikenal sebagai Mardani Ali Sera.

Adalah seorang akademisi dan politisi Indonesia dari PKS. Saat ini, ia menjabat sebagai Anggota DPR-RI sejak 2017 dan dari 2011 hingga 2014 mewakili daerah pemilihan Jawa Barat VII (2011–2014, 2017–2019) dan DKI Jakarta I (2019–sekarang). Ia juga mengajar sebagai dosen di Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Datang dari keluarga Betawi, Mardani melewati masa kecil dan menyelesaikan pendidikan menengahnya di Jakarta.

Karakter kemipimpinannya mulai tampak sewaktu memimpin ekstrakurikuler kerohanian Islam (Rohis) di SMA Negeri 1 Jakarta. Terjun dalam pergerakan tarbiah sewaktu kuliah di Universitas Indonesia, ia menunjukkan perhatiannya dalam politik.

Mardani menjabat sebagai anggota DPR-RI dua periode, meskipun hasil pemilihan umum legislatif Indonesia 2009 dan 2014 tidak mengantarnya ke DPR.

Pada 2011, Mardani dilantik sebagai anggota DPR menggantikan Arifinto yang mengundurkan diri. Pada 2017, Mardani mengisi kekosongan kursi yang ditinggalkan Sa'duddin.

Pada pemilu legislatif 2019 Mardani Ali Sera yang juga Penggagas gerakan #2019GantiPresiden berhasil lolos masuk parlemen melalui daerah pemilihan DKI 1 (Jakarta Timur) dengan perolehan suara yang menyakinkan 155.285 suara.

Kehidupan awal

Mardani lahir di Jakarta pada 9 April 1968 dari pasangan M Ali Sera dan Rohati. Ia menghabiskan masa kecilnya di Galur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Pendidikan dasar hingga menengahnya diselesaikan di Jakarta. Saat bersekolah di SMA Negeri 1 Jakarta, Ia aktif berorganisasi melalui ekstrakurikuler kerohanian Islam (Rohis) dan pernah diamanahkan sebagai Ketua Seksi Rohis untuk OSIS.

Memasuki jenjang perguruan tinggi, Mardani diterima di program sarjana Jurusan Teknik Mesin, Universitas Indonesia pada 1987. Selama di kampus, ia aktif dalam bidang komunikasi media sebagai jurnalis FTUI.

Sewaktu masih kuliah, ia menikahi istrinya, Siti Oniah pada 8 September 1991. Setelah lulus dari UI, Mardani mulai mengajar untuk Universitas Mercu Buana.

Tamat S-1, ia melanjutkan pendidikan pasca-sarjana dan doktoral di Universitas Teknologi Malaysia, masing-masing diselesaikan pada 2000 dan 2004 dengan jurusan yang sama yakni teknik mesin.

Pada masa awal pendirian Partai Keadilan (PK), Mardani duduk sebagai anggota Pusat Informasi Partai (PIP) di Johor Baru, Malaysia. Pada 2000, ia masuk dalam kepengurusan PIP ketika PK telah berganti nama menjadi PKS.

Sejak kembali ke Tanah Air pada 2003, Mardani terlibat dalam kepengurusan partai mulai dari tingkat kecamatan hingga pusat. Pada 2005, ia diangkat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP PK sampai 2010.

Sejak 2011, ia diamanahkan sebagai Ketua DPP PKS Bidang Koordinasi Kehumasan. Di internal PKS, sosoknya terkenal dengan disiplin dalam administrasi, dianggap sebagai sosok yang sangat taat hukum dan aturan.

Menjelang pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017, PKS sempat mendeklarasikan Mardani sebagai bakal calon untuk dipasangkan dengan Sandiaga Uno. Namun, memasuki hari pendaftaran calon, PKS yang berkoalisi dengan Gerindra mengumumkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai kandidat yang diusung dalam pemilihan.

Walaupun urung maju dalam pemilihan, Mardani dianggap memiliki kebesaran hati karena bersedia mengetuai tim pemenangan dan pada saat yang sama PKS tak memaksakan mencalonkan kader sendiri.

Saat Anies dan Sandiaga dinyatakan menang dalam hitung cepat, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut Mardani sebagai "panglima pemenangan". Mardani dianggap secara cerdas mampu membuat akar rumput PKS di Jakarta rapat dan solid memenangkan Anies–Sandi. (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved