Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Torang Samua Basudara

Semboyan Torang Samua Basudara Bikin Warga Sulawesi Utara Saling Menyayangi, Sampai Ada Lagunya

Torang Samua Basudara merupakan semboyan yang menjadi ciri khas masyarakat Sulawesi Utara yang cinta damai dan toleran.

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rizali Posumah
nielton durado/tribun manado
Lokasi pendistrian di pusat Kota Manado, Sulawesi Utara. 

Slogan ini awalnya berasal dari kepedulian warga Minahasa terhadap tujuh orang perkasa yang menjadi tawanan penjajah Belanda pada waktu perang.

Ketujuh orang tersebut berasal dari suku Jawa dan diasingkan oleh penjajah di Sulawesi Utara tepatnya di Manado.

Mula-mula dari pengawasan penjajahan Belanda tersebut timbul kepedulian dan belas kasihan orang-orang Minahasa.

Mereka kemudian mulai mendekati tawanan Belanda itu dengan memberikan makanan dan pakaian.

Atas kepedulian tersebut, para tawanan Belanda yang berasal dari Jawa inipun mulai membaur bersama masyarakat lokal pada waktu itu sehingga mulai terjalin kasih.

Bahkan para tawanan Belanda inipun menikah bersama wanita-wanita asal Minahasa. 

Sebelum menikah biasanya para wanita ini membawa seekor ayam dan dua butir telur pada saat hari raya keagamaan umat Muslim.

Begitu pulah sebaliknya saat hari Natal para lelaki-lelaki ini kemudian mengunjungi keluarga wanita dengan membawa bahan yang sama di waktu Natal

Setelah menikah, mereka kemudian tinggal di suatu tempat di Wilayah Tondano.

Wilayah itu saat ini merupakan ibu Kota Kabupaten Minahasa tepatnya di kampung Jawa Tondano (Jaton).

Dari situlah mulai terjalin persudaraan antara perbedaan suku di masyarakat Minahasa, dan dari situlah mulai dikenal dengan slogan Torang Samua basudara. (*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini

 

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved