Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Irjen Kementan Jan Maringka: Jangan Sampai Nyiur Melambai Tinggal Slogan Semata

Irjen Kementan mengatakan bahwa perlu adanya peremajaan tanaman kelapa di Sulawesi Utara. Rata-rata usia pohon sudah mencapai 50 tahun.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa
Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Jan S Maringka, berbicara dalam Dialog Jaga Pangan di Novotel Manado, Sulawesi Utara, Jumat (30/6/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan) RI, Jan S Maringka, mengingatkan jajaran pemangku kepentingan di Sulawesi Utara terkait pentingnya menjaga pangan. 

Hal itu disampaikannya saat Dialog Jaga Pangan di Novotel Manado, Jumat (30/6/2023). 

Pertemuan ini dihadiri bupati/wali kota di Minahasa Raya, para kepala dinas pertanian, hukum tua, serta perwakilan instansi terkait lainnya. 

Kata Jan Maringka, menjaga pangan tak bisa ditawar.

"Kedaulatan pangan itu penting karena menyangkut masa depan kita," kata Jan Maringka

Jan Maringka menyentil terkait pentingnya peremajaan kelapa di Sulawesi Utara

Ia mengungkapkan, secara umum kelapa yang ada di Sulawesi Utara sudah berusia lebih dari 50 tahun. 

Dengan usia tersebut, produktivitas kelapa jauh menurun.

Fenomena itu merata di seluruh kabupaten/kota. 

Kata Jan Maringka, Kementerian Pertanian melalui BSIP Tanaman Palma terus menggenjot pengadaan bibit kelapa untuk memenuhi kebutuhan peremajaan. 

Baca juga: Harapan Kapolres Minahasa AKBP Ketut Suryana di HUT ke-24 Persatuan Purnawirawan Polri

Baca juga: Gempa Bumi Terkini Sabtu 1 Juli 2023, Pusat Guncangan di Laut, Info BMKG Magnitudonya

"Sulawesi Utara ini dikenal sebagai daerah kelapa. Jangan sampai Nyiur Melambai tinggal slogan," katanya. 

Ia membeberkan, tantangan pertanian di Indonesia secara umum begitu kompleks. 

Mulai dari perubahan iklim, alih fungsi lahan, mayoritas petani Indonesia kategori petani gurem dengan rata-rata kepemilikan lahan di bawah 1 hektare. 

Belum lagi mayoritas petani berusia tua, di atas 45 tahun dan kurangnya minat generasi muda ke sektor pertanian. 

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Ir Dedie Tooy MSi PhD, mengungkapkan pentingnya inovasi dan penerapan teknologi pertanian. 

Foto Tribun Manado/Fernando Lumowa Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Dr Jan
Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Jan S Maringka, berbicara dalam Dialog Jaga Pangan di Novotel Manado, Sulawesi Utara, Jumat (30/6/2023).

"Penetapan teknologi bisa menjawab tantangan perubahan iklim dan mendorong produktivitas," katanya. 

Dedie Tooy tak menampik, minat generasi muda ke sektor pertanian relatif kurang.

Fenomena itu juga terjadi di Sulawesi Utara

"Meskipun demikian kita jangan menyerah sebab kedaulatan pangan itu penting. Berbicara terkait kebutuhan pokok, yaitu makanan," ujar Dedie Tooy.

Ia memberi contoh kolaborasi dan inovasi Akademisi Bisnis Government (pemerintah) yakni pengadaan Screen House di Modoinding yang jadi pusat holtikultura. 

Baca juga: Pacu Sektor Mikro, BSG Target Salurkan KUR Rp 200 Miliar Tahun 2023

Baca juga: Daftar Lengkap Libur Juli 2023, Mulai dari Tanggal Merah, Hari Besar Nasional hingga Internasional

Screen house menjadi solusi atas ketergantungan petani Modoinding terhadap benih dari luar daerah. 

"Ke depan, screen house bisa menghasilkan benih berkualitas. Tak perlu beli dari luar," kata Dedie Tooy.

Ia menambahkan, upaya mewujudkan kedaulatan pangan adalah tugas bersama. 

"Kita perlu berkolaborasi," jelasnya.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved