Kisah Islami
Kisah Abu Dzar Al Ghifari dan 7 Wasiat Nabi Muhammad: Cintai Orang Miskin dan Dekati Mereka
Waktu belum beragama Islam, Abu Dzar bernama Jundub Bin Junadah Bin Sakan. Dia berasal dari Bani Ghifar yang dikenal suka merampok.
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Salah satu sahabat nabi yang masuk golongan assabiqunal awwalun atau orang-orang yang pertama kali memeluk Islam adalah seorang zahid bernama Abu Dzar Al Ghifari.
Sumber dari wikipedia.com menyebutkan, Abu Dzar Al Ghifari berasal dari suku yang Bani Ghifar.
Bani Ghifar merupakan suku yang dikenal suka merompak dan menumpahkan darah.
Waktu belum beragama Islam, Abu Dzar bernama Jundub Bin Junadah Bin Sakan.
Dia kala itu adalah ketua perompak dari sukunya.
Meski begitu, Jundub sebenarnya memiliki hati yang selalu rindu akan kebenaran.
Kian hari, setelah banyak kerusakan dan kejahatan yang dilakukannya itu, muncul di hatinya rasa berdosa.
Dia pun Insaf dari segala perbuatan jahat yang pernah dilakukannya itu.
Dia tidak hanya berubah sendiri, akan tetapi dia juga mengajak kawan-kawannya yang lain untuk ikut jejaknya.
Disebabkan perbuatannya itu, dia menimbulkan kemarahan sukunya dan setelah itu membuatkan dia terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya itu.
Abu Dzar pergi meninggalkan kampungnya itu bersama ibu dan saudara lelakinya yang bernama Unais Al Ghifar.
Mereka berhijrah ke tempat yang bernama Nejed Atas, Arab Saudi dan merupakan hijrah pertamanya dalam mencari kebenaran.
Pada suatu hari, Abu Dzar mendengar kabar yang mengatakan di kota Mekah pada saat itu terdapat seseorang yang mengaku sebagai utusan Allah.
Berita ini membuat Abu Dzar merasa ingin mencari tahu.
Dia pun lantas mengutus saudara lelakinya Unais Al Ghifari ke Mekah untuk mencari tahu tentang kebenaran berita tersebut.
Beberapa hari berikutnya, Unais pun kembali semula ke kampungnya dengan membawa kebenaran tentang berita yang didengar oleh Abu Dzar itu.
Dia menceritakan bahwa dia telah bertemu dengan seseorang yang mengajak kepada kebaikan serta mencegah untuk melakukan segala kejahatan dan orang tersebut sangat terkenal sebagai orang yang selalu benar dalam segala ucapannya.
Rasulullah menawarkan Abu Dzar untuk memeluk agama Islam dan dengan segera beliau menerimanya dan menyatakan dirinya sebagai seorang muslim.
Setelah masuk Islam, Abu Dzar pun dikenal sebagaoi seorang sahabat yang sangat zuhud dan menjauhi segala kenikmatan dunia.
Wasiat Rasulullah kepada Abu Dzar Al Ghifari
Artinya: “Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku dengan tujuh hal, yaitu:
1- Agar aku senantiasa melihat orang yang di bawahku dan jangan sekali-kali melihat orang yang di atas
2- Mencintai orang miskin dan mendekati mereka
3- Selalu berkata benar meskipun pahit
4- Tidak meminta-minta kepada siapapun
5- Menjalin tali silaturahmi sekalipun mereka berpaling
6- Tidak takut dicaci ketika berdakwah di jalan Allah
7- Memperbanyak membaca laa haula walaa quwwata illa billah (tidak ada daya dan kekuatan melainkan hanya pertolongan Allah)“.
Sebagian besar nasihat Rasulullah tersebut berupa panduan dalam menjalani kehidupan diantaranya berisikan cara beretika, motivasi hidup, bersosialisasi dan beribadah (jihad fii sabilillah).
Selayaknya ke tujuh pesan yang disampaikan Rasul tersebut tidak hanya dikhususkan untuk Abu Dzar semata.
Namun juga berlaku untuk semua umat Muslim dan para pengikutnya yang tidak lekang oleh waktu. Tetap update di zaman now seperti sekarang.
Jangan Selalu Melihat Ke Atas
Agar hidup bahagia dan selalu bersyukur, maka lihatlah orang-orang yang ada dibawah kita, jangan melihat orang yang berada di atas kita.
Tujuannya agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu“. (HR. Bukhari)
Melihat ke atas diperbolehkan jika untuk memotivasi dalam meraih mimpi dan cita-cita, tapi untuk urusan materi dan penghidupan hendaklah melihat ke bawah agar kita selalu merasa bersyukur atas segala nikmat dan karunia Allah SWT.
Mencintai Orang-Orang Miskin
Orang-orang miskin bukan untuk dijauhi tetapi didekati bahkan Rasul memerintahkan untuk mencintainya. Lalu seperti apakah orang-orang miskin yang dimaksud Rasulullah?
“Mereka ialah orang yang hidupnya tidak berkecukupan dan tidak memiliki kepandaian untuk itu, lalu dia diberi shodaqoh (zakat) dan mereka tidak mau meminta-minta sesuatu pun kepada orang lain“. (HR. Muslim, Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Rasulullah bersabda yang artinya:
“Wahai orang-orang yang miskin, aku akan memberikan kabar gembira kepada kalian, bahwa orang mukmin yang miskin akan lebih dahulu masuk surga daripada orang mukmin yang kaya, dengan tenggang waktu setengah hari, itu sama dengan lima ratus tahun. Bukankah Allah berfirman: Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu“.
Berkata Benar Meskipun Pahit
Rasulullah SAW berpesan agar selalu berkata benar meskipun pahit, artinya Rasul melarang untuk berdusta atau berbohong dan jujur merupakan suatu kebaikan meskipun hal yang disampaikan itu menyakitkan.
Untuk berkata benar dan selalu berkata jujur memang sangat sulit, apalagi yang harus disampaikan atau diucapkan adalah sesuatu yang sangat pahit.
Namun itulah mengapa derajat orang-orang yang berani menyampaikan sesuatu yang benar akan diangkat oleh Allah SWT dan diberikan kedudukan yang tinggi.
Tidak Meminta-minta
Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk tidak meminta-minta kepada siapapun. Karena pada awalnya hukum meminta-minta kepada manusia adalah haram.
Rasulullah bersabda:
Hadits tentang larangan meminta-minta
Artinya: “Sungguh, seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya, sehingga dengannya Allah menjaga kehormatannya. Itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada manusia. Mereka memberinya atau tidak memberinya“. (HR. Bukhari)
Menjalin Tali Silaturahmi
Menyambung silaturahmi yang dimaksud adalah menyambung hubungan kekerabatan yang telah retak dan putus dan berbuat baik kepada kerabat yang berbuat jahat kepada kita. Sebagaimana Rasulullah bersabda:
Hadits silaturahmi
Artinya: “Orang yang menyambung kekerabatan bukanlah orang yang membalas kebaikan, tetapi orang yang menyambungnya adalah orang yang menyambung kekerabatannya apabila diputus“. (HR. Bukhari, Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Silaturahmi yang paling utama adalah silaturahmi kepada kedua orangtua. Orangtua adalah kerabat yang paling dekat dengan kita, yang memiliki jasa sangat besar dan merekalah yang memberikan kasih sayangnya kepada kita sepanjang hidupnya.
Tidak Takut Dicaci ketika Berdakwah di Jalan Allah
Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar tidak takut dalam menyampaikan risalah dan ajaran Islam. Beliaupun mengajarkan kepada kita untuk bersikap berani menyampaikan kebenaran dan kebaikan.
Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang berjihad di jalan Allah dan mereka yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Memperbanyak Membaca “laa haula walaa quwwata illa billah”
Pada hakikatnya seorang hamba tidak ada yang memiliki daya dan upaya serta kekuatan kecuali hanya dengan pertolongan Allah.
Sudah semestinya sebagai orang yang beriman kita meyakini bahwa segala sesuau itu terjadi atas kehendak-Nya sehingga kita harus banyak mengingat Allah dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya.
Itulah makna dari pesan Rasulullah SAW Kepada Abu Dzar Al-Ghifari, Dapat Menjadi Teladan Umat Muslim di Zaman Now.
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com
Kisah Ashabul Kahfi: 7 Pemuda Tertidur 300 Tahun karena Menolak Raja yang Mengaku Tuhan |
![]() |
---|
Kisah 7 Pemuda Gua yang Doa Mereka Tertulis dalam Al Quran, Teguh Pertahankan Iman |
![]() |
---|
Kisah Ashabul Kahfi dan Doa yang Mereka Panjatkan, para Pemuda yang Diabadikan Allah dalam Al Quran |
![]() |
---|
Mengenal Nama-Nama 7 Pemuda Gua yang Doa Mereka Diabadikan dalam Al Quran: Teguh Mempertahankan Iman |
![]() |
---|
Ashabul Kahfi, Kisah 7 Pemuda yang Tinggal Ratusan Tahun di Gua Demi Iman, Ini Bacaan Doa Mereka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.