Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Banjir di Manado

Kisah Warga Perumahan Relokasi Pandu Saat Banjir Bandang Manado 2014, Pilih Pindah 4 Tahun Kemudian

Hengky mengatakan bahwa banjir bandang tersebut merupakan bencana terbesar kedua di Manado setelah banjir pada tahun 2000.

|
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Isvara Savitri
Hengky Sampel, warga Perumahan Relokasi Pandu, Mapanget, Manado, Sulawesi Utara, Senin (15/1/2024). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Banjir bandang yang terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara pada 15 Januari 2014 menjadi kenangan tak terlupakan bagi sebagian orang.

Hengky Sampel (62), merupakan satu dari sekian warga yang mengalami banjir bandang 2014.

Saat itu, ia tinggal di sekitar daerah Aliran Sungai (DAS) Sawangan di Kecamatan Paal Dua.

Baca juga: Sudah Diingatkan Warga, Fortuner Malah Tetap Nekat Terabas Banjir, Begini Endingnya

Hengky mengatakan bahwa banjir bandang tersebut merupakan bencana terbesar kedua di Manado setelah banjir pada tahun 2000.

"Tapi 2014 itu lebih besar, mungkin 5-15 meter itu," ujar Hengky ketika ditemui Tribunmanado.co.id, Senin (5/1/2024).

Bahkan, antena televisi Hengky yang berada di atap rumah ikut hilang karena banjir bandang tersebut.

Karena sudah sempat mengalami banjir di tahun 2000, saat itu Hengky sudah antisipasi dengan membangun rumah di sekitar Universitas Nusantara Manado, Jalan Lengkong Wuaya, Paal Dua, Manado.

Beruntung, keluarganya tak ada yang menjadi korban jiwa.

Kini, ia memutuskan tinggal di Perumahan Relokasi Pandu, Kecamatan Mapanget, Kota Manado.

Ia menjadi salah satu warga yang namanya masuk daftar penerima rumah di Perumahan Relokasi Pandu pada 2018.

Saat itu, ia memutuskan segera pindah.

Hidupnya di sana pun sudah cukup mapan, terlihat dari adanya warung kelontong yang berdiri di bagian depan rumahnya.

Meski begitu, ia mengaku masih ada beberapa tetangganya di Paal Dua yang masih belum mau pindah ke Perumahan Relokasi Pandu.

Padahal, mereka juga mengalami banjir bandang pada 2014.

"Padahal ini sudah diberikan secara gratis oleh pemerintah. Fasilitas juga sudah cukup lengkap," tutur Hengky.(*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved