Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Viral Jajajan Es Batu Panggang, Dianjurkan Makan saat Masih Panas, Pakar Bantah Klaim Produk Khas

Keunikan dari es batu panggang ini membuatnya menjadi fenomena makanan viral di dunia maya.

Editor: Alexander Pattyranie
TikTok/creepypill
Kolase foto tangkapan layar video Viral Jajajan Es Batu Panggang, Dianjurkan Makan saat Masih Panas, Pakar Bantah Klaim Produk Khas. 

Setelah bumbu dan es batu tercampur merata, penjual menuangkan es batu panggang ke mangkuk kertas untuk pembelinya.

Meski terlihat aneh, makanan ini membutuhkan kemampuan memasak yang khusus karena menggabungkan es batu dingin dengan alat bakaran yang panas.

Triknya adalah, penjual harus mengatur api yang digunakan agar tidak terlalu besar dan membakar seluruh es.

Selain itu, es juga tidak mudah meleleh karena ukurannya cukup besar.

Pembeli dianjurkan memakan es batu panggang setelah matang saat masih panas.

Makanan ini akan terasa sangat pedas.

Media lokal China menyebut makanan ini cocok bagi perempuan yang lebih suka membuat makanan sederhana dari sisa masakan dan makanan siap saji daripada memasak dari bahan-bahan mentah.

Ilustrasi Es Batu
Ilustrasi Es Batu (KOMPAS.COM)

Sebelum es batu panggang menjadi makanan viral di China, warga Negeri Tirai Bambu lebih dulu mengenal masakan batu tumis.

Batuan sungai ditumis dengan minyak cabai, saus bawang, bawang putih, dan campuran rempah-rempah.

Masakan ini dimakan dengan cara dihisap untuk mendapatkan rasanya dan memuntahkan kembali batu tadi.

Kedua makanan ini tampak mirip dengan makanan kuno China bernama suodiu yang berarti "hisap dan buang".

Dilansir dari Dailymail (8/12/2023), suodiu diduga berasal dari Provinsi Hubei di China tengah selama berabad-abad yang lalu.

Di provinsi tersebut, para nelayan setempat mengumpulkan batu untuk dimakan ketika mereka kehabisan makanan.

Batu dipanaskan dalam wajan dan dilumuri bumbu, termasuk bawang putih dan cabai.

Suodiu disajikan dengan campuran sayuran yang empuk.

Masakan ini memiliki rasa amis alami sehingga meningkatkan rasa pada sayuran.

(TribunJatim.com)

Baca berita lainnya di: Google News

Sumber: TribunJatim.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved