Relokasi Rempang
Rencana Panglima TNI Jika Konflik di Rempang Belum Reda, Siapkan Alat Ini
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono lantas cepat merespon agar situasi di Rempang tetap kondusif.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisruh yang terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau masih terus terjadi.
Warga masih menolak relokasi rumah yang bakal dijadikan kawasan industri Rempang Eco City.
Sudah banyak korban luka akibat aksi penolakan tersebut.
Baca juga: Beragam Manfaat Selada Air Bagi Tubuh, Bantu Kontrol Berat Badan
Kondisi terkini di Pulau Rempang Galang, Kota Batam, Provinsi Kepri, Kamis (7/9/2023). (Tribun Batam/Eko Setiawan)
Lokasi tersebut diamankan oleh aparat gabungan TNI dan Polri.
Sebab masyarakat setempat juga ada yang melakukan perlawanan.
Pasukan TNI yang berjaga dimintanuntuk tetap tidak melakukan tindakan anarkis.
Namun tetap diperlengkapi dengan peralatan memadai untuk melindungi diri dari serangan masa.
Baca juga: 39 Pelanggar Terjaring Operasi Zebra Samrat 2023 di Minut, Puluhan SIM dan STNK Jadi Barang Bukti
Buntut penolakan pembangunan lokasi pabrik yang akan dioperasikan oleh produsen kaca China, Xinyi Glass Holdings, ini pun sampai berujung bentrokan masyarakat setempat dengan aparat gabungan.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono lantas cepat merespon agar situasi di Rempang tetap kondusif.
Laksamana bintang 4 itu pula menegaskan akan mengirimkan pasukan TNI untuk meredakan konflik di Rempang.
Yudo, saat menggelar rapat bersama jajaran pejabat TNI, sempat menghendaki penanganan massa tanpa alat atau senjata.
Baca juga: Kata Kapolres Minahasa AKBP Ketut Suryana Soal Mandeknya Kasus Tabrak Lari Riyo Noor
Namun belakangan ia khawatir prajurit malah kewalahan dan tak mampu bertahan dari serangan demonstran.
Sehingga semua peralatan dan makanan dikirim untuk pasukan mengatasi pengamanan huru hara di lapangan.
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu yakin bila banyak personel TNI yang dilibatkan, diharapkan bisa menjaga kondusifitas kala adanya demontarasi penolakan.
Namun bila ada serangan dari massa anarkis, ia khawatir prajurit ikut juga tersulut emosinya.
Dalam mengatasi kerusuhan masal, prajurit TNI didukung peralatan, alat komunikasi satuan, dan natura siaga untuk menjaga keselamatan prajurit dan mencegah emosi prajurit tatkala menjadi korban anarkis serangan para demonstran termasuk pada pengamanan masa Pemilu .
Yudo pun menyadari para prajurit sulit melakukan pembiaran ketika amukan massa terjadi.
Oleh karena itu, ia mendorong penggunaan alat secara terlatih saat pecahnya aksi anarkis.
“Karena saya yakin kalau TNI dipukuli seperti itu pasti gak tahan, mesti gak akan diam saja dilempari kayak gitu, ngamuk pasti. Prajurit kita kan gampang ngamuknya itu. Tapi karena Polri mungkin sudah dilatih supaya diam, nanti di-shooting, sehingga yang mukul itu langsung dikenakan tindak pidana,” ujar Yudo.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Jadi Pahlawan Kemanusiaan, Anggota DPRD Minta Gubernur Sulut Perhatikan Kebutuhan Warga Pulau Gangga |
![]() |
---|
Pencurian Karbon dan Material Emas Terjadi Lagi di Tambang Ratatotok Mitra, Pelaku Seperti Ninja |
![]() |
---|
Daftar Harga Beras di Manado Masih Mahal, Berikut Daftarnya |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Minahasa Sulut Rabu 23 Juli 2025 |
![]() |
---|
Daftar 15 Pekerjaan yang Bakal Booming di 2025–2030 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.