Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Rica di Sulut

Petani Beberkan Alasan Melambungnya Harga Cabai Rawit di Kotamobagu dan Sekitarnya

Salah satu petani asal Kotamobagu yakni Rian Kaeng membeberkan bahwa harga yang melambung dikarenakan hanya sedikit petani cabai rawit yang berhasil.

Penulis: Sujarpin Dondo | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/HO
Tanaman cabai rawit yang hampir gagal panen di Kotamobagu, Sulawesi Utara, Rabu (27/12/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU - Harga cabai rawit di beberapa pasar tradisional yang ada di Kotamobagu dan sekitarnya tembus di angka Rp 210 ribu per kilogram.

Petani cabai rawit pun membeberkan alasan harga cabai rawit melambung tinggi di tengah perayaan Natal dan tahun baru 2024.

Salah satu petani asal Kotamobagu yakni Rian Kaeng membeberkan bahwa harga yang melambung dikarenakan hanya sedikit petani cabai rawit yang berhasil panen.

"Saat musim tanam kita berada di fase el Nino dimana curah hujan sangat kurang, bahkan sumber air untuk mengairi bedeng sangat minim, " ucapnya.

Rian juga menjelaskan bahwa rata-rata petani yang berhasil panen adalah petani yang berada di dataran rendah dan masih dekat dengan sumber air.

"Untuk petani cabai rawit di gunung sudah dipastikan gagal panen, sementara saya beruntung bisa panen karena hanya berada di belakang kampung dan sumber akses air sedikit mudah," ucapnya.

Rian menceritakan pengalamannya saat sebelum panen.

Ketika itu, dirinya pernah beberapa kali bangun tengah malam untuk menambah air yang jaraknya sedikit jauh.

"Saat El Nino lalu, saya ingat tengah malam harus bangun untuk menimbah air yang jaraknya cukup jauh dari kebun cabai rawitnya agar tidak kekurangan air," jelasnya.

Tapi di balik perjuangan itu, Rian yang juga berprofesi sebagai salah satu guru di SDN 2 Kelurahan Matali mengaku lelahnya terbayar saat panen.

Baca juga: Usai Natal, Warga Manado Serbu Wakeke, Buru Tinutuan dan Ikan Nike

Baca juga: Gempa Terkini Siang Ini Rabu 27 Desember 2023, Baru Saja Guncang di Laut, Info BMKG Magnitudonya

"Panen pertama harga cabai rawit baru Rp 80 ribu sekitar Oktober lalu dan hingga saat ini sudah tembus Rp 200 ribu," ucapnya.

Rian mengaku dirinya menjual cabai rawit kepada pengepul dengan harga Rp 140 ribu.

Bahkan, ada juga yang menawar hingga Rp 160 ribu per kilogramnya.

"Meski ada pengepul, saya prioritaskan masyarakat di sekitaran dulu. Seperti saat ini saya banting harga Rp 150 ribu per kilogram," jelasnya.

Rian juga mengatakan bahwa panen cabai rawit saat ini adalah berkah Natal untuk dirinya.

jfjglfdkd
Tanaman cabai rawit yang hampir gagal panen di Kotamobagu, Sulawesi Utara, Rabu (27/12/2023).

"Yah panen kali ini berkah Natal juga bagi saya yang merayakan, " jelasnya sambil tersenyum.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved