Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wisata Manado

Intip Wisata Rohani di Biara Karmel Tomohon Sulawesi Utara, Doa Penuh Cinta Tanpa Pandang Bulu

Semua umat bisa datang ke Biara Karmel di Tomohon. Suster bisa mendoakan keinginan yang kita harapkan.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Salah satu ruangan di Biara Karmel Suster Ordo Carmelitarum Discalceatorum (OCD) di Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Biara Karmel dari Suster Ordo Carmelitarum Discalceatorum (OCD) di Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, sudah tersohor sebagai tempat doa

Di sana para biarawati yang mendedikasikan seluruh hidupnya pada Tuhan akan mendoakan setiap pengunjung yang datang.

Ini doa yang tak pandang bulu.

Semua yang datang, dari agama apapun, akan didoakan dengan sungguh hati.

Para biarawati tersebut akan mendoakan permintaan para pengunjung secara terus berulang-ulang, mungkin seumur hidup mereka.

Tak heran banyak warga yang rutin berdoa di sini.

Beberapa kepala daerah di Sulut juga pernah didoakan para biarawati.

Olly Dondokambey pun mengakui kesaktian doa mereka.

Bahkan Ganjar Pranowo pernah didoakan di sini.

Ganjar yang terkesan sampai berulang-ulang mengunggah pertemuannya dengan para biarawati.

Sabtu (2/9/2023) lalu, tribunmanado.co.id bertandang ke Biara Karmel.

Hari sudah sore.

Pukul 16.00 Wita, biara nampak sunyi.

Sejauh mata memandang, hanya terlihat bangunan bergaya kuno dengan arsitektur Skolastik, khas biara Katolik. 

Taman yang asri serta pekarangan yang bersih membawa suasana damai.

Di ujung kanan terdapat Gua Maria, di mana mata sang bunda Yesus memancarkan cahaya teduh.

Seorang wanita tiba-tiba keluar dari ruangan samping gua tersebut. 

Tribunmanado.co.id menyapa, dan Ia menyambut ramah. 

Dia bertanya maksud kedatangan. 

"Oh untuk berdoa, silahkan tunggu di ruangan. Nanti ada suster yang menjumpai," kata dia.

Tribunmanado.co.id menuju ke sebuah ruangan kecil dengan kursi panjang berhadapan.

Si wanita muncul beberapa menit kemudian.

Ia menuntun menuju ke satu ruangan lagi.

Di dalamnya ada suatu ruangan lagi yang lebih kecil.

Kedua ruangan dipisahkan jeruji.

"Itu ruangan untuk suster, Anda duduk di kursi itu saat bicara dengan suster," kata dia.

Ia menunjuk sebuah kursi plastik berwarna biru di depan jeruji. 

Duduk di kursi itu, mata saya menatap foto dalam bingkai di dalam ruangan di balik jeruji itu.

Ada foto Maria, kemudian Yesus disalib.

Saya memandangi kedua foto itu secara bergantian, dari foto Yesus ke Maria ke Yesus ke Maria lagi, dan begitu seterusnya.

Ada rasa teduh yang menerobos hingga mematikan ponsel, agar jangan sampai keteduhan itu buyar oleh bising suara telepon, pemberitahuan masuk, atau WA.

Mula-mula terdengar langkah kecil dari luar.

Kemudian pintu terbuka dan tampaklah seorang biarawati.

Ia menyapa ramah dan melempar senyum manis. 

Kata-katanya begitu lembut, eskpresinya teduh.

Sulit menaksir umurnya. 

Mungkin ia sudah berusia 60-an, tapi tak ada kerut di wajahnya. 

Wajah itu seperti bersinar. 

Itu wajah milik orang orang yang sudah menyerahkan diri sepenuhnya pada Tuhan, yang kerjanya berdoa dan berkontemplasi sebagai wujud devosi pada Tuhan. 

Ia bertanya apa yang hendak didoakan, lantas terjadilah percakapan, dan si biarawati lebih banyak jadi pendengar.

Baca juga: Spesifikasi dan Harga HP Oppo A16 Edisi Awal September 2023, Semakin Murah, Rilis 2021 Lalu

Baca juga: Pantas Olly Dondokambey Sebut Steven Kandouw Cocok Gantinya Sebagai Gubernur, Tenyata Ini Alasannya

Pada momen ini, beberlah masalah secara utuh.

Tak usah disambunyikan karena tak mungkin akan menggosipkannya atau menyebarnya secara tak bertanggung jawab. 

"Ini akan saya ucapkan kepada Tuhan dalam doa, ini akan ada dalam setiap doa saya," kata dia. 

Setelah mendengar semua curhat, si biarawati akan menyimpulkan dengan memberi nasihat. 

Wejangannya sederhana tapi dalam.

Meninggi sekaligus membumi.

Dia tak segan membagi sedikit pengalamannya.

"Saya masuk biara dari umur 21 tahun, total sudah 40 tahun saya jadi biarawati," kata dia.

Menurut dia, jadi biarawati adalah panggilan.

Mereka dipilih Tuhan untuk menjalankan tugas mulia itu. 

"Setiap orang diberi fungsi yang berbeda-beda," katanya.

Sebut dia, para biarawati di sana umumnya sudah lanjut usia. 

Paling tua berusia 80-an.

Meski demikian, selalu ada generasi muda yang menggantikan.

"Ini ada dua yang baru masuk," kata dia.

Sesi doa berlangsung setelah bercakap-cakap selama hampir 15 menit. 

Doa biarawati sederhana tapi terasa penuh kuasa.

Yang luar biasa, ia mendoakan bukan hanya hal yang diminta, tapi juga yang tersembunyi dalam hati.

Entah bagaimana ia bisa tahu, mungkin dari percakapan sebelumnya.

Biasanya, orang yang didoakan akan memberi buah-buahan atau uang, tapi itu tak wajib.

Biara Karmel OCD Santa Theresia
Biara Karmel OCD Santa Theresia (Tribun manado / Arthur Rompis)

Doni, seorang warga yang ditemui tribunmanado.co.id, mengaku rutin datang ke sana untuk berdoa.

"Saya senang berada di sini, karena rasanya khusyuk," kata dia.

Doni meyakini doanya terus dipanjatkan oleh biarawati ini pada setiap kesempatan.

Doni mengaku bukan Katolik.

"Saya Kristen," katanya.

Baca juga: Rocky Gerung Ketawa dan Menari saat Datangi Bareskrim Polri, Masalah Kecil Dibawa ke Markas Besar

Baca juga: Gempa Hari Ini Rabu 6 September 2023, Info BMKG Baru Terjadi di Laut

Penelusuran tribunmanado.co.id, warga yang berdoa di sana bukan hanya umat Katolik, tapi dari semua agama.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved