Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Sosok Ihsan Tukang Parkir yang Nyaleg DPRD Pangkalpinang, Terungkap Apa Modal yang Disiapkannya

Ya, seorang tukang parkir di Kota Pangkalpinang nekat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.

Editor: Indry Panigoro
(Bangka Pos)
Ihsan, tukang parkir yang nyaleg DPRD Pangkalpinang 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Soerang pria bernama Ihsan menjadi viral.

Itu gegara keputusannya menjadi calon legislatif.

Ihsan adalah tukang parkir.

Sosoknya jadi perbincangan.

Ihsan adalah pria di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung yang maju jadi calon anggota legislatif alias caleg.

Sosok Ihsan mencuri perhatian karena memiliki latar belakang yang menarik yakni tukang parkir.

Ihsan mengaku jatuh cinta pada dunia politik sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Ya, seorang tukang parkir di Kota Pangkalpinang nekat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.

Adalah Ihsan (42), bakal calon legislatif ( bacaleg ) dari Partai Gelora untuk daerah pemilihan Kecamatan Rangkui.

Ihsan, tukang parkir yang nyaleg DPRD Pangkalpinang
Ihsan, tukang parkir yang nyaleg DPRD Pangkalpinang (Bangka Pos)

Wajah Ihsan terpampang di baliho berukuran 1 x 2 meter di sebuah lampu merah Kota Pangkalpinang.

Yang menarik perhatian adalah latar belakang Ihsan yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir.

Tak heran, muncul banyak pertanyaan mulai dari kompetensi pendidikan, gaya hidup sampai soal modal maju di pemilihan legislatif 2024 mendatang.

Siapa sosok Ihsan?

Ihsan mengaku jatuh cinta pada dunia politik sejak sekolah dasar (SD).

Sebab, tidak jauh dari rumahnya banyak orang-orang yang berbicara soal politik.

Kecintaan itu sempat pudar karena di usianya yang masih belia, tentu pendidikan menjadi hal utama.

Baru di bangku SMA, rasa cinta pada politik itu tumbuh kembali.

Di usia remaja, Ihsan sedikit lebih berani mendengarkan secara langsung obrolan politik hingga akhirnya masuk ke dunia politik.

“Hidup ini tidak lepas dari politik. Dan saya menyadari dan meyakini Allah yang menentukan ke mana kaki saya melangkah, termasuk ke sini (politik),” kata Ihsan, dikutip dari Bangka Pos.

Sejak tamat dari SMA Negeri 3 Pangkalpinang tahun 2000-an, Ihsan langsung bekerja di sebuah penginapan di Kota Pangkalpinang.

Beberapa tahun kemudian pindah menjadi pencari konsumen sebuah produk kendaraan roda dua.

Di sisi lain, setelah beraktivitas Ihsan terus mengasah kemampun politiknya.

Hingga akhirnya, Ihsan memutuskan untuk berhenti dan menjadi juru parkir.

Pekerjaan sebagai juru parkir ini sudah dilakoninya lebih dari delapan tahun.

Suatu ketika, partai mengusungnya menjadi bakal calon legislatif tahun 2024.

Wajar saja, Ihsan kaget.

Tak ada niatan untuk benar-benar melangkah ke DPRD karena mengetahui konsekuensinya.

Namun sebagai kader partai, Ihsan berikhtiar menerima kepercayaan itu.

Ihsan menyadari langkah ini akan mendapatkan reaksi dari berbagai pihak.

Meski terdaftar sebagai bacaleg, kehidupan Ihsan tak ada yang berubah.
Meski terdaftar sebagai bacaleg, kehidupan Ihsan tak ada yang berubah. (YouTube Bangka Pos Official)

Apalagi, profesinya yang hanya sebagai juru parkir dianggap tak sepadan untuk memenangkan hati masyarakat.

Tapi Ihsan tak mempersoalkannya, karena niatnya maju untuk berbuat kebaikan dengan radius lebih luas.

“Ini panggilan jiwa. Saya niatnya ibadah mengabdi kepada masyarakat. Hati saya tenang karena semuanya Allah yang menetapkan. Apapun hasilnya, saya terima karena itu kehendak Sang Pencipta,” papar Ihsan.

Disinggung soal strategi dan modal yang dipersiapkan untuk 2024, Ihsan tertawa dan menjawab diplomatis.

“Saya ini caleg moderat (modal dengkul dan urat) itu kerennya. Kalau plesetannya, caleg dhuafa atau caleg fakir miskin, saya apa adanya berbuat nyata mengabdi untuk masyarakat itu saja,” kata Ihsan sembari tertawa.

Meski terdaftar sebagai bacaleg, kehidupan Ihsan tak ada yang berubah.

Dia tetap melakoni aktivitasnya seperti biasa melayani dan membantu orang memarkirkan kendaraannya saat belanja.

Bagi Ihsan, maju sebagai bacaleg hanya bagian dari proses kehidupan yang sebenarnya tak perlu dibesar-besarkan.

Jikapun nanti dipercaya Allah dan masyarakat duduk di kursi dewan, Ihsan berjanji tak akan meninggalkan profesinya tersebut.

“Bermimpi dan berkeinginan itu tentu boleh kan? Saya percaya, Allah tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Kalau ada jalannya (duduk di kursi dewan), saya tetap tidak lupa asal usul (parkir),” ujar Ihsan.

(Surya.co.id/Arum Puspita)

Diolah dari artikel Surya.co.id

Sumber: Surya

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

Baca Berita Lainnya di: Google News

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved