Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Doa Islam

Doa dan Dzikir Setelah Sholat Jumat, Bacaan ke Tujuh Sering Diabaikan Padahal Banyak Manfaat

Dalam artikel ini Anda bisa melihat bacaan doa dan dzikir setelah sholat yang dirangkum TRIBUNMANADO.CO.ID.

|
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Kolase Tribun Manado
Sholat Jumat 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pada hari Jumat ada waktu ketika seorang hamba boleh meminta kepada Allah apa saja yang diinginkannya pada jam tersebut, maka Allah akan mengabulkannya dan tidak menolaknya, selama ia tidak menginginkan keburukan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Muhammad bersabda: "Setiap Jumat para malaikat akan berdiri di depan pintu masjid untuk mencatat nama-nama orang secara berurutan (berdasarkan waktu kehadirannya pada Salat Jumat) dan ketika khatib duduk di mimbar, malaikat akan menutup catatan tersebut dan mendengarkan khotbah."

Salat Jumat (bahasa Arab: صَلَاة ٱلْجُمُعَة, Ṣalāt al-Jumuʿah) adalah salat yang diselenggarakan oleh Muslim pria setiap hari Jumat menggantikan Salat Zuhur.

Umat muslim mendirikan salat lima waktu mengikuti gerak semu matahari tanpa memandang zona waktu.

Di negara-negara Muslim, Jumat umumnya ditetapkan sebagai hari libur mingguan, sementara lainnya menetapkan Jumat sebagai hari sekolah dan kerja setengah hari.

Kegiatan ini dihukumi wajib.

Selain membaca doa saat sholat, umat islam juga bisa membaca doa dan dzikir setelah sholat Jumat.

Berikut ini adalah doa dan dzikir setelah sholat.

Bacaan doa dan dzikir setelah ini bisa Anda amalkan usai melaksanakan sholat.

Bacalah doa tersebut dan dapatkan manfaat dari keutamaan membaca doa dan dzikir setelah sholat.

Dalam artikel ini Anda bisa melihat bacaan doa dan dzikir setelah sholat yang dirangkum TRIBUNMANADO.CO.ID.

Doa dan dzikir setelah sholat ini merupakan bagian dari konten TribunEvergreen.

1. Beristighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

Astagh-firullah 3x

Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.

Artinya:

“Aku minta ampun kepada Allah,” (3x).

“Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”

Faedah: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika selesai dari shalatnya beliau beristighfar sebanyak tiga kali dan membaca dzikir di atas. Al Auza’i menyatakan bahwa bacaan istighfar adalah astaghfirullah, astaghfirullah. [1]

2. Membaca Tahlil

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Allahumma laa maani’a limaa a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.

Artinya:

“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.”[2]

3. Bacaan dzikir setelah tahlil

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyaah. Lahun ni’mah wa lahul fadhlu wa lahuts tsanaaul hasan.

Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun.

Artinya:
“Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci.”

Faedah: Dikatakan oleh ‘Abdullah bin Zubair, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca tahlil (laa ilaha illallah) di akhir shalat.

4. Baca Tasbih, Tahmid, Takbir dan Tahlil

(33x) سُبْحَانَ اللهِ 

(33x) اَلْحَمْدُ لِلَّهِ

(33x) اَللهُ أَكْبَرُ

اَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

Subhanallah (33x)

Al hamdulillah (33x)

Allahu akbar (33 x)

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Artinya:

“Maha Suci Allah (33 x), segala puji bagi Allah (33 x), Allah Maha Besar (33 x). Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan. Bagi-Nya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Faedah: Siapa yang membaca dzikir di atas, maka dosa-dosanya diampuni walau sebanyak buih di lautan.[5] Kata Imam Nawawi rahimahullah, tekstual hadits menunjukkan bahwa bacaan Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu akbar, masing-masing dibaca 33 kali secara terpisah.

5. Membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu).

Faedah: Siapa membaca ayat Kursi setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.

6. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu).

Faedah: Tiga surat ini disebut mu’awwidzot.

7. Baca doa ini

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala

Artinya:

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (Dibaca setelah salam dari shalat Shubuh)[9]

Semoga bisa diamalkan.

(TribunStyle.Com/Putri Asti)

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved