Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

74 Hari Menuju Pilpres 2024 - Ray Rangkuti Saran 3 Paslon Urai Sisi Negatif Visi Misi saat Kampanye

Anies Baswedan - Muhaimin, Prabowo Subianto - Gibran dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD diharapkan mengeksplor sisi negatif dari visi misi lawan politik.

Editor: Lodie Tombeg
Rahmat W Nugraha
Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti. Anies Baswedan - Muhaimin, Prabowo Subianto - Gibran dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD diharapkan mengeksplor sisi negatif dari visi misi lawan politik. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Kampanye Pilpres 2024 telah memasuki hari ke-4 pada Jumat (1/12/2023). Tiga pasangan capres-cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD diharapkan mengeksplor sisi negatif dari visi misi lawan politik.

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD memanfaatkan komentum kampanye untuk bertemu dengan masyarakat.

Sedangkan paslon nomor 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming belum turun kampanye tiga hari awal. Kedua masih sibuk dengan kegiatan sebagai Menteri Pertahanan dan Wali Kota Solo.

Saran kampanye negatif penting itu dilontarkan pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti.

Dia menyebutkan bahwa kampanye positif dan negatif penting untuk bangsa Indonesia.

Diketahui sesuai aturan para caleg hingga capres-cawapres telah diperbolehkan untuk berkampanye sejak 28 November 2023.

Mulanya Ray menyebutkan bahwa kampanye ada tiga jenis. Pertama kampanye positif, kampanye negatif serta kampanye hitam.

Ia menjelaskan bahwa kampanye hitam dilarang karena itu tidak memiliki data dan bersifat fitnah.

"Tapi yang dua ini penting kampanye negatif dan positif. Kalau yang positif tentu memberikan informasi terkait visi misi dan lainnya," kata Ray dalam diskusi bertajuk Kampanye Pilpres, Politik Gemoy vs Politik Gagasan, dikutip Jumat (1/12/2023).

Kampanye negatif kata Ray, sebaliknya mengurai sisi negatif dari sisi positif tersebut. Yang tentunya disertai dengan data dan fakta.

Atas dasar itulah ia mengkritisi arahan KPU bahwa kampanye tidak perlu tegang-tegangan atau santun. Menurutnya bangsa Indonesia terlalu banyak basa-basi.

Sebaliknya tidak pernah berlatih secara jelas untuk berbeda. Selalu ingin dibuat dalam sama dalam satu scope.

Ia menegaskan bahwa pentingnya pemilu dan demokrasi untuk menyatakan perbedaan. Dan perbedaan itulah yang dikontestasikan.

"Itulah demokrasi kita menyatakan kita berbeda tapi di level gagasan. Bukan di level senjata. Maka dari itu adu gagasan," tegasnya.

Menurutnya jika kampanye hanya ada positif. Yang terjadi kampanye kecap alias janji-janji manis.

"Maka dari itu kampanye negatif bagian dari pendidikan politik dan perlu didorong," tandasnya.

(Tribunews/Rahmat W Nugraha)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved