Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

Ahok Sebut Jokowi Tak Bisa Kerja dan Pertanyakan Bukti Kerja Gibran, Ngaku Lebih Tahu

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kini jadi sorotan lantaran menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.

Editor: Ventrico Nonutu
Kolase TribunManado
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kanan). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Politisi PDIP, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kini jadi sorotan.

Pasalnya Ahok menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.

Pernyataan Ahok tersebut pun direspons oleh berbagai kalangan.

Diantaranya ada Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman.

Habiburokhman buka suara soal pernyataan Ahok yang viral belakangan ini.

Habiburokhman mengatakan, pernyataan dari mantan Gubernur DKI periode 2014-2017 itu tidak perlu ditanggapi.

Dia membiarkan masyarakat yang menilai pernyataan tersebut.

"Ya itu kan penilaian. Ya, orang tinggal menilai saja Ahok itu seperti apa. Kita kembalikan ke masyarakat," kata Habiburokhman di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2024). 

Habiburokhman menerangkan bahwa pernyataan Ahok yang menyebutkan Presiden Jokowi tak bisa kerja dianggap tidak ilmiah. 

Sebab, terang Habiburokhman, berdasarkan kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi yang diterima oleh pihaknya, mencapai 80 persen.

"Saya juga tahu dulu pernah sama-sama di Gerindra. Saya juga pernah mendukung beliau di 2012. Saya juga tahu kualitas dia seperti apa," terang Habiburokhman. 

"Ya tidak bisa kerja juga ini orang cuma bisa omon-omon," imbuhnya. 

Diketahui, beredar viral video di media sosial X, yakni mantan Komisaris Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mempertanyakan Presiden Jokowi tak bisa kerja dan menyebut calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka tak bisa kerja selama Wali Kota Solo.

Video pernyataan Ahok ini viral di media sosial dan mendapat tanggapan pedas warga net pada Selasa (6/2/2024). 

Awalnya, dalam video terlihat Ahok menjawab pertanyaan warga dalam acara yang berlatar belakang Paslon 3 Ganjar-Mahfud MD.

Kemudian, Ahok mengungkit adik perempuannya tidak mau memilih Ganjar dan memilih Prabowo Subianto.

Lalu, Ahok menjelaskan bahwa dalam soal memilih Presiden, dia menyebut tidak memilih Presiden yang tidak sehat, emosional dan tidak terbukti bisa kerja.

Ahok khawatir jika Gibran jadi cawapres.

Dia juga mempertanyakan bukti kerja Gibran selama jadi Wali Kota Solo.

Dengan entengnya, Ahok juga mempertanyakan Jokowi bisa bekerja.

Ahok menyebut dirinya lebih tahu soal kinerja Jokowi.

Nusron Wahid Menyesal Pernah Bela Ahok

Politisi Golkar Nusron Wahid mengaku menyesal pernah membela Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tersangkut kasus penistaan agama di Pilkada DKI Jakarta lalu.

Pernyataan itu dilontarkan Nusron Wahid usai Ahok melontarkan kritik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (6/2/2024).

Ahok menyebut Presiden Jokowi tidak bisa bekerja selama menjadi Presiden RI.

Nusron Wahid mengatakan sindiran Ahok tidak perlu ditanggapi lebih lanjut. Sebab menurutnya karakteristik Ahok memang kerap membuat gaduh.

"Ahok itu tidak usah ditanggapi. Karena dia kerjaannya hanya bisa ngomong dan bikin gaduh saja dari dulu," kata Nusron, Selasa (6/2/2024) seperti dikutip Tribunnews.com.

Nusron mengakui sempat mendukung Ahok ketika menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun kini, Nusron mencabut dukungan tersebut.

Nusron bahkan menyebut Ahok kini menjadi beban masyarakat karena kerap memberi pernyataan kontroversial.

"Dulu saya belain karena saya anggap aset bangsa. Ternyata sekarang menjadi beban masyarakat atas masa lalunya," imbuhnya.

Nusron lantas menyinggung Ahok yang tidak pernah belajar dari kesalahan masa lalu. Ia menyebut, Ahok hingga kini masih gemar membuat keresahan masyarakat.

"Orang kayak dia dari dulu hobinya bikin keresahan masyarakat tapi gak pernah belajar," kata Nusron.

Diketahui saat Pilkada DKI Jakarta 2016 lalu Nusron Wahid gencar membela Ahok.

Dikutip dari Kompas.com Nusron Wahid, mengaku sudah melihat secara utuh rekaman video kegiatan Gubernur DKI Jakarta Ahok di Pulau Seribu yang berdurasi satu jam.

Dari rekaman utuh satu jam itu, kata dia, tidak ada satu pun rangkaian kalimat yang menyatakan Ahok melakukan penistaan terhadap Al Quran.

Menurut Ketua PBNU ini, Ahok justru memberikan edukasi kepada rakyat agar memilih secara cerdas.

Ahok mengedukasi warga agar jangan mau dibohongi oleh orang yang mempolitisasi agama.

"Jadi, yang dituju atau dimaksud Ahok adalah orang yang membohongi. Bukan berarti ayat Al Maidah yang bohong," kata Nusron Wahid dalam keterangan tertulis, Jumat (7/10/2016).

"Justru Ahok menempatkan ayat suci secara sakral dan adiluhung. Bukan alat agitasi dan kampanye yang mendiskreditkan," ujarnya.

Nusron berpendapat, video yang disebarkan dan menuduh Ahok telah menistakan Al Quran sengaja dipotong.

Hal itu dianggap Nusron menimbulkan mispersepsi dan intepretasi yang bias dan dikembangkan di masyarakat.

"Cara-cara seperti ini sunggih picik, tidak fair, dan tidak beradab. Cara-cara ini sangat tidak sesuai akhlakul karimah," ucap mantan Ketua Gerakan Pemuda Ansor ini.

Nusron menambahkan, kalau memang Ahok melakukan kesalahan, pasti sudah ada yang memberitakan dan mempersoalkan.

Bahkan, masyarakat Kepulauan Seribu yang hadir juga pasti keberatan kalau memang betul Ahok melakukan seperti apa yang dituduhkan.

"Tapi ini sudah lebih dari seminggu berlalu, baru dimunculkan dengan dipotong secara tidak utuh. Jadi sungguh mengada-ada, dan ada unsur kesengajaan dengan memotong rekaman untuk dijadikan bahan menyerang Ahok," ujarnya.

Seandainya masalah tersebut masih dipersoalkan, apalagi ada yang menggugatnya, Nusron menegaskan siap mendampingi Ahok.

"Faktanya sangat kuat kok. Yang hadir banyak dan menyaksikan. Konteksnya jelas, dan tidak ada unsur penistaan. Penggalan dan konteksnya juga relevan kok, jangan mau terjebak dengan politisasi pakai ayat," kata dia.

Pernyataan Ahok yang mengutip ayat suci itu mendapat respons keras sejumlah kalangan.

Kelompok yang menamakan diri Advokat Cinta Tanah Air bahkan melaporkan Ahok ke Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta.

Ahoker pilih dukung Prabowo-Gibran

Sementara itu, sejumlah Ahoker klaim balik arah dan memutuskan mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Deklarasi mendukung Prabowo-Gibran yang dilontarkan sejumlah orang yang mengklaim sebagai Ahoker itu terjadi usai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memutuskan mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Dalam video yang didapat Warta Kota Senin (5/2/2024) terlihat sejumlah orang yang mengatasnamakan pendukung Ahok mengaku balik arah mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Salah satu yang melakukan deklarasi tersebut ialah seorang advokat sekaligus mantan pengacara Ahok di tahun 2017 lalu yakni C. Suhadi.

Suhadi mengatakan bahwa pernyataan Ahok yang mendukung Ganjar Pranowo tidak berdampak apapun dengan sejumlah Ahoker.

“Buktinya saya Ahoker tapi saya memutuskan di 02, dan saya pembina pasukan juga yang punya teman-teman semuanya Ahoker terutama dari Solmed itu sekarang ada di 02. Dulunya memang pendukung Ahok,” ucapnya.

Maka kata Suhadi, pernyataan Ahoker dukung Ganjar Pranowo dinilai tidak tepat. Sebab sebagian pendukung memilih mengikuti jejak Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Diketahui C Suhadi merupakan Relawan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saipul Hidayat (Badja) saat Pilkada 2017 lalu.

Saat itu, Suhadi juga pernah melaporkan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ke Bareskrim Polri demi Ahok.

Diketahui Ahok baru-baru ini memutuskan mundur sebagai Komisaris Utama PT Pertamina agar dapat memberikan dukungan maksimal untuk Ganjar-Mahfud.

"Iya, saya kira ini kesempatan saya seumur hidup ya. Bahwa kalau kita tidak memperjuangkan Mas Ganjar, kita akan menyesal seumur hidup nanti," ucap Ahok, saat ditemui di GBK.

Dia menyampaikan, Ganjar adalah calon presiden yang paling pantas menjadi presiden 2024.

Karenanya, Ahok memilih mundur agar bisa ikut memperjuangkan Ganjar dalam kontestasi Pemilu 2024. Ahok menjelaskan, jika tidak mundur tak bisa ikut kampanye.

"Iya, saya kira ini kesempatan saya seumur hidup ya. Bahwa kalau kita tidak memperjuangkan Mas Ganjar, kita akan menyesal seumur hidup nanti," ucap Ahok, saat ditemui di GBK.

Dia menyampaikan, Ganjar adalah calon presiden yang paling pantas menjadi presiden 2024.

Karenanya, Ahok memilih mundur agar bisa ikut memperjuangkan Ganjar dalam kontestasi Pemilu 2024. Ahok menjelaskan, jika tidak mundur tak bisa ikut kampanye.

Pasalnya, konstitusi mensyaratkan semua pejabat BUMN wajib mundur jika mendukung pasangan calon tertentu dan ikut kampanye.

"Kita selalu diajari untuk taat konstitusi. Konstitusi mengatur siapapun yang ikut kampanye dan anggota BUMN wajib mundur. Saya taat pada konstitusi, saya memutuskan keluar untuk memperjuangkan Mas Ganjar," tutur Ahok.

Telah tayang di Tribun-Medan.com

Baca Berita Lainnya di Google News

Baca Berita Terbaru Tribun Manado KLIK INI

Sumber: TribunMedan.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved