Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

76 Hari Menuju Pilpres 2024: Peretas Jual Data Pemilih, Ini Kekhawatiran TPN Ganjar-Mahfud

Pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD menanggapi peretasan data pemilih di situs Komisi Pemilihan Umum (PKU).

Editor: Lodie Tombeg
Tribunews/Fersianus Waku
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo - Mahfud MD menanggapi dugaan peretasan situs KPU yang membobol data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tanggerang, Banten, Rabu (29/11/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Data pemilih Pemilu dan Pilpres 2025 diretas dari situs Komisi Pemilihan Umum (KPU). Si peretas menjual data tersebut dengan harga 2BTC atau 74 ribu dolar AS (Rp 1,14 miliar).

Pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD menanggapi peretasan data pemilih di situs Komisi Pemilihan Umum (PKU).

Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar- Mahfud, Andika Perkasa khawatir keputusan KPU RI nantinya bisa diintervensi.

Hal ini merespons dugaan peretasan situs KPU yang membobol data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Andika khawatir sebab data pemilih berada di tangan orang yang tidak memiliki kewenangannya.

"Sangat mungkin ini digunakan untuk melakukan intervensi terhadap keputusan-keputusan KPU sendiri nantinya," kata Andika saat jumpa pers di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tanggerang, Banten, Rabu (29/11/2023).

Dia meminta KPU untuk melakukan pencarian sumber masalah untuk dijelaskan secara detail ke publik.

"Sehingga data yang sudah terambil ini tidak bisa digunakan untuk misalnya mengintervensi apapun keputusan KPU, khususnya yang hubungannya dengan digital nanti," ujar Andika.

Jumpa pers ini digelar sepulang mendampingi Ganjar melakukan kampanye perdananya di Merauke, Papua Selatan pada Selasa (28/11/2023).

Dalam jumpa pers, Andika didampingi Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud yang lain, yakni Gatot Eddy Pramono dan Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB).

Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, Direktur Hukum TPN, Ronny Talapessy, Ketua Tim Pemenangan Muda (TPM), Dharmaji Suradika, dan Mayjen (Purn) Purwo Sudaryanto juga turut mendampingi.

Andi Widjajanto merupakan mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI).

Sementara, Andika merupakan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI). Lalu, TGB adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) selama dua periode, yakni pada tahun 2008-2013 dan 2013-2018.

Sementara, Gatot adalah mantan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri).

Di sisi lain, ada Ronny Talapessy, pengacara Bharada Richard Eliezer atau Bharada E dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Lalu, Dharmaji atau yang akrab disapa Aji merupakan co-founder sekaligus CEO dari start-up nonprofit Pemimpin.id.

Kebocoran Data

Informasi kebocoran data milik KPU itu diketahui dari akun Jimbo di situs peretasan BreachForums yang diduga didapat dari situs KPU pada Senin (27/11/2023) sekira pukul 09.21 WIB.

Akun ini menampilkan beberapa tangkapan layar dari situs pengecekan DPT, https://cekdptonline.kpu.go.id/.

Data yang dibobol diklaim berupa nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanggal lahir, hingga alamat.

Pengunggah mengklaim memiliki lebih dari 250 juta (252.327.304) data. Dia menyediakan 500 ribu data sebagai sampel.

Sampel ini juga memuat data sejumlah pemilih yang berada di luar negeri. Penjahat siber ini menjual data tersebut dengan harga 2BTC atau 74 ribu dolar AS (Rp 1,14 miliar).

Bukan sekali ini saja KPU dihantam dugaan kebocoran data. Pada era hype Bjorka, 2022, 105 juta data KPU diduga dibocorkan. Berdasarkan penyelidikan saat itu, kebocoran data diklaim bukan berasal dari penyelenggara Pemilu.

(Fersianus Waku)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved