Pilpres 2024
77 Hari Menuju Pilpres 2024 - Cerita Anies Kampanye di Tanah Merah: Naik Motor hingga Memori 2017
Anies mengendarai sepeda motor bersama istrinya Fery Farhati ke lokasi kampanye. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tiba di Kampung Tanah Merah.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Pesta demokrasi Pilpres 2024 memasuki babak baru. Hari pertama kampanye, Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menemui masyarakat Kampung Tanah Merah, Jakarta Utara, Selasa (28/11/2023).
Anies mengendarai sepeda motor bersama istrinya Fery Farhati ke lokasi kampanye. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tiba di Kampung Tanah Merah sekira pukul 09.20 WIB.
Warga yang melihat kedatangan Anies terlihat beramai-ramai mengikuti ke mana saja Anies pergi. Mereka didominasi ibu-ibu dan anak-anak.
Arak-arakan warga Tanah Merah yang mengikuti Anies itu juga meneriaki Anies presiden. Arak-arakan juga diramaikan dengan pukulan pentungan oleh warga.
Bukan di panggung mewah, Anies menyapa warga Tanah Merah. Panggung berwarna hijau dengan ukuran tak besar itu menjadi titik kumpul Anies menyapa warga.
Dalam menyampaikan pidato politiknya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu lebih dulu menanyakan kepada masyarakat terkait harga bahan pokok maupun lapangan pekerjaan. Dia menjanjikan akan melakukan perubahan dengan kondisi sekarang.
"Apakah kita meneruskan kondisi sekarang atau kita mau melakukan perubahan? Apakah kita mau meneruskan kondisi sekarang atau perubahan," tanya Anies kepada masyarakat Kampung Tanah Merah, Selasa (28/11/2023).
"Perubahan," jawab warga yang hadir.
"Ibu-ibu, Bapak-bapak, kebutuhan pokok harganya murah apa mahal? Kita teruskan tidak? Kita teruskan yok? Lapangan pekerjaan sulit atau tidak? Kita teruskan yok?," tanya Anies kembali.
"Mahal... Tidak (diteruskan)," jawab masyarakat.
Kemudian, Anies mengajak masyarakat untuk memilih pasangan Anies-Muhaimin sebagai cara mendapatkan perubahan. Dia juga mengingat masyarakat untuk tidak memperjual belikan suaranya.
"Yang membawa perubahan nomor berapa?nomor berapa? jadi pilih yang mana?," tanya Anies.
"Setuju," jawab masyarakat.
"Jadi ingat-ingat, itu waktunya cuma lima jam. dan jangan dijual belikan hak untuk menentukan lima tahun ke depan. Ini untuk lima tahun jangan dijual belikan. Kalau dijual belikan nanti menyesal dan ketika menyesal kita nunggu lagi," jelas Anies.
"Cuma lima jam waktunya itu. Jam berapa mulainya? Jam 8, selesai jam? Jam 1. Sudah cuma itu saja. Tapi dari lima jam itu, lima tahun ke depan ditentukan arah kita. Mari kita dorong perubahan, siap?," jelas dia.
Kedekatan Emosional
Anies mengatakan bahwa Tanah Merah, Jakarta Utara merupakan wilayah yang pertama kali memulai kampanye saat dirinya mencalonkan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2017. Maka itu, ia memiliki kedekatan emosional terhadap warga disana.
Warga Tanah Merah siap mendukung dan memenangkan pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berjanji akan membawa semangat dari Tanah Merah ke seluruh Indonesia.
Hal ini ditegaskan Capres yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu saat berkampanye di lokasi tersebut, Selasa (28/11).
"Kami sama-sama berjuang menghadirkan keadilan di Tanah Merah saat kita bertugas di Jakarta," kata Anies yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu.
"Sekarang, semangat menghadirkan keadilan dari Tanah Merah untuk tanah-tanah yang terpinggirkan di seluruh Indonesia, untuk warga-warga yang termarjinalkan di seluruh Indonesia," sambung Anies.
Setidaknya ada delapan mandat yang dititipkan warga Tanah Merah kepada pasangan yang didukung Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Warga Tanah Merah berharap Amin bisa menstabilkan harga kebutuhan pokok, memberikan hak dan kemudahan dalam pendidikan sampai bangku perkuliahan, memberikan kesejahteraan untuk petani, peternak dan nelayan.
Selanjutnya melindungi kaum perempuan dari diskriminasi, memperjuangkan hunian layak dengan tidak menggusur dan mengedepankan dialog dan nilai-nilai kemanusiaan, upah layak bagi buruh, menjamin kebebasan berekspresi dan memperhatikan kelompok adat, lansia dan kaum marjinal.
"Prinsip kita sederhana membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Ketika di Jakarta warga Tanah Merah dibantu supaya bisa sejajar dengan yang lain. Tapi kita tidak memusuhi yang besar untuk jadi kecil, betul? Tapi jangan biarkan yang kecil, kecil terus," jelas dia.
(Tribunews/Putri Dewanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.