Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Ayub 4:1-21, Dari Mana Penderitaan Datang?

Jika kita merenungkan penderitaan Tuhan Yesus, jelas sekali bahwa penderitaan seseorang tidak selalu merupakan akibat langsung dari dosanya.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
pexels
Renungan Harian Kristen Ayub 4:1-21, Dari Mana Penderitaan Datang? 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dalam menjalani kehidupan, kita manusia banyak diperhadapkan dengan penderitaan.

Banyak hal yang menyebabkan kita menghadapi penderitaan.

Berikut renungan harian Kristen berjudul Dari Mana Penderitaan Datang?

Baca juga: Renungan Harian Kristen Matius 27:1-10, Menyesal dan Bertobat

Ayat Referensi diambil dalam kitab Ayub 4:1-21; Ayub 5:1-27
 
Seringkah kita melihat orang jahat yang hidupnya tampak baik-baik saja, bahkan sukses?

Sebaliknya, seberapa sering kita melihat orang baik yang mengalami malapetaka?

Melihat fakta ini, kita bertanya, "Apakah mungkin orang benar menderita dan orang jahat diberkati?

Baca juga: Renungan Harian Keluarga Kristen, Amos 3:1, Umat yang Mendengar

Bukankah sepatutnya orang benar dilimpahi berkat dan orang jahat diganjar malapetaka?"
 
Pemikiran di atas adalah konsep teologis yang dipegang oleh Elifas ketika ia menanggapi penderitaan yang dialami oleh Ayub.

Elifas berpandangan bahwa penderitaan merupakan akibat langsung dari dosa. Karena itu, penderitaan yang dialami oleh Ayub pasti disebabkan oleh dosa yang ia perbuat di hadapan Tuhan.
 
Bagi Elifas, orang benar dan saleh tidak mungkin mengalami penderitaan hidup (4:7-8).

Baca juga: Renungan Harian Kristen Mazmur 34:4, Muliakanlah Tuhan

Meskipun Elifas berargumen bahwa pendapatnya didasarkan pada penglihatan supranatural (4:12-16), namun dapat dipastikan bahwa konsep itu tidak tepat dan tidak berasal dari Allah.

Atas pendapatnya itu, ia akan dikritik oleh Allah karena pendapatnya tidak mewakili kebenaran Allah (42:7).
 
Ada tiga kesalahan dalam konsep yang disampaikan Elifas.

Pertama, orang benar tidak akan pernah menderita.

Kedua, jikalau ada orang yang menderita, itu pasti karena ia dihukum atas dosanya (5:2-7).

Ketiga, karena Ayub menderita, pasti ada dosa yang ia lakukan dan Allah Yang Mahakuasa sedang menegurnya dengan keras (5:17).
 
Jika kita merenungkan penderitaan Tuhan Yesus, jelas sekali bahwa penderitaan seseorang tidak selalu merupakan akibat langsung dari dosanya.

Tidak terbantahkan lagi bahwa Yesus adalah Orang benar, bahkan Dia adalah Kebenaran itu sendiri.

Namun, dalam melayani di dunia ini Dia menderita. Dari sini kita harus mengetahui bahwa penderitaan Yesus memiliki tujuan yang mulia, yaitu keselamatan manusia.
 
Jika saat ini Saudara merasa menderita, padahal sudah berusaha taat kepada firman Tuhan, mungkin Tuhan memiliki tujuan lebih besar dalam hidup Saudara.

Sabarlah dan tetaplah percaya, Saudara akan melihat rancangan indah-Nya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved