Pilpres 2024
218 Hari Menuju Pilpres 2024 - Survei Capres: Prabowo-Ganjar Selisih 17,6 Persen-Anies Uturan 3
Update Pilpres 2024! Jajak pendapat terbaru, selisih elektabilitas Prabowo Subianto - Ganjar Pranowo mencapai 17,6 persen.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Update Pilpres 2024! Jajak pendapat terbaru, selisih elektabilitas Prabowo Subianto - Ganjar Pranowo mencapai 17,6 persen.
Menteri Pertahanan RI itu di angka 37,8 persen sementara elektabilitas Gubernur Jawa Tengah 20,2 persen. Posisi ketiga tetap ditempati Anies Baswedan, yakni 10,2 persen.
Jakarta Indonesia National Press Club (NPC) juga merilis posisi keempat ditempati Airlangga Hartarto 9,3 persen, Mahfud MD 4,2 persen dan Sandiaga Uno 2,1 persen.
Berikut hasil survei NPC periode 22 Juni sd 2 Juli 2023:
Elektabilitas figur capres
- Prabowo Subianto 37,8 persen
- Ganjar Pranowo 20,2 persen
- Anies Baswedan 10,2 persen
- Airlangga Hartarto 9,3 persen
- Mahfud MD 4,2 persen
- Sandiaga Uno 2,1 persen
- Belum jawab 16,2 persen
Lembaga survei ini juga mempublikasi hasil jajak pendapat yang mengukur popularitas dan ekseptabilitas (penerimaan) figur capres.
Populer - Akseptabilitas figur capres
- Prabowo Subianto 92,8 persen - 82,8 persen
- Ganjar Pranowo 67,6 persen - 47,7 persen
- Airlangga Hartarto 42,1 persen - 64,7 persen
- Anies Baswedan 66,2 persen - 41,4 persen
Sebagai pembanding, Tribunmanado.co.id mengutip hasil penelitian Litbang Kompas periode Mei 2023. Berikut hasilnya:
Elektabilitas
- Prabowo Subianto 24,5 persen
- Ganjar Pranowo 22,8 persen
- Anies Baswedan 13,6 persen
Popularitas atau ketahuan publik
- Prabowo Subianto 94 persen
- Anies Baswedan 85 persen
- Ganjar Pranowo 79 persen
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, Prabowo merupakan capres yang sosoknya paling populer di mata publik.
Hasil survei menunjukkan, tingkat popularitas atau ketahuan publik akan sosok Prabowo 94 persen, Anies 85 persen dan Ganjar 79 persen.
Popularitas dapat dimaknai bahwa figur capres masih punya potensi menaikkan elektabilitas. "Kayak misalnya Anies sebetulnya tingkat popularitasnya tinggi, kenapa dia hanya mendapatkan sekitar 13 persen? Artinya potensi ini bisa dimanfaatkan menjadi elektabilitas," ujar peneliti Litbang Kompas.

(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.