Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemuda Aceh Dianiaya Paspampres

Fakta tentang Pemuda Aceh yang Diduga Meninggal karena Diculik dan Dianiaya Oknum Paspampres

Imam Masykur merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Masykur (57) dan Fauziah (47) warga Desa Mon Keulayu Gandapura, Bireuen, Aceh.

Editor: Rizali Posumah
HO/Serambi
Viral kasus dugaan penculikan dan penganiayaan oleh oknum Paspampres terhadap seorang pemuda aceh hingga korban meninggal dunia. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID -  Berikut fakta tentang pemuda Aceh yang diduga meninggal karena dianiaya saat diculik oleh oknum Paspampres

Kasus dugaan penculikan dan penganiayaan ini viral di media sosial.

Pemuda aceh yang menjadi korban dalam kasus ini bernama Imam Masykur (25).

Imam Masykur merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Masykur (57) dan Fauziah (47) warga Desa Mon Keulayu Gandapura, Bireuen, Aceh

Imam Masyukur diketahui baru setahun di Jakarta. 

Ia di sana untuk mencari kerja dan tinggak bersama sepupu, Said Sulaiman. 

Apa yang dialami Imam Masykur berupa penyiksaan hingga almarhum meninggal dunia cukup mengejutkan keluarganya, terutama kedua ibu dan ayahnya. 

Sebelum meninggal dunia, Masukur diketahui sempat sempat meminta dikirimi uang Rp 50 juta.

Berdasarkan laporan wartawan Serambinews.com (tribun network) di rumah duka Desa Mon Keulayu, kedua orang tuanya terlihat hanya duduk termenung dan sedih.

Beberapa warga juga masih di rumah duka. Kursi plastik juga masih di depan rumah duka, kedua orang tuanya  berharap pelaku dihukum.

Said Sulaiman merupakan salah seorang keluarga mereka mengatakan, jenazah dibawa  pulang dengan pesawat ke Medan dan dari Medan ke Bireuen dengan ambulan, jenazah tiba sekitar pukul 19.00 WIB, Jumat (25/08/2023) dan dikebumikan beberapa saat kemudian di perkuburan keluarga.

“Saat Imam Masykur tidak diketahui keberadaan waktu itu, kedua orang tuanya juga ke Jakarta, maka ketika jenazah dibawa pulang juga didampingi kedua orang tuanya,” sebut Said Sulaiman.

Menyangkut motif, Said Sulaiman mengaku selama berada di Jakarta almarhum tidak ada masalah dengan siapa saja karena sering bersamanya.

“Almarhum tidak ada masalah dengan siapapun, biasa saja,” ujarnya.

Menjawab Serambinews.com, dugaan yang menyebabkan almarhum disiksa dan dibunuh, Said Sulaiman mengaku belum diketahui pasti dan menduga adalah perampokan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved