Pengangguran di Sulut
Pantas Fresh Graduate S1 Susah Dapat Kerja di Manado Sulawesi Utara, Ternyata Ini yang Jadi Penyebab
Tak sedikit Fresh graduate kesulitan mendapat pekerjaan di Kota Manado. Ternyata semua ada sebab.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Meski memiliki nilia yang bagus semasa kuliah tak menjamin seseorang cepat mendapat pekerjaan.
Apalagi kalau dia merupakan seorang sarjana baru (fresh graduate).
Ya hal inilah yang juga terjadi Kota Manado, Sulawesi Utara ( Sulut ).
Tak sedikit Fresh graduate kesulitan mendapat pekerjaan di Kota Manado.
Ternyata semua ada sebab.
Ya memiliki nilai baik saat lulus kuliah tidak menjamin seorang sarjana baru (fresh graduate) dengan mudah mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya.
Jangankan sesuai bidangnya, untuk mencari pekerjaan pada umumnya saja cukup sulit di Kota Manado Sulawesi Utara.
Bahkan, bagi meraka yang miliki IPK 3:7 saja harus berjibaku untuk mencari lowongan kerja atau lowker setiap hari.
Hal tersebut diungkapkan secara langsung oleh fresh graduate di Manado.
"Menurut saya sulit dapat kerja sekarang ini Manado karena lapangan kerja dibuka sedikit, sedangkan yang daftar banyak orang," ujar Gilyan salah satu fresh graduate Fakultas Hukum Universitas di Manado, Senin (12/6/2023).
Bagi Gilyan, nilai bagus saat lulus kuliah tidak menjamin seorang fresh graduate bisa langsung diterima kerja.
Banyak alasan perusahaan mencari orang yang sudah mempunyai pengalaman kerja minimal 1-2 tahun.
"Saya waktu lulus kuliah IPK 3:7 tetapi sampai sekarang masih nganggur, waktu daftar di beberapa tempat mereka cari sudah ada pengalam kerja minimal 1-2 tahun lebih lama lebih bagus," tuturnya.
Senada Nadia salah satu alumni dari Fakultas Teknik universitas di Manado mengatakan, kurangnya lapangan pekerjaan yang sesuai bidang yang menjadi alasan banyak lulusan S1 masih nganggur.
Tak hanya itu saja, alasnya kemampuan tidak seimbang dari pelamar pekerja tersebut juga yang menjadi tolak ukur perusahan menolaknya.
"Terkadang juga kenapa masih banyak S1 nganggur, karena selama dia kuliah tidak serius sehingga waktu melamar kerja dites tidak lulus," ucap Nadia.
Nadia menambahkan di Indonesia secerah khusus di Sulawesi Utara, masih banyak ketika melamar kerja menggunakan konsksi orang dalam sehingga yang tidak memiliki potensi tetap diterima.
"Orang dalam juga menentukan biar kita punya potensi atau kemampuan tetapi kalau tidak ada orang dalam cukup sulit masuk di perusahaan tersebut.
Tetapi sebaliknya kalau ada orang dalam biar tidak tau apa-apa tetap bisa masuk," pungkasnya.
Penganggur Lulusan SMK dan Sarjana Mayoritas di Sulawesi Utara
Sementara itu, fakta menarik terungkap dalam Diskusi Ekonomi Bersam ISEI Manado yang berlangsung di kantor BI Sulut, Senin (12/06/2023).
Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Kekda BI Sulut, Fernando Butarbutar mengungkapkan, penganggur terdidik di Sulawesi Utara relatif tinggi.
Dijelaskan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Terdidik di Sulawesi Utara per Februari 2023 sebesar 9,18 persen.
"Apa yang menarik, dari Tingkat Pengangguran Terbuka Terdidik ini, mayoritasnya penganggur lulusan SMK dan sarjana," kata Butarbutar.
Berdasarkan data, penganggur terdidik lulusan sarjana (S1) 7,80 persen. Lalu, paling banyak, penganggur lulusan SMK sebesar 12,81 persen.
Sementara penganggur lulusan SMA 8,23 persen.
"Tingkat Pengangguran Terdidik bersekolah di Sulut itu tinggi, Lulusan SMP ke atas justru paling banyak," katanya lagi.
Sementara, untuk penganggur lulusan SMP hanya 3,99 persen dan lulusan SD 2,17 persen.
Pihaknya berasumsi, banyak sarjana yang ogah berwirausaha.
Hal ini tak lepas dari fakta, menjadi ASN dan pegawai pemerintah seakan jadi profesi prestis.
"Hanya segelintir yang mau jadi pengusaha.
Minimal pelaku UMKM, dia sudah membuka lapangan usaha, dampaknya besar bagi pertumbuhan ekonomi," katanya lagi.
Fakta tingginya angka TPT Terdiri di Sulut tak sejalan dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang berada di atas nasional, 73,81.
Sedangkan IPM Nasional di angka 72,91.
"Ini anomali, tingkat pengangguran terdidik relatif tinggi, sementara. IPM masuk tiga besar," jelasnya.
Tingkat Pengangguran Terbuka Terdidik Sulawesi Utara
Terdidik 9,18 persenU
S1 7,80 persen
SMK 12,81 persen
SMA 8,23 persen
SMP 3,99 persen
SD 2,17 persen
Sumber: BPS Sulawesi Utara
Berikut Jumlah Pengangguran yang Ada di Sulut
Menurut data BPS Februari 2023 jumlah pengangguran di Sulut menjadi 81.121 orang dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebanyak 82.569 orang.
Jumlah angkatan kerja Sulawesi Utara pada Februari 2023, tercatat sebanyak 1,31 juta orang dan yang bekerja ada 1,23 juta orang.
Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 63,31 persen, naik 1,34 persen poin dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Walaupun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja naik namun tingkat pengangguran turun. Itu artinya makin banyak yang bekerja.
Menurut data BPS lagi, persentase penduduk yang bekerja di kegiatan formal mencapai 40,86 persen (502,58 ribu orang), meningkat 3,74 persen poin jika dibandingkan Februari 2022.
Sebaliknya, persentase penduduk yang bekerja di kegiatan informal mengalami penurunan.
Dari 1,23 juta orang yang bekerja, 5,51 persen diantaranya kategori setengah penganggur dan 26,42 persen termasuk kategori pekerja paruh waktu.
Terkait itu, berdasarkan data BPS, penganggur terdidik lulusan sarjana (S1) 7,80 persen, dan paling banyak penganggur adalah lulusan SMK sebesar 12,81 persen.
Sementara penganggur lulusan SMA 8,23 persen.
Untuk indikator terakhir, kemungkinan kebanyakan lulusan sarjana maupun SMK masih mencari pekerjaan sesuai dengan kompetensi.
"Sehingga banyak lowongan pekerjaan yang ada tapi tidak sesuai kompetensi dan keahlian membuat lulusan sarjana dan SMK ini belum bisa bekerja," katanya lagi.
Sekarang ini di Sulawesi Utara lapangan pekerjaan di sektor Pertanian makin kesulitan mencari pekerja.
Artinya kurangnya minat masyarakat masuk di lapangan kerja itu.
Padahal pertanian merupakan sektor yang distrubusi terbesar pada PDRB Sulawesi Utara.
Ini merupakan tantangan yang perlu ada solusi.
Andaikan banyak lulusan SMK dan Sarjana mau masuk di lapangan pekerjaan sektor pertanian niscaya pengangguran di Sulawesi Utara bisa mencapai nol persen.
Butuh kerja keras bagi pemerintah untuk makin mengurang pengangguran dengan memperbanyak lapangan kerja.
Butuh investasi yang cukup untuk investor menamkan modal di daerah ini serta pertumbuhan ekonomi yang maksimal.
Selain itu perlunya tambahan balai latihan kerja agar paling tidak akan menambah keterampilan bagi lulusan untuk masuk lapangan kerja.
Di era digital saat ini semakin banyak masyarakat yang masuk angkatan kerja sudah bekerja sendiri secara daring di rumah namun tidak tercatat sudah bekerja dan itu sudah makin banyak.
Diharapkan bahwa para pencari kerja khususnya lulusan sarjana agar bisa membuka usaha baru seperti UMKM atau berwiraswasta agar kelak mereka tidak mencari pekerjaan namun akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.(edi/ndo)
Baca berita lainnya di: Google News.
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id
Berikut Jumlah Pengangguran yang Ada di Sulut, Pantas Sulit Diatasi, Ternyata ini Masalahnya |
![]() |
---|
Ekonom Sulut Robert Winerungan Sebut Pengangguran Sulit Diatasi, Pendapatan Nasional Tidak Maksimal |
![]() |
---|
Penyebab Fresh Graduate S1 Susah Dapat Kerja di Kota Manado Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Segini Persentase Pengangguran di Sulawesi Utara, Lulusan Ini Paling Banyak |
![]() |
---|
Ini Salah Satu Upaya Pemprov Sulawesi Utara Atasi Pengangguran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.