Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

HUT Manado

BUKAN Tikala, Ternyata Ini Nama Kampung Pertama di Manado, Huruf Awal W Tapi Bukan Wenang Atau Wanea

Dulu baru satu kampung yang namanya berawalan W, kini Manado sudah memiliki ratusan kampung yang ada di 87 kelurahan di Kota Manado.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Tribun Manado/Fernando Lumowa
Suasana tiktik nol atau Zero Poin Kota Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kota Manado, Sulawesi Utara ( Sulut ) hari ini 14 Juli 2023, berulang tahun.

Empat abad sudah Manado berdiri.

Ibu Kota Sulut itu hari in sudah berusia 400.

Dulu baru satu kampung yang namanya berawalan W, kini Manado sudah memiliki ratusan kampung yang ada di 87 kelurahan di Kota Manado.

Di usia yang ke-400 tentu bukan usia yang muda.

Namun tak banyak yang tahu sejarah panjang Ibu Kota Sulawesi Utara itu.

Sebelum memiliki 11 kecamatan dan 87 kelurahan (dari total 171 kecamatan, 332 kelurahan dan 1.507 desa di seluruh Sulawesi Utara).

Baca juga: KISAH Watu Sumanti, Batu Sakti yang Penuh Misteri, Terletak di Perkampungan Pertama di Manado

Manado rupanya diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan.

Manado diawali berdirinya sebuah perkampungan yang diawali dari huruf W.

Namun rupanya bukan Wanea, bukan pula Wenang yang kini dijadikan pusat bisnis di Manado.

Nama kampung pertama di Manado itu bernama Wanua Ares

Dari informasi yang dirangkum tribunmanado.co.id dari berbagai sumber, 

Wanua Ares didirikan pada abad ke XIII oleh Ruru Ares yang bergelar Dotu Lolong Lasut. 

Wanua Ares beribukota Tikala. 

Baca juga: ARTI Nama 40 Kampung dan Kecamatan di Manado, Tumumpa Turun Sambil Melompat, Teling Terlihat Jelas

Keberadaan Wanua Ares berhubungan dengan Watu Sumanti. 

Batu yang konon bisa menggandakan diri. 

Sekitar batu tersebut terdapat tanah yang disebut Lezar Um Banua, yang artinya tanah negeri.

Tanah dalam pengertian Lezar Um Banua inilah yang kemudian ditempati dan menjadi pemukiman awal di kota Manado

Nah bagaimana keadaan pemukiman awal Manado saat ini.

ARTI Nama 40 Kampung dan Kecamatan di Manado, Tumumpa Turun Sambil Melompat, Teling Terlihat Jelas

Berikut rangkuman Tribunmanado.co.id tentang arti nama-nama desa atau kampung dan kecamatan yang ada di Kota Manado yang dikutip dari berbagai sumber.

1. SINDULANG

Sindulang juga masih masuk dalam wilayah Kecamatan Tuminting.

Sindulang berasal dari kata sindo artinya hidup/bernafas atau sindu artinya bernafas dengan tersengat-sengat (sindokang) hosa atau baadu dalam dialek manado juga Sindulang bisa bertaruh: Tempat, mana menggerutu, gumam sedang (yaitu di pemakaman sindulë.

(isak tangis (teriak), ditempat perkuburan.

2. TUMINTING

Nah Tuminting ini adalah salah satu Kecamatan yang berada di Manado Utara.

Tuminting sendiri mempunyai art berlari cepat atau Tu = Tau artinya orang/manusia miting kata dasar miti(ng) artinya pana/jubi kata ini di tambakan awalan serta akhiran maknanya akan berubah mis.

papiti,piti,nemiti,nipiti,nupiti,papiti’I, Tumiti(ng) berarti lari cepat bagaikan anak panah; Nama Burung.

3. MAASING

Sama seperti Tumumpa, Maasing ini adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Tuminting.

Maasing sendiri memiliki asal kata asing artinya garam ditambah awalan ma artinya sangat/banyak, jadi maasing artinya= sangat asin (rasa) atau bagaram malayu Manado.

Baca juga: NAMA Hantu di Manado yang Sering Disebut Orangtua untuk Takuti Anak, Hantu ke-3 Mirip Setan Thailand

4. TUMUMPA

Tumumpa adalah salah satu kampung yang berada di Kecamatan Tuminting Kota Manado.

Tumumpa sendiri berasal dari bahasa Sangir yang artinya Turun Sambil melompat.

Dalam bahasa Purba yaitu Ta-tumpa-eng/ng artinya tempat turun dari kata dasar Tumpa artinya turun,tuang,lompat ; Tu= awalan berati kata penunjuk atau tau artinya orang/manusia, sehingga huruf T menjadi luluh mumpa = mu'tumpa dialek Sitaro artinya mau turun.

Jadi kata Tumpa dalam bahasa sangir bila dibubuhi awalan, sisipan dan akhir artinya akan berubah sangat jelas mis : Ta-Tumpa dalam bahasa sangir artinya tempat SARANA atau ALAT untuk turun/tuang/lompat; Natumpa artinya terbuang (tidak disengaja), penanumpangeng artinya tempat menginap; Nenumpang/nanumpang maknanya ada manumpang bahasa Manado; Tatumpangang/Tatumpangeng maknanya sarana alat untuk menuju tempat turun/menginap;

Nitumpa artinya dituang/diturunkan (dengan sengaja); Timumpa turun dengan melompat tanpa perintah atau dipaksa berdasarkan keinginan sendiri; dsb. Jajadi Tumumpa berarti tempat orang yang turun sambil melompat.

5. SINGKIL

Singkil ternyata berasal dari kata Singkile dalam dialeg sangir ada huruf r dibawah huruf L artinya menyingkir/Pindah=Sorong dialeg Manado

6. PONDOL

Nah kalau Pondol berasal dari kata Pondole artinya ujung.

7. WAWONASA 

Wawonasa ini masih masuk dalam wilayah nya Kecamatan Singkil.

Wawonasa itu awalnya Wowong artinya atas dan Wawo dekat/rendah/tofor Nasa = masak

8. KARAME

Masih di Kecamatan Singkil, arti dari nama Karame ternyata berasal dari jenis makanan etnis sangir (Kuno) dalam keadaan musim kelaparan berasal dari kelapa muda Lewo atau kembare {jenis kematangan kelapa ; bungang, bura (keluar dari seludang), Karokong,kahungku, puringka,Lewo, Kembare, Marabe, wango/bango, bango/wango mahegu} yang dimasak diberi bumbu dimakan pada tempurung kelapa muda tersebut, Boko = kelapa yang tidak berisi

9. TUNA 

Tuna adalah salah satu kampung di daerah Singkil, arti kampung Tuna ini ternyata diambil dari Bahasa Sangir Tuna artinya cengeng. (Belum diketahui kenapa Tuna dijuluki cengeng)

10. DENDENGAN 

Dendengang artinya merasa was-was, gegawang, takut.(parigi Putri)=

Dendengan Dalam, Dendengan Luar (Kampung Kanari=banyak ditumbuhi pohon kenari dihuni oleh Org. Minut Thn. 1957).

Versi lain mengatakan dulu Kampung Dendengan penjual Dendeng.

Saya tidak sempat mengetahuinya, yang saya ketahui kami orang Dendengan Dalam adaalah penjual Bara Tempurung.

Sehingga ada syair lagu " Orang dendengan jual bara janda laku baku gara", juga penjual daun-daunan ( Tagalolo, bete,pisang,bulu), serta Jasi jaha (ibu kami Tanta Ade atau Adel).

11. TIKALA

Tikala berasal dari bahasa Sangir yakni TIKI-KELA jawaban dari teka teki Tika-lai Terkahlah (Tiki-Kela)= lagi tidur tapi matanya terbuka, ketika beberapa orang sedang jalan menuju ke arah teman mereka berada pada sebuah pohon yang rimbun dan dibawah ada sebuah batu besar ternyata teman mereka sedang tidur tetapi matanya terbuka dalam bahasa Sangir disebut Tiki-Kela, sehingga tempat tersebut dinamakan Tikala.

12. KUMARAKA 

Kumahaka berasal dari kata Kuma dan Haka atau saka Kuma atau kumang = makan haka = rumbuh atau roboh Saka= mendaki

13. PINAESAAN

Pinaesaan berasal dari kata pina (bahasa kuno artinya jadi atau berlaku, terjadi atau keadaan sudah berlangsung(past present tense) = (waktu/tempo) dan Sesa = sendiri atau satu merujuk pada orang, Esa

14. TELING 

Teling atau Teleng artinya terkenal atau terlihat jelas

15. KUHUN

Kuhun dalam bahasa Sangir kuhung artinya tulang betis atau pakaian

16. MAKERET 

Makeret (gerakan mata) berkedip-kedip

17. LAWANGIRUNG 

Lawangirung terdiri dari kata Lau artinya campur ; wang= Wangi (aroma) Lawang artinya Mempunyai /memiliki; Irung artinya hidung = makluk halus yang berbau wangi, bertubuh keci, memiliki hidung pesek dengan pinciuman tajam.

18. WANEA 

Paneha/ Banea atau Waneha = burung yang berbunyi dimalam hari (burung Hantu)

19. BAHU 

Wahu/Bahu = nama sebuah pohon.

20. KLEAK 

Kleak itu adalah nama burung berasal dari bahasa sangir Karea = tempat ditemukan/dapat burung

21. KOMO

Komo asal kata komore = tempat berkumpul

22. KAIRAGI

Kairagi atau Kayuragi berasal dari kata Kalu dan hagi; kalu artinya kayu dan hagi artinya bermacam-macam

23. SARIO

Sario itu tempat ditahannya Raja Talaud (Beo) Sario Tamawiwi.

24. PAKOWA

Nama Pakowa itu berasal dari pohon Pakowa = banyak ditumbuhi pohon pakoba.

25. TINGKULU

Tingkulu berasal dari kata dasar Kulu artinya Dukung (bahasa Manado), jadi Tingkulu berarti baku dukung.

26. KOKA

Koka adalah nama sejenis pohon yang buahnya mirip dengan amu (Kulu bahasa sangir=bentuk bulat) tapi Koka bentuk agak lonjong enak dibuat sayur.

Dahulu buah ini menjadi rebutan sengga orang berkelahi untuk merebut buah ini sehingga dalam bahasa sangir disebut KOKA artinya Berkelahi/Baku pukul.

27. RANOMUUT

Ranomuut berasal dari kata Rano=air tergenang dan Lumu; Ranomuut air yang berlumut.

28. LIWAS 

Liwas itu berasal dari nama jenis pohon jeruk dalam bahasa sangir disebut Liwase.

29. TAAS 

Taas banyak ditumbuhi jenis kayu yang tegak lurus untuk dibuat perahu, juga berasal dari kata Taha diberi akhiran menjadi Tahase artinya potong-potong sesuai bentuk dan ukuran.

30. KAROMBASAN

Karombasan berasal dari kata Karomba yaitu jenis anyaman dari pelepah pinang untuk di jadikan semacam bakul guna mengisi berupa hasil tanaman lalu dipikul dengan memakai usungan.

Juga berarti gerakan menggaruk akibat kepanasan disebabkan terkena sesuai yang gatal dan terasa panas.

31. RANOTANA

Ranotana berasal dari kata Rano dan Tana, Rano artinya air dan Tana artinya tinggal, diam.

Jadi Ranotana artinya tempat Air Tergenang.

32. M/WINUANGAN = bahasa sangir Winuangang/Binuangang = Hutan Belantara.

33.WINANGUN

Winalangeng/Winangaeng/Binalangeng = langit biru /angkasa= diatas langit

34. TITIWUNGAN

Titiwungan berasal dari kata Tiwungang asal kata dasar Tiwu menjadi tiwua artinya tempat mandi pantai (Liwua),juga berarti berasab-asab/berapi-api atau secara bersama-sama melalukan/keroyak (tempat pemujaan kepada Genggong nalangi Duatang Saruruhang, Aditinggi, dan Mawendo, dengan mengumpulkan daun-daunan, bunga,buah dan akar pohon yang harum kemudian dibakar dengan asab naik ke langit= metipu).

Tipune Timopang ambore, TiTiwungang atau berarti tempat melakukan sesuatu secara bersama-sama atau menyerang/menyeroyok dari segala arah.

35. Malalayang dan Wenang

Dikutip dari WikipediA dijelaskan jika Malalayang, sebelumnya dikenal dengan nama Minanga, didirikan oleh anak suku Bantik yang tinggal di Gunung Bantik (dekat Pineleng/Warembungan sekarang).

Pada masa kepemimpinan Gudangne Kasiaha.

Daerah tersebut masih berupa hutan dan belum berpenghuni. Di sepanjang pantai negeri Minanga, mereka menanam semacam pohon kayu yang warna daunnya muda yang disebut Kayu Bulrang atau lazim disebut orang sekarang Kayu Bulan.

Pohon kayu ini kelihatannya sangat mencolok bila dipandang dari kejauhan, sebab warna daunnya yang kuning muda sangat kontras dengan warna pohon-pohon kayu lain yang tumbuh di sepanjang pantai Minanga.

Pada masa Gudangne Rombang, sebagian anak-suku Bantik di Gunung Bantik pergi mendirikan negeri Pogidon yang sekarang adalah Kota Manado.

Letaknya di sebelah selatan muara Sungai Tondano di mana daerah tersebut sama dengan Minanga yang awalnya masih berupa hutan dan belum berpenghuni.

36. Wenang

Di sekeliling negeri Pogidon (Manado) banyak ditumbuhi pohon kayu yang daunnya lebar-lebar yang disebut Kayu Benang (Wenang).

Kulit batangnya biasa dipakai oleh orang Bantik untuk mencelup pukat penangkap ikan, supaya kuat dan bertahan lama. Oleh karena itu, negeri Pogidon itu disebut juga Benang (Wenang).

Antara negeri Minanga/Malalayang dan Pogidon (Wenang/Manado) pada zaman itu tidak ada berpenghuni, hanya hutan belaka dan tempat-tempat perkebunan orang Bantik.

Adapun pohon kayu bulrang yang ditanam oleh mereka yang tinggal di Minanga adalah sebagai tanda kepada keluarga dan sahabat yang tinggal di Pogidon, supaya bilamana mereka di Pogidon (Manado) itu memandang kesana akan tampak pemandangan indah di tepi pantai, di situlah letaknya negeri Minanga.

Biarpun mereka tinggal menetap di dua lokasi yang cukup berjauhan pada waktu itu, tetapi dengan memandang pohon-pohon kayu bulrang tersebut, mereka merasa seolah-olah seperti berdekatan saja. Oleh karena itu pula, kadang-kadang orang Bantik di Minanga disebut juga Orang Bantik Kayu Bulrang oleh orang Bantik yang tinggal di tempat lain.

Selanjutnya Gudangne Rombang yang berkedudukan di Pogidon menjadi pemimpin semua orang Bantik yang menetap di Gunung Bantik, Bukidi, Kaho, Minanga, dan Pogidon, kecuali orang Bantik yang di Somoit, Bolaang Mongondow, dan di Tanamon, Minahasa Selatan. Mereka berdiri sendiri jauh terpisah dari orang-orang Bantik lainnya.

Nama pulau-pulau di teluk Manado semua dalam bahasa Sangir yaitu:

1. BUNAKEN

Bunaken artinya tempat tiba, asal dari kata Buna/Wuna diberi akhiran W/Bunakeng artinya tiba ditempat tujuan.

Cewek-cewek Manado yang tampil di Karnaval Fisco, rangkaian kegiatan Manado Fiesta, pada Sabtu (2/9/2017) (TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW)

2. SILADEN

Siladen asal dari dasar Silade artinya kandas Siladeng artinya tempat terkandas, TALISE asal kata (Sarise) sejenis pohon dalam bahasa manado disebut Nusu, MANTEHAGE dahulu bernama MANTERAWU (bahasa Sangir Purba) artinya Matang Garra (Bahasa sangir Modern).

Manterawu dalam bahasa Sangir Purba artinya mata gergaji. Sebutan ini datang karena daratan tertinggi pulau ini hanya sekitar 15 meter.

Jika dilihat dari jauh, rentetan pohon bakau yang tumbuh di pesisir pulau ini nampak seperti mata gergaji.

Cewek-cewek Manado yang tampil di Karnaval Fisco, rangkaian kegiatan Manado Fiesta, pada Sabtu (2/9/2017) (TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW)

3. MANTEHAGE

Mantehage berasal dari bahasa Sangir yaitu MangketeKehage (mangkete=tetap,tidak berubah, stabil, Biasa-biasa dialeg Manado.

Kehage arinya tahan,kuat,teguh, Gigih, Ulet dalam mempertahankan (pendirian) sehingga arti lainnnya disayangi, karena keuletan dan kegigihan dalam berbagai aspek kehidupan (suka maupun duka. Hal ini diambil dari perasaan penduduk yang mendiami pulau ini.

4. GANGGA

Gangga berasal dari bahasa Sangir yakni Genggang artinya merasa takut, kuatir.

5. BANGKA

Bangka berasal dari bahasa sangir (Purba) yaitu nama salasatu jenis perahu karena etnis Sangir Talaud memiliki 24 jenis perahu.

Awan tebal dibawa angin di atas Teluk Manado, Sabtu (29/12/2018) (tribun manado/christian wayongkere)

AWAL MULA BAHASA MANADO

Bahasa Manado, awal mula hanya digunakan dalam berniaga (sehingga dikenal dengan Istilah Malayu Pasar) untuk berkumunikasi dengan pendatang-pendang dari berbagai daerah di Indonesia yaitu Cina Arab, India/Bombai, Ternate, Banjar,Palembang Aceh, Makasar, Jawa, Bugis, Toraja, sehingga teradopsi hingga menjadi Bahasa Malayu Manado atau Malayu Pasar. Berbicara dalam bahasa Malayu disebut oleh etnis sangir dengan metatigihe (Tatinggihe=Malayu Pasar/Manado.

Maka muncul istilah nama-nama kapong yang baru, antara lain : Kampung Islam,Arab, Cina, Ternate, Banjer (Banjar),Bugis, Kampung Merdeka pindahan dari Pondol/Belakang Benteng.Kampong kodo, kampung Tubu, Kampung Ketang, dsb.

Namun ada juga pengamat kebudayaan yang menyebut jika nama-nama desa dan kecamatan di Manado itu tak bisa dilepaskan dari peran orang-orang Minahasa yang turut mengambil bagian dalam pemberian nama desa ataupun kecamatan.

Nah Tribunners udah pada tahu kan arti nama kampung kalian?

(Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro/Art/Berbagai sumber)

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id 

Baca Berita Lainnya di: Google News

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved