Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Amos 3:7, Hamba yang Benar

Tapi tidak! Allah tetaplah Allah. Meski maha kuasa, tapi Dia sangat moderat dan kooperatif dengan manusia ciptaan dan buatan tangan-Nya.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Pexels.com
Renungan Harian Kristen Amos 3:7, Hamba yang Benar 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menjadi pengikut Kristus bukanlah hal yang mudah, banyak hal yang bisa jadi konsekuensi.

Satu di antaranya tidak memikirkan soal harta dan keinginan duniawi.

Berikut renungan harian Kristen dengan judul Hamba yang Benar.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Ibrani 11:6, Semuanya Dimulai dengan Iman

Ayat refersensi diambil dalam Amos 3:7

Allah kita sungguh luar biasa. Dia maha kuasa. Manusia, bumi, langit dan alam semesta, semua ciptaan-Nya.

Semua milik kepunyaan-Nya dan dalam kendali-Nya.

Tetapi, Allah yang sedemikian tinggi, agung dan mulia, tidak mentang-mentang.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Mazmur 55:23, Serahkan Semua pada Allah

Tidak otoriter dan tidak one man show (maunya kerja sendiri). Justru, Allah menghargai manusia.

Dia bermitra dan bekerja sama dengan manusia. Dia memberi contoh dan teladan yang sangat baik, bahwa Dia pun tidak bekerja sendiri, sekalipun segalanya dapat Dia lakukan tanpa bantuan manusia.

Tapi tidak! Allah tetaplah Allah. Meski maha kuasa, tapi Dia sangat moderat dan kooperatif dengan manusia ciptaan dan buatan tangan-Nya.

Dalam pekerjaan-Nya di dunia, Allah memakai manusia sebagai mitra kerja-Nya.

Baca juga: Renungan Harian Kristen, 2 Korintus 3:6a, Mengatasi Perasaan Tidak Mampu

Termasuk para nabi, rasul, imam dan kita yang dipanggil, dipilih dan ditetapkan-Nya sebagai hamba-Nya.

Allah berkenan memakai kita sebagai teman sekerja-Nya di dunia.

Segala keputusan, kehendak dan firman-Nya, disampaikan-Nya melalui para hamba-Nya, yang Dia pilih secara khusus untuk melayani Dia dalam segala keberadaan mereka, menurut cara Tuhan yang unik, spesial dan istimewa.

Nabi Amos adalah salah satu hamba Allah, yang dipakai-Nya untuk melayani Dia.

Sesuai kapasitasnya sebagai nabi, Amos menyampaikan firman Allah kepada umat-Nya.

Amos menjawab panggilan Allah untuk menegur dan memperingatkan mereka sesuai perintah Allah kepada umat Israel, tanpa kecuali, baik Yehuda (Israel Selatan), maupun Israel (Utara).

Dia menyampaikan kebenaran firman Allah kepada semua penguasa negeri, para raja, yakni Uzia raja Yehuda dan Yerobeam raja Israel, serta seluruh rakyat dan umat Israel dan Yehuda.

Agar mereka bertobat dari segala dosa mereka dan kembali datang kepada Allah.

Sebab, Allah telah menyatakannya kepada Amos, sebagai hamba-Nya sekaligus nabi Tuhan bahwa jika Israel, baik para rajanya maupun segenap umatnya tidak berbalik dari perbuatan yang jahat, mereka pasti dihukum.

Allah sekali-kali tidak akan berkompromi dengan dosa mereka.

Allah memakai Amos untuk menyatakan keputusan Allah, bahwa Allah akan segera menghukum Israel dan tidak segan-segan membuangnya kepada bangsa asing yang tidak mengenal Allah, untuk diperbudak seperti yang mereka rasakan di Mesir.

Amos sebagai nabi Allah menyatakan semua keputusan Allah itu tanpa kecuali dan tanpa takut dan gentar kepada kekuasaan raja Uzia dan Yerobeam yang jahat.

Dia dengan gagah berani menegur dan memperingatkan para pemimpin bangsa untuk bertobat dari kejahatannya.

Amos menyampaikan kebenaran, tanpa kompromi apalagi berkolusi dengan para pejabat atau penguasa.

Dia tidak takut dihukum atau kehilangan jabatan atau diasingkan oleh penguasa.

Dia tidak takut kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan materi, baik harta maupun kekayaan dan jabatan, karena mengeritik para pejabat yang sudah menjadi penjahat.

Itulah sebabnya, Allah memakai Amos hamba-Nya itu sebagai nabi Allah untuk menyatakan kehendak dan keputusan itu.

Amos, tidak mengecewakan Allah. Dia menyampaikan suara kenabian (profetis), tanpa berpikir keuntungan (profit).

Jadi, Amos sebagai hamba Tuhan, tidak "profit oriented" (orientasi keuntungan), tetapi "profet oriented" (orientasi suara kenabian).

Amos tidak memanfaatkan pelayanannya untuk mencari keuntungan, namun menyampaikan kebenaran Allah, meski pahit dan getir diterima dari perlakuan para pejabat yang sudah jadi penjahat dan orang-orang yang sudah jatuh dalam dosa dan kejahatannya.

Demikian firman Tuhan hari ini.

Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. (ay 7)

Sahabat Kristus, teladanilah Amos. Jangan ikuti jalan Uzia dan Yerobeam yang menjadi pejabat sekaligus penjahat.

Jangan berkompromi dengan yang jahat. Kehambaan kita jangan terbeli oleh harta, tahta atau kesenangan dunia lainnya.

Milikilah hati sebagai hamba seperti Amos. Beranilah menyampaikan suara kenabian (profetis), jangan cari aman untuk mendapatkan keuntungan (profit).

Janganlah hati kita melekat pada harta yang membuat kita kehilangan jati diri kehambaan pada Kristus.

Tapi, teguhlah menjadi hamba Allah yang setia, meski dihina, dicaci, difitnah, terancam dan teraniaya. Ingatlah, Tuhan tidak pernah tidur.

Dia maha adil. Dia akan menolong dan memenangkan kita, tepat dan indah pada waktunya.

Maka teruslah konsisten melakukan kebaikan dan kebenaran Allah.

Layanilah Dia dalam ketaatan dan kesetiaan. Pasti Tuhan menyertai dan memberkati kita selamanya. Amin

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved