Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minut Sulawesi Utara

Ajak Kaum Muda Hadapi Perubahan Iklim, YAPEKA Gelar Workshop di Desa Bahoi Minut

Organisasi nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan, YAPEKA, menggelar Workshop for the Future Climate Heroes.

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Alpen Martinus
HO
YAPEKA menggelar Workshop for the Future Climate di Desa Bahoi, Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Senin (11/12/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Organisasi nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan, YAPEKA, menggelar Workshop for the Future Climate Heroes.

Workshop tersebut merupakan diskusi lintas generasi dan institusi yang membahas soal perubahan iklim di pesisir dan pulau-pulau kecil.

Bertempat di Desa Bahoi, Minahasa Utara, kegiatan yang diikuti oleh sekitar 20 peserta ini membahas soal isu perubahan lingkungan yang ada di kawasan Indonesia Timur termasuk di Sulawesi Utara.

Baca juga: Presiden Jokowi Berikan Kuliah Umum di Stanford University AS, Bahas Topik Perubahan Iklim

Dalam workshop kali ini, banyak isu di Indonesia Timur yang dibahas.

Direktur Konservasi dan Keberlanjutan YAPEKA, Agustinus Wijayanto, mengatakan bahwa isu di Indonesia Timur penting untuk dibahas karena letaknya berada di kawasan Wallacea yang memiliki keanekaragaman hayati melimpah.

Sama seperti wilayah lainnya, Indonesia Timur juga mendapatkan berbagai tekanan seperti pembukaan lahan untuk perkebunan, pertanian, hingga pembangunan industri.

Selain itu di pesisir dan laut, ada pengambilan sumber daya alam dengan cara destruktif dan penangkapan ikan secara ilegal untuk kepentingan jangka pendek.

Tak hanya itu, perubahan iklim turut menggerus sumber daya alam khususnya di laut seperti kawasan mangrove, padang lamun, hingga terumbu karang.

Tak hanya kualitas alam yang turun, faktor-faktor di atas turut mempengaruhi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat khususnya yang ada di wilayah terdampak.

"Untuk itu perlu upaya nyata guna mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim," jelas Agus, Senin (11/12/2023).

Dalam workshop kali ini, terlihat instansi terkait, universitas, LSM, dan masyarakat memiliki perspektif bervariasi terkait permasalahan yang ada di daerahnya sendiri.

Namun yang sama, mereka merasakan dampak perubahan iklim.

"Misalnya ketika kondisi cuaca buruk untuk melaut, maka perlu alternatif mata pencaharian," tambah Agus.

Untuk itu, pemerintah perlu membuat kebijakan lebih kuat dalam pengendalian dan penanganan perubahan iklim.

Kedepannya, YAPEKA akan terus bekerja sama dengan seluruh pihak untuk memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim yang tak bisa dielakkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved