Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Kesal Tak Diberi Uang, Oknum TNI Tega Habisi Nyawa Ayahnya Pakai Alat Ini, Fakta Lain pun Terungkap

Seorang oknum prajurit TNI, berinisial DR dengan pangkat terakhir Prajurit Dua (Prada), tega menghabisi nyawa ayah kandungnya WCP

|
Editor: Indry Panigoro
HO
Ilustrasi oknum TNI nekat membunuh ayah kandungnya sendiri di Bekasi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Heboh kasus pembunuhan di Bekasi.

Pelakunya seorang oknum TNI.

Oknum TNI berinisial DR tega menghabisi nyawa ayah kandungnya.

Kejadian ini terjadi di kawasan Medan Satria, Bekasi, Kamis (29/6/2023).

Ya DR menikam sang ayah yang tertidur lelap dengan cara brutal menggunakan senjata tajam sebanyak 5 kali.

Motif pembunuhan ini dipicu kekesalan DR lantaran tak diberi uang oleh korban.

Kini DR telah mendekam di balik jeruji besi dan diberhentikan dengan tidak hormat dari satuannya.

Ilustrasi oknum TNI nekat membunuh ayah kandungnya sendiri di Bekasi.
Ilustrasi oknum TNI nekat membunuh ayah kandungnya sendiri di Bekasi. (ISTIMEWA)

Seorang oknum prajurit TNI, berinisial DR dengan pangkat terakhir Prajurit Dua (Prada), tega menghabisi nyawa ayah kandungnya WCP, di kawasan Medan Satria, Bekasi, Kamis (29/6/2023).

Berdasarkan penelusuran pihak kepolisian, DR membunuh ayahnya yang merupakan seorang pedagang sate, dilatarbelakangi rasa kesal karena tidak diberi uang oleh ayahnya.

Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengungkapkan, kejadian berawal saat DR pulang ke rumah orangtuanya tanggal 26 Juni untuk pinjam uang sebagai bekal mencari pekerjaan.

"Saat itu, pelaku sedang dalam proses pemecatan dari TNI karena desersi," ujar Irsyad saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (30/6/2023).

Desersi merupakan tindakan meninggalkan tugas tanpa pemberitahuan melewati jangka waktu yang telah ditentukan aturan.

Istilah desersi kerap digunakan dalam dunia kepolisian dan militer.

Sesersi dapat diartikan sebagai tindakan meninggalkan tugas tanpa izin dalam waktu lebih dari 30 hari.

Terlibat cekcok

Permintaan DR tak dituruti oleh ayahnya.

Keduanya terlibat cekcok dan tak bertegur sapa.

Pada Kamis (29/6/2023) kemarin, DR kemudian menghabisi ayahnya.

"Pukul 06.00 WIB, pelaku masuk dalam kamar korban dan melihat ada sangkur di meja. Pelaku kemudian mengambil sangkur dan menikam korban," ucap Irsyad.

WCP lalu tewas akibat hunjaman sangkur yang dilakukan putranya tersebut.

"Korban ditikam sebanyak lima kali," lanjut Irsyad.

Dari hasil otopsi, ditemukan lima tusukan di tubuh korban yakni di bagian dada, punggung, lengan, belakang kepala, dan leher belakang.

Korban tewas karena kehabisan darah.

Dipecat tidak hormat

Prada DR saat ini sudah ditahan di Detasemen Polisi Militer Jaya 2 Cijantung.

DR ditangkap oleh pihak TNI bersama Polres Metro Bekasi Kota tak lama setelah pembunuhan WCP terjadi.

"Penanganan ini juga dilakukan secara gabungan antara Denpom Jaya 2 Cijantung dan Polres Metro Bekasi Kota," tutur Irsyad.

Selain itu, DR kini sudah diberhentikan dengan tidak hormat dari satuannya karena terbukti melakukan pelanggaran berat.

Dugaan depresi

Polisi masih mendalami dugaan oknum prajurit TNI, Prada DR, mengalami depresi hingga tega membunuh ayah kandungnya, WCP (48).

Usai membunuh ayahnya pada Kamis (29/6/2023), DR langsung ditangkap polisi dan saat ini masih menjalani pemeriksaan.

"Jadi kalau untuk masalah gangguan jiwa ataupun yang lain-lainnya ini kami belum bisa diberikan karena masih dalam pemeriksaan pendalaman selanjutnya," kata Kapolsek Medan Satria Kompol Nur Aqsha Ferdianto di Polsek Medan Satria, Jumat (30/6/2023).

Sejauh ini, kata Aqsha, dari hasil pemeriksaan, DR menusuk ayahnya lantaran kesal tidak diberikan uang Rp 8 juta.

Aqsha menyebutkan, uang tersebut diminta pelaku untuk keperluan sehari-hari.

Namun, korban tidak menuruti keinginan pelaku.

Kasus Lainnya - Anak pejabat di Cianjur ditangkap terkait narkoba, seorang mahasiswi S2 kedokteran

Seorang anak pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, ditangkap usai kedapatan mengonsumsi narkoba jenis sabu.

Tak sendiri, pelaku diringkus bersama ketiga temannya.

Mengejutkannya, pelaku RS (20) merupakan seorang mahasiswi S2 jurusan kedokteran di perguruan tinggi swasta di Bandung.

Saat geledah rumahnya, polisi temukan barang bukti berupa alat hisap sabu.

Berikut lengkapnya!

Ilustrasi seorang anak pejabat Cianjur ditangkap terkait kasus narkoba
Ilustrasi seorang anak pejabat Cianjur ditangkap terkait kasus narkoba (via Tribun Kaltim)

Baru-baru ini, kabar mengejutkan datang dari lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat.

Seorang anak pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur ditangkap Satnarkoba Polres Cianjur setelah memakai narkoba jenis sabu.

Seorang anak pejabat tersebut yaitu RS (20). Selain itu RS juga tercatat sebagai mahasiswi S2 jurusan kedokteran di perguruan tinggi swasta di Bandung.

Kasatnarkoba Polres Cianjur, AKP Primadona menjelaskan, seorang anak pejabat tersebut berhasil diamankan setelah adanya dugaan transaksi dan penyalahgunaan narkoba.

"Adanya dugaan transaksi di wilayah Cianjur Selatan itu, petugas kemudian langsung melalukan penyelidikan dan pendalaman," ucapnya pada wartawan, Kamis (29/6/2023).

Setelah dilakukan penyelidikan selama beberapa hari lanjut dia, RS berhasil diamankan di kediamanya di Cianjur Selatan.

Ilustrasi anak pejabat yang ditangkap narkoba adalah seorang mahasiswi S2 Kedokteran.
Ilustrasi anak pejabat yang ditangkap narkoba adalah seorang mahasiswi S2 Kedokteran. (Pixabay)

"Saat dilakukan pengeledahan di rumahnya, petugas tidak ditemukan adanya barang bukti sabu, namun kami berhasil menemukan alat penghisap sabu di dalam tasnya," ucapnya dia.

Ia mengungkapkan, RS dinyatakan positif narkoba jenis sabu setelah petugas melakukan pemeriksaan tes urin ditempat.

"Sesuai pengakuan RS, ia terakhir menggunakan narkoba jenis sabu tersebut sekitar 3-4 hari lalu. Kami juga mengamankan dua orang teman RS, yaitu SG (20) dan KS (37)," ucapnya.

Dia menambahkan, hasil pemeriksaan RS merupakan anak dari seorang pejabat di lingkungan Pemkab Cianjur dan tercatat sebagai mahasiswi kedokteran pascasarjana di Bandung.

Diolah dari artikel Kompas.com dan TribunJabar.id 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

Baca Berita Lainnya di: Google News

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved