Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado Travel

Pesona Hutan Mangrove Desa Ekowisata Bahoi di Minut Sulawesi Utara, Begini Kondisi Terbarunya

Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di hutan mangrove Desa Bahoi mengedepankan desain ramah lingkungan.

|
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Isvara Savitri
Hutan mangrove Desa Bahoi, Likupang Barat, Minut, Sulawesi Utara 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sulawesi Utara dikenal dengan kekayaan alam yang melimpah.

Bukan hanya itu, alam Sulut terkenal dengan keindahan dan keasriannya.

Wisata alam Sulut masih mengandalkan dua hal tersebut.

Baca juga: Berita Foto, Kondisi Wisata Hutan Mangrove Park Bahowo Minut Sulawesi Utara

Hutan mangrove Desa Bahoi, Likupang Barat, Minut, Sulawesi Utara
Hutan mangrove Desa Bahoi, Likupang Barat, Minut, Sulawesi Utara (Tribun Manado/Isvara Savitri)

Misalnya saja di Desa Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara.

Bahoi memang dikenal sebagai satu dari beberapa desa wisata di Minut yang berkelanjutan (ekowisata)

Pasalnya, Desa Bahoi mengandalkan pesona alam mulai dari hutan mangrove, kawasan pasir putih, pemandangan desa yang asri, hingga pesona bawah lautnya.

Salah satu yang menjadi andalan adalah hutan mangrove.

Hutan mangrove di sana tumbuh secara alami, tanpa campur tangan manusia.

Bahkan ketika berjalan di jembatan, wisatawan akan menemukan beberapa pohon mangrove yang tidak dipangkas.

Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di hutan mangrove Desa Bahoi mengedepankan desain ramah lingkungan.

Berjalan lebih jauh ke dalam, pengunjung bisa menemukan sisa-sisa abrasi.

di sana ada sejumlah gubuk yang rusak diterjang ombak, gapura, hingga perahu.

Pemandangan tersebut akan membuka mata pengunjung kondisi akan dampak abrasi jika tidak ditangani secara serius.

Untuk menuju ke Desa Bahoi, pengunjung perlu menggunakan kendaraan pribadi karena tak ada transportasi umum.

Jarak tempuh jika dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado adalah 40 kilometer.

Dengan jarak tersebut, wisatawan akan menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam.

Jika hanya ingin mengunjungi hutan mangrove, wisatawan tak dipungut biaya sepeserpun.

Namun jika ingin menginap, wisatawan bisa menyewa kamar di homestay yang disewakan warga setempat dengan harga mulai dari Rp150 ribu.(*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved