Kaleidoskop Sulut 2023
5 Berita Heboh di Sulawesi Utara 2023: Bemo Tewas, Harga Rica Tinggi, Kecelakaan Maut Hasy Kaunang
Telah dirangkum Tribun Manado berikut ini 5 berita yang heboh di Sulawesi Utara (Sulut) sepanjang tahun 2023.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Dewangga Ardhiananta
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut 5 berita yang heboh di Sulawesi Utara (Sulut) sepanjang tahun 2023.
Sepanjang 2023 banyak kejadian atau berita yang menjadi perhatian masyarakat Sulut.
Peristiwa kriminal, kecelakaan hingga naiknya harga kebutuan bahan pokok telah terjadi Sulawesi Utara di 2023 ini.
Salah satunya yakni kasus pembunuhan Bemo preman Manado.
Selain itu, tingginya harga rica akhir-akhir ini juga sering menjadi perbincangan warga Sulut.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Besok Minggu 31 Desember 2023, BMKG: 29 Wilayah Waspada Hujan Lebat
Baca juga: Kecelakaan Maut Hari Ini, 1 Orang Tewas, Mobil Tabrak Truk Tronton Hingga Masuk Kolong
Ini 5 berita heboh di Sulawesi Utara 2023:
1. Bemo Tewas
Bemo yang merupakan seorang preman Manado yang tewas ditikam oleh Noval Nur.
Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Ternate Baru, Kecamatan Singkil, Manado, Sulawesi Utara, pada Minggu (17/12/2023) malam.
Bemo tewas setelah mendapat tikaman pada bagian dada korban.
Kapolsek Singkil Ipda Nicky Winerungan, menyebut, tikaman pelaku tembus hingga ke jantung korban.
Awalnya tersangka dan korban terlibat perkelahian.
Korban kala itu maju untuk menghadapi tersangka bersama dengan kawanannya.
Di situ terjadi perkelahian, korban lantas ditikam ke arah dada sebelah kanan oleh tersangka dengan senjata tajam.
Akibat dari tikaman tersebut korban mundur, tidak lama kemudian langsung terjatuh dan kakak korban yang pada saat itu bersama-sama berusaha melindungi korban.
Usai menikam, tersangka langsung melarikan diri, sementara warga lainnya langsung menolong korban.
Mereka meminta pertolongan kepada masyarakat yang ada di sekitar dan langsung dibawa ke rumah sakit medical center dan meminta pertolongan warga untuk menghubungi pihak kepolisian.
Namun, nyawa Bemo tak terselamatkan.
2. Harga Rica Tinggi
Terungkap penyebab harga rica atau cabai di Sulawesi Utara (Sulut) tinggi.
Diketahui, harga rata-rata rica di Sulawesi Utara di atas Rp 150 ribu per kilogram.
Kepala Perwakilan BI Sulawesi Utara, Andry Prasmuko, menyampaikan penyabab tingginya harga rica di Sulut.
Andry Prasmuko mengungkapkan penyebab harga rica tinggi karena permintaan yang besar.
Harga cabai rawit (rica) di Sulawesi Utara sangat tinggi.
Pasca Natal, harga rata-rata di atas Rp 150 ribu per kilogram.
"Ini momentum Natal dan menjelang tahun baru.
Hari biasa saja kan kebutuhannya besar, apalagi ini Natal, lebih banyak lagi," ujar Andry usai penyerahan bibit cabai rawit kepada masyarakat Titiwungen, Manado di Masjid Firdaus, Rabu (27/12/2023).
Tingginya permintaan sementara stok dalam daerah tidak mencukupi, membuat harga naik.
Padahal, produksi cabai rawit alias rica di luar daerah seperti Jawa Timur, Gorontalo, mulai kembali normal.
"Harga saat ini di Jawa sudah di bawah Rp 100 ribu per kilogram," kata Andry lagi.
Ia mengklaim produksi membaik seiring berakhirnya fenomena musim El Nino.
Kepala Dinas Pertanian Manado, M Sofyan, mengatakan luasan tanah rica di Manado sangat terbatas.
"Kita hanya punya belasan hektar yang dikelola kelompok tani," kata Sofyan.
Kapasitas produksi rata-rata 8-10 ton per sekali panen.
"Jumlah itu tidak cukup untuk kebutuhan harian di Manado," kata Agustiono Salindeho, petani rica.
Karena itu, masyarakat perlu menanam sendiri untuk kebutuhan harian.
"Paling tidak dia sudah tidak beli rica lagi untuk kebutuhan dapurnya sehari-hari.
Sangat membantu," katanya.
3. Tiga Warga Bitung Tewas
Tiga orang warga Bitung, Sulawesi Utara, tewas setelah meneguk minuman keras (miras) oplosan.
Tiga korban meneguk miras oplosan di dua lokasi berbeda.
Korban Findri Jumbe (29) dan Yongli Sumaa (32), diduga konsumsi miras oplosan di tempat kos mereka yang berada di Kelurahan Madidir Unet, pada Rabu (20/12/2023) sekitar pukul 14.00 Wita.
Sedangkan korban ketiga Edgar Davis Lumisang (18) seorang nelayan, pada hari Selasa (19/12/2023) bersama sejumlah rekannya konsumsi miras oplosan di rumah korban kompleks Kolombo Kelurahan Bitung Barat 2 Kecamatan Maesa.
Mereka konsumsi miras oplosan mulai hari Selasa (19/12).
Kemudian berlanjut hingga Jumat (22/12/2023) subuh pukul 03.30 Wita.
Terinformasi miras oplosan yang mereka konsumsi cap tikus, dicampur dengan minuman lainnya.
Seperti sprite, bir bintang, bir bintang zero dan kuku bima.
Korban Findri Jumbe (29) dan Yongli Sumaa (32), bersama dua rekannya konsumsi miras oplosan hari Rabu (20/12/2023) pukul 14.00 wita.
Pada hari Kamis (21/12/2023), usai konsumsi miras korban Findri Jumbe masuk ke dalam kamar.
Ia kemudian alami tidak selera makan dan mengeluhkan yang dialami ke istrinya Natalia Lolaroh (30).
Jumat (22/12/2023), pukul 08.00 wita korban mutah-muntah dan keluhkan sakit perut.
Jumat sore, sang istri dan keluarga korban membawa ke Rumah Sakit Budi Mulia Bitung.
Naas apa yang dialami Findri, pada Jumat malam meninggal dunia.
Sementara Korban Yongli Suma, pada Jumat (22/12/2023) siang menghubungi Marisa Hengkengbala, menyampaikan kalau ia alami muntah-muntah.
Satu jam kemudian, saksi tiba di tempat kos korban dan mengeluhkan sakit perut.
Sore jelang malam, sekitar pukul 18.00 wita saksi bawa korban Yongli ke Rumah Sakit Budi Mulia Bitung.
Sempat mendapat penanganan medis, namun malang pada pukul 22.00 Wita oleh dokter jaga rumah sakit sampaikan korban meninggal dunia.
Korban Edgar Davis Lumisang (18) seorang nelayan, hari Selasa hingga Jumat (19-22/12/2023) di rumahnya kompleks Kolombo Kelurahan Bitung Barat 2 Kecamatan Maesa Bitung konsumsi miras oplosan bersama sejumlah rekannya.
Jumat pukul 7 pagi korban alami muntah-muntah dan kejang-kejang.
Laku pada sore harinya, korban dibawa keluarganya ke Rumah Sakit Budi Mulia Bitung dan pukul 23.00 wita malam terkonfirmasi meninggal dunia.
4. Bentrok Dua Kelompok
Terjadi bentrok dua kelompok masyarakat di Kota Bitung, Sulaweis Utara, pada Sabtu (25/11/2023) sore.
Bentrokan ini berlangsung hingga malam hari.
Menyebabkan seorang meninggal dan seorang lagi kritis.
Peristiwa bentrokan terjadi saat salah satu kelompok massa menggelar acara budaya dalam rangka peringatan ulang tahun salah satu organisasi kemasyarakatan.
Saat itu mereka berpawai keliling kota, dan rencananya akan ditutup pada pukul 19.30 Wita dengan doa untuk perdamaian dunia.
Namun, saat melakukan pawai tersebut, kelompok itu bertemu dengan kelompok lain yang menggelar unjuk rasa bela Palestina.
Lantas terjadilah kesalahpahaman antara keduanya, dan berujung bentrok.
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, dan tokoh masyarakat serta agama segera menyerukan perdamaian.
Petugas keamanan berjaga dengan mengerahkan pasukan gabunganseusai bentrokan terjadi.
Wali Kota Bitung Maurits Mantiri pun langsung berkoordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bitung, Polres Bitung, serta Komando Distrik Militer (Kodim) 1310/Bitung.
Deklarasi perdamaian pun diserukan anggota FKUB dengan mengatasnamakan Makatana Minahasa dan BSM di Gelanggang Olahraga Manembo-nembo.
5. Serda Hasy Kaunang Meninggal Kecelakaan
Kronologi kecelakaan yang mengakibatkan anggota TNI Serda Hasy Kaunang meninggal.
Diketahui korban mengalami kecelakaan di Jalan Raya Manado-Bitung, Kelurahan Sagerat, Kecamatan Matuari, Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) pada Senin 20 November 2023 pagi.
Serda Hasy Kaunang mengendarai motor sendirian dan motor korban roboh ke sebelah kiri.
Berdasarkan keterangan warga sekitar di tempat kejadian kecelakaan, sempat mendengar suara brakkk.
Helm yang dipakai korban terpental masuk ke dalam got.
Berikut data dihimpun dari berbagai sumber, kronologi awal insiden kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Manado-Bitung, Kelurahan Sagerat, Kecamatan Matuari, Bitung, Sulut, Senin (20/11/2023).
Akibat peristiwa itu, anggota TNI Serda Hasy Kaunang personel Guskamla Koarmada II yang bermarkas di Bitung tewas.
Almarhumah Serda Hasy Kaunang, tercatat merupakan warga Lingkungan 1 RT 2, Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulut.
Serda Hasy Kaunang berusia 23 tahun, lahir di Manado 6 Maret 2000.
Korban bertolak dari Manado ke Bitung menggunakan sepeda motor warna hitam merk Honda Beat dengan nopol DB 6264 MW pada Senin (20/11/2023).
Korban mengendarai motor sendiri saja.
Sekitar pukul 04.30 Wita, melintas di tempat kejadian perkara (TKP) dan mengalami kecelakaan, di Jalan Raya Bitung Manado di Kelurahan Sagerat, Kecamatan Matuari, Bitung.
Motor korban roboh ke sebelah kiri.
Hingga berita ini dirangkum, Polisi masih melakukan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan ke beberapa saksi mata.
Di tempat kejadian, banyak darah keluar dari tubuh korban.
Di saat bersamaan warga yang rumahnya di dekat TKP, sempat mendengar bunyi brakkk.
Dan saat saksi perempuan bernama Iska keluar, sudah banyak orang berkerumun.
Helm yang dipakai korban, menurut saksi di tempat kejadian terpental masuk dalam got.
Korban lalu dievakuasi pakai mobil patroli Polsek Matuari ke Rumah sakit manembo-nembo (RSMN) Bitung dan meninggal di rumah sakit.
Polisi dari Satlantas Polres Bitung, melakukan olah tempat kejadian perkara.
Mereka nampak melakukan pengukuran di tengah jalan dan memeriksa saksi-saksi yang lebih dari tiga orang.
Di rumah sakit, terinformasi korban di visum kemudian di bawah ke rumah duma di Manado pakai menggunakan mobil jenazah TNI AL, di kawal mobil patroli Pom.
AKP Riyan Wahyuningtiyas SIK Kasatlantas Polres Bitung, membenarkan telah terjadi peristiwa kecelakaan lalulintas (Lakalantas) di wilayah Hukum Polres Bitung.
"Untuk kasus ini sedang kami dalami," kata AKP Riyan Wahyuningtiyas.
Kecelakaan lalu lintas menyebabkan pemotor perempuan meninggal dunia, viral di sosial media.
(TribunManado.co.id)
Baca Berita Tribun Manado di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.