Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Viral Kasus Kematian Janda di Surabaya Diduga Dianiaya Anak Anggota DPR, Berikut Fakta-faktanya

Kasus kematian Andini viral. Andini merupakan janda satu anak yang diduga dianiaya pacarnya, GRT yang diduga merupakan anak anggota DPR.

HO/TikTok @bebyandine
Kasus kematian Andini viral. Andini merupakan janda satu anak yang diduga dianiaya pacarnya, GRT yang diduga merupakan anak anggota DPR. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - BeritaViral nasional hari ini Jumat 6 Oktober 2023, yakni tentang kematian Andini, wanita di Sukabumi yang diduga dianiaya pacarnya.

Andini tewas dengan luka memar di paha kiri dan beberapa luka lecet di kedua kakinya pada Kamis (5/10/2023) dini hari.

Tewasnya janda muda yang sudah empat tahun tinggal di Surabaya ini diduga tidak wajar.

Kasus kematian Andini menjadi semakin viral lantaran sosok pacar Andini yang diduga adalah anak anggota DPR.

Sosok GRT, Anak anggota DPR RI aniaya pacarnya hingga meninggal/Foto ilustrasi (Kanan)
Sosok GRT, Anak anggota DPR RI aniaya pacarnya hingga meninggal/Foto ilustrasi (Kanan) (Kolase TribunStyle/Istimewa)

Berikut ini kami rangkum fakta-fakta kematian Andini, janda muda asal Sukabumi yang tewas diduga dianiaya pacarnya yang berinisial GRT.

Sosok Andini

Andini memiliki nama lengkap Dini Sera Afrianti.

Saat meninggal, Andini berusia 29 tahun dan berstatus janda dengan satu anak.

Andini diketahui berasal dari Sukabumi dan baru sekitar 4 tahun tinggal di Surabaya.

Di Surabaya, Andini tinggal di apartemen kawasan Pakuwon Mall, Jalan Puncak Indah Lontar.

Kronologi Tewasnya Andini

DIlansir dari surya.co.id, sebelum ditemukan tewas di apartemennya, Andini sempat karaoke di Blackhole KTV Club, Lenmarc Mall. 

Saat itu dia bersama 7 teman dan pacarnya, R bernyanyi-nyanyi di room VIP.

Saat semuanya dalam kondisi mabuk,  Andini dan R malah bertengkar.

Tak lama, teman-temannya pergi meninggalkan Andini dan R di lokasi.

Ternyata setelah ditinggal berdua pertengkaran tidak mereda.

Cekcok malah berlanjut di parkiran mobil.

R saat itu berniat pergi meninggalkan Andini, bahkan, ketika mobil R melaju janda muda ini berusaha membuka pintu mobil. Akibatnya dia terseret di jalan.

Setelah Andini terjatuh, R menghentikan laju mobilnya.

Andini dimasukkan ke dalam bagasi, lalu diantar ke apartemen di kawasan Pakuwon.

Di sana Andini mengalami sesak nafas.

R lalu mengantarkan Andini ke National Hospital.

Baru sampai di rumah sakit nyawa Andini melayang.

Lantaran National Hospital tak bisa menerbitkan surat kematian,  jenazah pun dirujuk ke RSUD dr Soetomo.

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Andini pun mengungkap kronologi versinya.

Diperkirakan insiden penganiayaan yang dilakukan GRT terhadap Dini, terjadi mulai sekitar pukul 22.30 WIB.

Kemudian, Dini sempat dikabarkan tidak sadarkan diri di lantai basement parkiran mobil sekitar pukul 01.30 WIB.

Dimas menerangkan, GRT sempat membawa Dini dalam keadaan tak sadarkan diri, menuju ke apartemennya Jalan Puncak Indah Babatan, Wiyung, Surabaya, dengan meletakkan tubuhnya di bagasi mobil.

Setelah tiba di apartemen kondisi Dini makin memprihatinkan.

GRT lantas membawa Dini ke RS National Hospitals Jalan Boulevard Famili Sel. No Kav. 1, Babatan, Wiyung, Surabaya. Namun, sayang. Nyawa korban tak tertolong.

Dimas menduga korban akhirnya menghembus nafas terakhir sekitar 30-45 menit sebelum tiba di RS tersebut.

Artinya, saat GRT meletakkan korban di dalam bagasi untuk diantar dari tempat hiburan menuju ke apartemen.

"Keterangan terakhir dari RS. MD (meninggal dunia) sekitar 30-45 menit sebelum di RS. Bisa dihitung dari jaraknya. Korban ini sudah MD sejak perjalanan dari black hole ke Orchard," jelasnya.

"Bisa jadi di Black Hole nya (sudah MD), pada saat dimasukin dalam bagasi belakang. Anda tahu bagasi belakang sebuah mobil tentu bukan tempat kompartemen yang benar mengangkat orang dalam keadaan begitu (sakit)," tambahnya.

Yang bikin geram, Dimas memperoleh sejumlah informasi yang didukung oleh bukti berupa video.

Bahwa GRT sempat menggilas lengan tangan korban atau Dini, selama berada di basement. Karena didapati adanya bercak bekas corak roda ban mobil yang dikendarai oleh pacarnya.

"Bahkan saat tergeletak, Dini nyaris ditinggal oleh si GRT dan kawan-kawannya. Jadi si GRT ini datang ke black hole dengan kawan-kawannya. Dengan dugaan kuat secara sengaja meninggalkan Dini. (Bukti) di lengan tangan Dini, ada bekas injakan ban. Bahkan itu menurutku tidak manusiawi sekali," katanya.

Kemudian, bukti yang memperkuat temuan informasi tersebut, diperoleh Dimas, dari sebuah video yang diduga direkam sendiri oleh GRT selama berada di basement.

"Kalau di CCTV kami belum tahu. Tapi kami memiliki rekaman video dari saudara R yang merekam si korban pada saat terkapar di basement," pungkasnya.

Ungkap Pesan Pilu

Sebelum meninggal, Andini ternyata sempat mengungkap pesan pilu melalui status yang diunggah di akun TikTok miliknya.

Dalam pesannya, Andini sempat menyinggung soal kematian.

Dalam tulisannya, Andini yang tewas seusai pulang dari tempat karaoke Blackhole KTV Club, Lenmarc Mall, Surabaya, itu tampak menyinggung seseorang.

Berikut pesan terakhir Andini di akun TikTok Bebyandine miliknya.

“Ceweknya mati-matian jaga hati buat cowoknya, eh cowoknya mati-matian buat matiin ceweknya,” ungkap Andini.

Di unggahan lain, Andini juga menyinggung sosok yang pernah memaki dan menghinanya.

"Mbak Taylor, aku pernah dihina, dimaki, dianggap ga ada, dimanipulatif, tapi aku masih ttap mau ko sama dia," tulisnya.

Selain itu, ada juga status yang berbunyi, "Ceweknya dibikin nangis, tapi cekel lagi malah diajak ketawa ketiwi.. oalaah".

Sempat Hubungi Keluarga, Ceritakan tentang Penganiayaan

Fakta lain terungkap dari tewasnya Dini Sera Afrianti alias DSA (29), wanita asal Sukabumi, Jawa Barat di Surabaya.

Ternyata sebelum tewas, janda muda Sukabumi ini sempat mengirimkan pesan pilu ke keluarganya.

Ibu satu anak ini mengirimkan pesan suara ketika korban dianiaya pacarnya berinisial GRT di diskotek di Jalan Mayjend Jonosewojo.

Kuasa hukum keluarga korban, Dimas Yemahura memastikan pesan suara itu sudah dikantongi dan siap diserahkan ke penyidik kepolisian jika kasus ini diusut serius.

"Voice note (pesan suara) korban saat dilakukan penganiayaan si RT ini kami ada," kata Dimas, kepada awak media di Gedung Graha Pena Surabaya, Kamis (5/10/2023).

Dimas mengungkapkan, pesan tersebut berisi suara korban yang masih tidak mengetahui alasan menerima penganiayaan tersebut.

"Memang tidak kami share dan tunjukan, sebelum proses hukum dijalani serius," jelasnya.

Selain itu, kata Dimas, korban juga sempat menghubungi keluarganya beberapa hari sebelum meninggal.

Dia mengaku tengah mengalami sakit di beberapa bagian tubuhnya.

"Korban sempat menghubungi keluarganya, tapi dengan alasan yang bersangkutan sakit. Dan keluarganya tahu anaknya memar," ucapnya.

Sosok Pacar Andini

Sosok pacar Andini diketahui berinisial GRT (31), pria asal Kota Kefamenanu, Kabupaten Kota Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sosok GRT diungkap Dimas Yemahura Alfarauq, kuasa hukum keluarga Dini saat ditemui awak media di salah satu area pertemuan kawasan Jalan A Yani, Gayungan, Surabaya, pada Kamis (5/10/2023).

Dimas menyebut sosok GRT diduga anak dari seorang anggota DPR RI di Jakarta.

"GRT ini masih jadi pacar atau teman dekat dini alias Andini. GRT ini anak salah satu pejabat DPR RI. Betul (anak anggota DPR RI di Jakarta) dari Nusa Tenggara Timur," ujar pria bertopi itu, pada awak media.

Keluarga Laporkan GRT ke Polisi

Dimas, kuasa hukum pihak keluarga Andini, telah melaporkan GRT ke SPKT Mapolrestabes Surabaya atas dugaan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan kematian, dan atau dengan sengaja merampas nyawa orang lain, sesuai Pasal 351 Ayat 3 dan atau Pasal 338 KUHP.

Laporan tersebut dibuat oleh anggota keluarga korban, sekitar pukul 22.30 WIB, pada Rabu (4/10/2023), dengan nomor Laporan Polisi (LP); LP/B/ /077 /X/2023/SPKT/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR.

Kasus Kematian Andini Kini Ditangani Pihak Berwajib

Satreskrim Polrestabes Surabaya sekarang tengah menyelidiki kasus tersebut.

Dini hari itu sejumlah anggota Jatanras datang di kamar mayat.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan, dokter sekarang sedang melakukan autopsi jenazah.

"Kamis (5/10) pagi autopsi selesai. Biar nanti dokter menyampaikan penyebab kematian korban," ucap Hendro.

Hendro juga menuturkan saat ini anggotanya sedang memeriksa orang-orang yang sempat berkaraoke Andini.

Interogasi tersebut berlangsung di Polrestabes Surabaya. Mereka semua sekarang berstatus saksi. 

Polisi untuk membuktikan kejanggalan tidak hanya mengumpulkan keterangan orang-orang terdekat korban.

Rekaman CCTV lokasi karaoke, termasuk apartemen juga diperiksa.

Ini dilakukan untuk mencocokkan keterangan para saksi.

Sementara itu, Kanitreskrim Polsek Lakarsantri Iptu Samikan mengatakan, berdasarkan penyelidikan, Andini sempat menikmati minuman keras (miras) bersama kekasih dan teman-temanya di diskotek.

"Habis (minum) itu turun sama pacarnya, berdasarkan informasi minum sedikit," kata Samikan.

Sebelum keluar dari diskotek, A dan kekasihnya bertengkar.

Kemudian, keduanya pun memutuskan untuk langsung pergi ke apartemen.

"Iya bertengkar, terus mau masuk apartemen kondisinya (korban) sudah enggak berdaya," jelasnya. (*)

Berita Viral lainnya di sini

Baca Berita Lainnya dari Tribun Manado di sini

Diolah dari sejumlah artikel di Surya.com id [1] [2] [3] [4]

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved