Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Antisipasi Kemarau, Bulog Sulawesi Utara: Stok Beras 5 Ton, Cukup untuk 6 Bulan

Bulog Sulawesi Utara Gorontalo (Sulutgo) memastikan ketersediaan stok beras sebagai antisipasi musik kering akibat dampak El Nino.

|
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
fernando lumowa/tribun manado
Kepala Bulog Sulut Gorontalo, Abdul Muis S Ali menyatakan, stok beras Bulog cukup untuk enam bulan ke depan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bulog Sulawesi Utara Gorontalo (Sulutgo) memastikan ketersediaan stok beras sebagai antisipasi musik kering akibat dampak El Nino.

Kepala Bulog Sulutgo, Abdul Muis S Ali mengatakan, pihaknya belum lama ini mendapatkan pasokan beras impor 12.500 ton dari Thailand.

"Ini sesuai jatah dari Pemerintah Pusat, sesuai kebutuhan di daerah," kata Muis kepada Tribunmanado.co.id, Jumat (16/06/2023).

Ia menjelaskan, stok itu sebagian besar untuk disalurkan kepada keluarga kurang mampu.

Proses penyerahan terus berlangsung. Bulog bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam penyalurannya.

Alokasinya, 995 ribu ton beras untuk 99.517 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Itu untuk jatah April Mei Juni. Setiap keluarga mendapatkan 10 kilogram per bulan," katanya.

Sisa dari bantuan sosial itu, sekitar 3 ribu ton jadi stok cadangan untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan peruntukan lain.

Muis bilang, pihaknya juga menambah beras dari NTB sebanyak 2 ribu ton.

"Jadi ada sekitar 5 ribu ton cadangan dan itu cukup untuk kebutuhan enam bulan. Baik untung CBP, kebutuhan operasi pasar dan lain-lain," kata mantan Kepala Bulog NTB ini.

Ditambahkannya, Bulog tetap aktif menyerap beras petani dengan mekanisme, hanya 10 persen dari proyeksi kebutuhan.

"Sisanya itu, ya beras yang beredar di pasar berdasarkan prinsip ekonomi, suplai dan deman, bebas," jelasnya.

Dikatakannya, harga beras yang relatif tinggi saat ini merupakan efek dari musim kemarau tahun 2022.

Di mana, terjadi gagal panen di sejumlah daerah sentra beras. Harga beras naik karena pasokan di tingkat masyarakat tidak berimbang.

Faktor lainnya, kondisi pertumbuhan penduduk yang memicu kenaikan angka kebutuhan dan tidak dibarengi dengan produksi beras.

"Alih fungsi lahan pertanian juga menjadi penyebabnya," jelasnya.(ndo)

Baca juga: Pantas Majelis Hakim Keheranan Ketika Mario Dandy Keceplosan Bahas Sel Mewah: Saksi Tadi Bilang

Baca juga: Kualifikasi Euro 2024, Belgia vs Austria: Romelu Lukaku Produktif di Dua Laga Terakhir Timnas

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved