Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen, 2 Raja-raja 16:1-20, Hidup Untuk Tuhan atau Manusia?

Pilihan yang diambil Ahab menegaskan sikap penolakannya terhadap Allah yang sejati, dan ia memilih untuk menyembah berhala-berhala mati

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
blog.cph.org
Renungan Harian Kristen, 2 Raja-raja 16:1-20, Hidup Untuk Tuhan atau Manusia? 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebagai orang percaya kepada Yesus Kristus, menjalani perintahnya adalah hal yang wajib dilakukan.

Melanggar berarti melakukan dosa, lantaran tak dikehendakiNya.

Renungan harian Kristen kali ini membantu kita belajar soal pilihan hidup.

Baca juga: Renungan Harian Keluarga Kristen, Amos 3:8, Penyambung Lidah Allah

Ayat referensi diambil dalam 2 Raja-raja 16:1-20
 
Kita selalu diperhadapkan pada pilihan. Salah satu pilihan dalam kehidupan adalah: Untuk siapa kita hidup, untuk Tuhan atau untuk manusia?

Ahab, raja Yehuda, diperhadapkan pada pilihan kepada siapa dia akan mengarahkan imannya.

Keputusan Ahab menentukan masa depan pemerintahannya.

Baca juga: Renungan Harian Kristen, Amos 3:8, Berani Bertindak Benar

Ahab mewarisi takhta Kerajaan Yehuda dari Yotam, ayahnya ketika ia berumur dua puluh tahun.

Ia memerintah selama enam belas tahun (1-2). Ironisnya, sekalipun istana Ahab tidak jauh dari Bait Allah, ia tidak mau menyembah Tuhan Allah yang sejati.

Ia malahan memilih untuk hidup menurut perbuatan raja-raja Israel yang jahat, yaitu mempersembahkan anaknya sebagai kurban dalam api, serta mempersembahkan kurban kepada berhala (3-4).
 
Demi persekutuannya dengan raja Asyur, Ahab menyingkirkan peralatan persembahan kurban dan dekorasi di dalam Bait Allah (6-18).

Baca juga: Renungan Harian Kristen Matius 12:34b, Menjaga Mulut, Hati, dan Pikiran

Pilihan yang diambil Ahab menegaskan sikap penolakannya terhadap Allah yang sejati, dan ia memilih untuk menyembah berhala-berhala mati yang tidak berdaya.
 
Tindakan-tindakan yang dilakukan Ahab menunjukkan bagaimana ia memandang rendah hakikat dan keberadaan Allah dalam hidupnya.

Penulis Kitab Raja-raja membandingkan perbuatan Ahab dengan Raja Daud, leluhurnya, dan menunjukkan bagaimana tindakan Ahab dikategorikan sebagai "tidak melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahnya" (2).

Sebagai konsekuensi berat yang harus ditanggungnya, Ahab tidak mengalami berkat penyertaan Tuhan dalam hidupnya.
 
Sebagai manusia, mengapa kita perlu memiliki persekutuan yang hidup dengan Tuhan Yesus?

Mengapa kita perlu mengambil pilihan berdasarkan pengetahuan yang benar bagi kemuliaan Kristus?

Karena Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah supaya manusia dapat menjadi mitra kerja Allah dalam mengelola bumi (Kej. 1:26-27).

Kepada kita sebagai umat-Nya, Allah menjanjikan penyertaan dan pemeliharaan sehingga kita dapat memenuhi panggilan asali kita (Rm. 8:28-30).

Sekarang pilihan manakah yang akan kita ambil?

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved