Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Sosok Kukuh Haryanto Pengamen yang Jadi Caleg dengan Suara Terbanyak Sementara, Pantas SBY Senang

Kukuh Haryanto adalah caleg asal Wonogiri dari Demokrat untuk Pileg DPRD Wonogiri dengan suara terbanyak sementara di partainya.

|
Editor: Indry Panigoro
(Tribun)
Inilah sosok Kukuh Haryanto, caleg asal Wonogiri yang dikabarkan mendapat suara terbanyak untuk Pileg DPRD Wonogiri. 

Selain itu, meledaknya konten video dia bernyanyi di TikTok juga mampu menambah senjata untuk menarik para pemilih, apalagi lagu yang dinyanyikan merupakan ciptaannya sendiri dengan bentuk jingle atau lagu pendek.

Tagline yang dia usung sekaligus menjadi lirik di lagunya: mboten saget nyangoni, mboten purun janjeni (tidak bisa memberika uang saku, tidak boleh menjanjikan), membuat masyarakat di dunia maya atau netizen memberikan suara dan dukungan moral kepada Kukuh.

"Kampanye yang banyak di TikTok, konten (video).

Media sosial dari konten dan live-live.

Saya itu sarananya ya TikTok itu.

Ya, sama ngamen door to door itu," ucapnya dikutip dari Banyumas.com, Kamis (22/2/2024).

Inilah sosok Kukuh Haryanto, caleg asal Wonogiri yang dikabarkan mendapat suara terbanyak untuk Pileg DPRD Wonogiri.
Inilah sosok Kukuh Haryanto, caleg asal Wonogiri yang dikabarkan mendapat suara terbanyak untuk Pileg DPRD Wonogiri. (Tribun)

Bahkan, ada satu momen pada saat Kukuh menerima undangan pertemuan dengan konstituen, malah ketika pulang dia membawa pulang kebutuhan untuk makan sehari-hari.

"Saya itu nyanyi, kampanye, kudune nyogok (memberi uang) malah disogok (diberi). Malah disawer.

Ada undangan, saya tidak bawa apa-apa, ketika pulang malah digawani (dikasih) beras, tempe buntelan, tempe benguk, melon, digawan-gawani.

Karena mereka tahu lagu saya, mboten saget nyangoni, mboten purun janjeni," jelasnya.

Sebelum benar-benar menjadikan mengamen sebagai pekerjaan utama, usai lulus sekolah menengah kejuruan Kukuh pernah bekerja di sebuah pabrik tekstil sekira pada tahun 2007.

Dirasa gajinya kurang, tak bisa mencukupi kebutuhannya, pada akhir pekan, dia ngamen di sekitar Kawasan Monumen Nasional (Monas).

Baru beberapa tahun kerja di pabrik, ada pengurangan karyawan.

Kukuh jadi salah satu karyawan yang di-PHK.

Namun, dia masih tetap bertahan di ibu kota.

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved