Badut di Manado
Viral Wali Kota Manado Sebut Badut Jalanan Tak Bisa dapat Uang di Talaud, Berikut Data PDRB di Sulut
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita kabupaten/kota di Sulut tertinggi dicapai Kota Manado
Penulis: Content Writer | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Wali Kota Manado, Andrei Angouw tengah menjadi perbincangan di media sosial.
Hal ini terkait pernyataannya soal PDRB per kapita daerah-daerah di Sulawesi Utara (Sulut).
Alhasil statment mantan Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara ini mendadak menjadi berita ViralLokal.
Baca juga: Andrei Angouw: Orang yang Tinggal di Manado 4 Kali Lipat Mungkin Lebih Sukses daripada di Talaud
Video pernyataan Andrei Angouw itu diunggah ke akun Facebook pribadinya yang sudah diikuti oleh 54 ribu akun Facebook.
Video yang diunggah akun Fb Andrei Angouw Selasa 12 September 2023 itu menjadi Berita Viral dan telah ditanggapi oleh ribuan orang serta dibagikan sebanyak 374 kali.
Dalam sambutannya itu, Andrei Angouw juga memberikan data kabupaten kota yang memiliki PDRB tertinggi hingga terendah di Sulawesi Utara (Sulut).
Kota Manado berada di urutan pertama PDRB tertinggi dengan per kapita adalah Rp. 96 juta.
Kedua di Sulawesi Utara adalah Kota Bitung Rp. 89 juta.
Ketiga ada Minut Rp. 76 juta.
Dan paling rendah PDRB di Sulawesi Utara adalah kabupaten Kepulauan Talaud Rp. 27 juta.
Andrei Angouw kemudian menggambarkan soal kesempatan orang bisa sukses di Manado.
Andrei menyebut Kota Manado kalau dibilang susah sekali itu tidak mungkin.
Jika memang hal itu terjadi kemungkinan besar karena orang Manado malas.
Penyebab orang Manado tidak mungkin susah karena ada banyaknya kesempatan yang ada.
"Orang dengan rajin yang sama, dengan orang yang pintarnya sama kalau dia ada di Manado, dia empat kali lipat kemungkinan dia bisa lebih sukses daripada dia ada di Talaud," kata Andrei Angouw saat memberi sambutan sewaktu pengucapan syukur Sulut 10 September 2023 lalu.
Dengan banyaknya kesempatan yang terbuka lebar di Manado, tak heran kalau banyak orang luar Manado yang mengais rezeki di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Nda usah jauh-jauh, yang ibu bapak liat di jalan- jalan badut-badut itu. Itu bukan orang Manado, itu orang yang datang dari luar Manado," terang Andrei Ang.
Andrei kemudian menyebut tidak bisa melarang, karena mereka (badut jalanan) adalah orang Indonesia karena kita NKRI.
"Tapi maksudnya apa yang akan saya katakan, mereka datang ke sini (Manado) karena di sini menjanjikan," ucap Andrei Ang.
Lanjut dia, badut-badut jalanan itu tidak mau mengais rezeki di Talaud, karena di sana mereka tidak akan mendapat uang.
"Dorang nda mo ba badut di Talaud, nda mo dapa doi" Ucapnya.
Dia menyebut bahwa di Kota Manado lebih terjamin yang penting bekerja dengan rajin dan kreatif.
"Namun itu adalah contohnya bahwa torang di Kota Manado pe ekonomi cukup. Jadi yang penting rajin-rajinlah, rajin dan kreativ," pesan Andre Ang.
Pernyataan dari Andrei Angouw lansung dibanjiri komentar yang notabene didominasi oleh aku pengguna FB dari warganet Talaud.
Hal ini didasar oleh pernyataan Andrei Angouw yang membandingkan Manado dan Talaud, sontak postingan di akun Fb Andrei Ang itu langsung dibajiri komentar.
Apa itu PDRB Per Kapita
PDRB per kapita merupakan PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu.
PDRB per kapita atas dasar harga berlalku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.
PDRB Per Kapita Daerah-daerah di Sulawesi Utara
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita kabupaten/kota di Sulawesi Utara tertinggi dicapai Kota Manado dengan dengan besaran 96,6 juta diikuti Kota Bitung 89,7 juta, Minahasa Utara 75,1 juta, Minahasa 58,1 juta, Minahasa Tenggara 52,08 juta, Tomohon 49,7 juta, Minahasa selatan 43,5, Sitaro 39,3 juta, Bolmong 38,6 juta, Boltim 38,2 juta, Sangihe 37,2 juta, Bolmut 35,2 juta, Kotamobagu 35,1, Bolsel 35,02 dan terendah Kabupaten Talaud 27,5 juta.
Kepala BPS Kota Manado Novri Mokoagouw dalam wawancaranya, Kamis (14/9) diruang kerjanya mengatakan PDRB Kota Manado meningkat karena tinggi aktifitas perekonomian di Kota Manado.
“PDRB merupakan salah satu indikator makro yang digunakan untuk melihat gejolak perekonomian di suatu daerah. PDRB kota Manado, pada tahun 2022 sebesar 43,9 triliun, dengan pendapatan perkapita sebesar Rp. 96.6 juta, dan angka ini tertinggi, jika dibandingkan dengan PDRB kabupaten/kota yang ada di provinsi Sulawesi Utara,” ujarnya.
Dia mengatakan ini diakibatkan karena tingginya aktifitas ekonomi Kota Manado sehingga hal ini menjadi faktor penarik para pekerja datang mengadu nasib di Kota Manado.
Tingginya aktifitas perekonomian tambah dia membuat peluang-peluang bagi pencari kerja untuk mengadu nasib di kota Manado.
Dan hal ini tentunya harus diantisipasi dengan ketersediaan sumberdaya manusia yang kompetitif dalam menunjang roda perekonomian, apalagi dengan adanya UMK Manado yang tinggi jika dibandingkan dengan daerah yang lain.
Lebih lanjut Kepala BPS Manado mengungkapkan meningkatnya perekonomian di Kota Manado karena ditunjang infrastruktur yang memadai.
Berikut data PDRB per kapita di Sulawesi Utara >>>>Klik Disini
Komentar warganet terkait pernyataan Andrei Angouw:
Ventjee Jacob: Klu bicara jago.... pejabat mudah sekali bilang peluang usaha. Baru 6 bln dilantik Kepala Sekolah, tiba2 sj dicopot krn suamix ketahuan nyaleg partai lain... Sangat mudah memiskinkan org krn kepentingan politik.
Welly Don Tuhatelu: Knp msti bndingkan dgn kab Talaud....talaud perlu krja keras tp klo manado siapa sj yg duduk psti maju...tnggal menilai tkt kemajuanx dri thn k thn sprti apa..qra" bgtu sto kank...
Donny Sumilat: Heran le banyak yang tersinggung ini kata pak Wali...motivasi ini..dan sesuai data.... kl masih merasa dibawa itu PDRB ya berusaha..kreatif kw.
Robert Rindengan: Setuju dengan pak walikota... jangan malas, modal rajin, ndak perlu minta 2.
Maninggir Hampri: Klu Talaud di jadikan sebagai contoh bahwa pendapatan di Talaud paling rendah , maklum lah pa Wali Talaud kurang sadiki so ma sampe dgn philipin jdi justru karena dgn kecintaan nya kepada NKRI persoalan apa pun yg menghalangi sudarah2 yg di talaud ttp drng cari Manado
Coba pa wali hitung berapa byk org talaud dtng di manado dalam seminggu klu
1 minggu 3 x lalu di x dgn cukup 1 kpl jgn 2 kpl 250 x 3 kali dtng sdh 750 org di x dgn uang jajan pling kurang org Talaud bawa doi minimal 5 juta/ org x jo klu brpa samua klu bukan 375 juta org Talaud antar drg p doi di manado tiap minggu
Glad Taliawo: Da se lia data PDRB menurut BPS; Manado 96jt, Talaud 27jt. Kalo torang rajin n kreatif maka utk mo jadi sukses n berhasil tu hidop, depe peluang kurang lebih 4 kali lebe besar di manado dibandingkan di talaud. Makanya banya orang (termasuk yg ja ba badot) lebe pilih datang cari karja di manado. Pe sederhana skali tu maksud, mar ada juga yg sensi. So dekat pemilu sto.
Rio Lengkong: Klu ada konstruksi bangunan di Manado.. tenaga kerjanya diambil dari jawa....emangnya di Manado tdk ada tenaga kerjakah????...cb pak walikota pikirkan dulu.
Johnny R: Qpa kwa mo ambil perbandingan dg kab. Talaud, itu nda aple to aple cba ambe perbandingan dg kota2 lain yg ada di Indonesia mis kota surabaya, kota denpasar, kota semarang, kota makasar, kota balikpapan, kota bandung, kota batam, kota medan itu bru aple to aple (kota vs kota) .
Sugiono Lasabuda: Biasanya ngomong gampang tapi kenyataannya tdk sesuai expetasi dilapangan..bnyak suka kerja tapi kalau gak ada koneksi orang dalam pasti gak lolos..itu fakta jngan di bantah.
Leni Manangkabo: Kiapa bpk remehkan talaud emangnya talaud so terlalu miskin???maaf biar talaud bpk bilang miskin mar talaud nyanda ada pengemis sama deng di manado..
Disclamer:
Hingga berita ini diturunkan, Tribun Manado masih memverifikasi lebih lanjut untuk secepatnya mengonfirmasi dan meminta tanggapan dari Wali Kota Manado, Andrei Angouw terkait pernyataannya serta respon atas pernyataan tersebut.
Baca berita lainnya di: Google News
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.