Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

AHY Sebut Cawapres Pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 Sudah Terbaca Lewat Survei, Siapa?

AHY menyebut sosok cawapres pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 sudah terbaca lewat hasil survei. Siapa?

Editor: Frandi Piring
Tangkapan layar YouTube KOMPAS TV
Ketua Umum Partai Demokrat AHY. Kabar terbaru, AHY Sebut Cawapres Pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 Sudah Terbaca Lewat Survei. 

AHY menyatakan, politik bukan soal bodoh atau pintar tapi pemilihan momentum yang tepat.

Baca juga: AHY Berharap Anies Baswedan Segera Umumkan Cawapres KPP, Berandai Dirinya Jadi Calon RI 2

AHY kembali kritik pemerintah

AHY) kembali melontarkan kritikan kepada pemerintah saat menyampaikan pidato politik pada Jumat (14/7/2023) malam pukul 19.30 WIB.

AHY mengkritik persoalan utang negara yang kini melonjak naik.

Bahkan AHY memberikan peringatan kepada pemerintah untuk mewaspadai hal-hal yang menjadi pemicu utang Indonesia naik.

AHY dalam pidato politiknya tersebut tentunya berkaitan dengan Agenda Perubahan dan Perbaikan yang diusung Partai Demokrat untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Putra Sulung Presiden ke-6 RI ini menyinggung mengenai kecemasan Partai Demokrat soal utang negara.

"Partai Demokrat dan kita semua mencemaskan meroketnya jumlah utang Indonesia, baik utang pemerintah maupun BUMN hingga membuat kinerja sejumlah BUMN kita jauh di bawah sasaran," ungkapnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat.

AHY berpendapat, utang pemerintah dan BUMN yang terlalu besar tersebut harus dihentikan.

Hal itu karena banyak negara yang perekonomiannya jatuh akibat mengalami krisis hebat karena terjebak utang.

"Kita harus menghentikan utang pemerintah dan utang BUMN yang terlalu besar.

Banyak negara yang perekonomiannya jatuh dan mengalami krisis hebat karena jebakan utang," jelas AHY.

Dikatakan AHY, pemerintah tidak bisa hanya berpikir ekonomi jangka pendek saja, tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjanganya.

AHY menegaskan, bahwa Indoensia harus belajar karena banyak negara yang gagal akibat utang yang ugal-ugalan.

"Pemerintah tidak bisa hanya berpikir ekonomi jangka pendek, apalagi tidak memikirkan konsekuensi jangka panjang.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved