Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

PDIP Sindir SBY: Kalau Tak Bisa Terbang, Jangan Salahkan Udara, Gimana Keseriusan yang Ngusung

Politikus PDIP, Masinton Pasaribu menyentil Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) perihal isu penjegalan terhadap Anies

Editor: Aswin_Lumintang
kompas.com
Masinton Pasaribu 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu menyentil Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) perihal isu penjegalan terhadap Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.

Sebab, dalam bukunya yang baru dirilis berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi, SBY menyebut orang nomor satu di Indonesia itu tak ingin Anies menjadi capres.

Masinton meminta agar tak menyalahkan pemerintah apabila Anies Baswedan gagal maju dalam Pilpres 2024.

Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono (Tangkap layar instagram aniyudhoyono/TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dia menyebut pemerintah tidak mungkin melanggar konstitusi membatasi hak konstitusional masyarakat.

"Nah kalau engga bisa terbang jangan salahkan udara dong, ya kan? Jangan dibilang udaranya yang enggak bersahabat kalau engga bisa terbang. Periksa dong sayapnya, ya kan? Kalau pesawat enginenya, pilotnya, jangan-jangan pilotnya enggak bisa nerbangin pesawat ya kan, yang disalahin udara, gitu loh," kata Masinton di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/6/2023).

Masinton menjelaskan syarat untuk mengusung capres adalah harus memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen.

"Jadi ditanyakan partai-partai politik yang akan mengusung keseriusan dari masing-masing parpol tadi," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan buku terbarunya.

Baca juga: Hormati Jasa Pahlawan, Polresta Manado Gelar Upacara Tabur Bunga Sambut Hari Bhayangkara Ke 77

Baca juga: Pengamat Nilai PPP Beruntung dengan Masuknya Sandiaga Uno, Begini Cara Tingkatkan Elektabilitas

 
Buku berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong, itu memiliki ketebalan sebanyak 27 halaman dengan cover berwarna merah hitam.

Buku yang turut bisa dibaca oleh publik melalui versi digital ini berisikan tentang fokus SBY terhadap pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, ini sejatinya disampaikan khusus untuk jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat di seluruh tanah air.

"Jadi, tulisan ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman para pimpinan dan kader Demokrat mengenai situasi terkini terkait Pilpres 2024 dan cawe-cawe Presiden Jokowi," kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/6/2023).

Lebih lanjut, Herzaky menyatakan, buku ini diyakini memiliki manfaat bagi para kader Demokrat dan masyarakat dalam menjaga demokrasi Indonesia agar bisa semakin bergerak maju.

Tribunnews sudah melihat isi buku yang ditulis langsung oleh SBY ini. Dimana, dari buku tersebut terdapat lima poin yang dijadikan fokus oleh SBY.

Pertama, terkait dengan cawe-cawe yang diakui oleh pihak istana atau bahkan Presiden RI Jokowi dalam Pilpres 2024.

Kedua, Presiden Jokowi dinyatakan hanya menghendaki dua pasang calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024 mendatang.

Ketiga, SBY menyebut dalam bukunya kalau Presiden Jokowi tidak suka dengan upaya Anies Baswedan maju sebagai calon presiden.

Keempat, SBY menyatakan kalau Presiden Jokowi memberikan endorsement kepada sejumlah tokoh untuk menjadi capres atau cawapres.

Kelima, dalam buku tersebut SBY menyatakan, Presiden Jokowi merupakan penentu siapa sosok pasangan capres-cawapres yang harus diusung oleh partai politik, informasi tersebut didapat SBY dari para pimpinan partai politik.

Buku ini sendiri sudah dibedah oleh para kader Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat pada Senin (26/6/2023) siang tadi.

Acara itu sendiri diikuti oleh Pengurus Pleno DPP Partai Demokrat dan dibuka atau diresmikan oleh Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya.

Dalam sambutannya, Teuku Riefky mengatakan, tulisan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut ibarat penerang dalam redupnya demokrasi di negeri ini.

"Bagi kita (kader Demokrat), buku ini menjadi obat penawar rindu akan pandangan dan gagasan besar Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Insya Allah momentum ini bisa untuk kita resapi, agar kita bisa menjadi ujung tombak perjuangan partai," ungkap Teuku Riefky Harsya.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng yang menyebut kalau buku tersebut dibuat SBY karena mantan Presiden RI itu disebut tergelitik dengan fenomena akhir-akhir ini.

"Isu tentang cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres 2024 nanti, bisa kita jadikan pelajaran. Apa batas-batas kekuasaan itu, sehingga tidak membuat kekuasaan itu menjadi ilegal," ulasnya.

Sebab menurut Andi Mallarangeng, pemimpin negara demokratis itu harus tahu batasannya.

Apa lagi dalam UUD 1945, ada pasal impeachment yang bisa memberhentikan presiden.

"Boleh saja Presiden Jokowi cawe-cawe dalam Pilpres. Boleh saja Presiden Jokowi menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti 2 pasang calon saja. Tetapi tidak boleh menggunakan sumber daya negara, instrumen negara, fasilitas negara untuk mendukung, memastikan misinya tercapai. Ini yang berbahaya," kata Andi.

"Buku ini mengajarkan kepada seluruh kader bagaimana cara mengelola kekuasaan itu sendiri. Jangan sampai kita melanggar batas-batasan itu dan membuat kita terjerumus," tukasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PDIP Sindir SBY: Kalau Tak Bisa Terbang, Jangan Salahkan Udara, https://www.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2023/06/27/pdip-sindir-sby-kalau-tak-bisa-terbang-jangan-salahkan-udara?page=all.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved