Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Israel Palestina

PM Israel Netanyahu Kukuh pada Keinginan untuk Kendalikan Gaza, Palestina: Tak akan Ada Perdamaian

Keinginan Benjamin Netanyahu untuk kuasai Gaza ditentang keras Otoritas Palestina dan dihalau sekutu Israel sendiri Amerika Serikat. 

Editor: Rizali Posumah
(Time of Israel)
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan tengah melakukan inspeksi atau sidak ke markas pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berada di jalur Gaza Utara. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terung mengkungkapkan keinginannya agar Israel dapat mengendalikan Gaza jika serangan terhadap wilayah Palestina itu berakhir. 

Keinginan Benjamin Netanyahu ini ditentang keras Otoritas Palestina dan dihalau sekutu Israel sendiri, Amerika Serikat. 

Gaza sudah pernah dididuki Israel pada sejak 1967 dan pada tahun 2007 wilayah itu mulai diblokase. 

Pihak Amerika Serikat sendiri ingin agar Otoritas Palestina memerintah di Gaza saat perang usai, bukan Israel

Namun Benjamin Netanyahu ingin pemerintahnya diberi hak untuk mengendalikan Gaza

Selain itu, Benjamin Netanyahu juga menginginkan agar Koridor Philadelphi yang menjadi perbatasan Gaza-Mesir berada dalam kuasa Israel.

Juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, dengan tegas menentang upaya Netanyahu itu.

Nabil Abu Rudeineh menegaskan tak akan ada perdamaian atau stabilitas jika pendudukan Israel atas wilayah Palestina, termasuk Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur, tidak diakhiri sepenuhnya.

Dilansir kantor berita Palestina, WAFA, Abu Rudeineh menekankan, prioritas nasional pertama saat ini adalah menghentikan agresi Israel di Gaza.

Selain itu, menghentikan serangan-serangan yang dilakukan milisi dan pemukim Israel yang didukung tentara Israel, terhadap kota-kota, desa-desa, dan kamp-kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat.

“Ketimbang mempersenjatai Israel, pemerintah AS seharusnya bertanggung jawab untuk mencapai keamanan dan stabilitas, tak hanya di Palestina, tetapi juga menghindari eskalasi dari tensi yang terjadi di wilayah ini,” ujar Abu Rudeineh, Minggu (31/12/2023).

“Amerika Serikat memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan resolusi legitimasi internasional dan memaksa Israel untuk menghentikan agresinya,” tambahnya.

Ia juga menegaskan, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) adalah satu-satunya perwakilan rakyat Palestina, dan simbol dari kemerdekaan dan kedaulatan mereka.

Israel membumihanguskan Gaza dengan dalih untuk menghancurkan Hamas, yang melancarkan aksi ke wilayah Zionis itu pada 7 Oktober.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengungkapkan serangan Israel sejak 7 Oktober telah membunuh lebih dari 21.000 orang, yang kebanyakan anak-anak serta perempuan.

Sementara Israel mengeklaim serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober menewaskan 1.139 orang, diralat dari sebelumnya 1.405 orang.

Di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967, penindasan Israel terhadap warga Palestina terus berlanjut, di tengah hujan darah di Gaza.

Dilansir WAFA, Minggu, para pemukim ilegal Israel melakukan penyerangan terhadap warga Palestina di wilayah Masafer Yata di sebelah selatan Tepi Barat.

Pada Minggu malam waktu setempat, tentara Israel melukai remaja Palestina dengan peluru tajam, serta menahan pria 60 tahun dengan putranya, dalam sebuah penyerbuan di Bani Na’im, Hebron.

Dilansir Al Jazeera, sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas akibat serangan pasukan Israel di Tepi Barat mencapai sedikitnya 319 orang termasuk 83 anak-anak per 31 Desember 2023 per pukul 17.00 WIB.

Kenali Masa Kedaluwarsa Cokelat Agar Aman Dikonsumsi

SUMBER: https://www.kompas.tv/internasional/473500/palestina-menentang-upaya-netanyahu-kontrol-gaza-tak-ada-perdamaian-tanpa-akhiri-pendudukan-israel?page=all

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved