Pengangguran di Sulut
Berikut Jumlah Pengangguran yang Ada di Sulut, Pantas Sulit Diatasi, Ternyata ini Masalahnya
Diketahui pengangguran merupakan persoalan yang terjadi di mana-mana-mana. Termasuk Sulawesi Utara.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sama seperti yang ada di Provinsi besar lainnya yang ada di Indonesia, Sulawesi Utara ( Sulut ) juga memiliki warga yang menggangur.
Ada banyak hanya yang membuat banyak pengangguran di Sulut.
Persoalan pengangguran ternyata merupakan masalah yang sulit diatasi.
Ya pantas saja masalah pengangguran sulit diatasi.
Terungkap apa yang jadi penyebab.
Diketahui pengangguran merupakan persoalan yang terjadi di mana-mana-mana. Termasuk Sulawesi Utara.
Ekonom dari Universitas Negeri Manado, Dr Robert Winerungan M.Si menilai, pengangguran merupakan masalah yang sulit diatasi.
Ia menjelaskan, kadang pengangguran itu oleh sebagian orang dianggap sebagai suatu pilihan antara bekerja dan belum mau bekerja atau ingin masih menganggur.
"Pengangguran menyebabkan pendapatan nasional menjadi tidak maksimal," kata Winerungan kepada Tribunmanado.co.id, Senin (12/06/2023).
Di sisi lain, banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk membuka lapangan kerja dengan memaksimalkan investasi.
Tujuannya, agar usaha baru bisa ada untuk meningkatkan lapangan pekerjaan.
Namun investasi itu terjadi pada daerah perktaan dan daerah maju.
"Dan harus dimaklumi bahwa investasi butuh pengembalian atas modal dan pasti akan tumbuh pada wilayah yang bisa mendapatkan keuntungan," jelasnya.
Selain itu untuk bisa menambah lapangan pekerjaan membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal.
Pasalnya, dengan pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat tercipta lapangan kerja baru.
Terkait itu, Upah Minimum juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja.
Dengan upah yang tinggi membuat masyarakat mau bekerja dan dengan upah yang rendah masyarakat juga akan ogah bekerja.
Benar bahwa upah akan membuat biaya produksi naik namun dengan upah yang tinggi akan meningkatnya permintaan konsumen terhadap barang atau jasa.
Menurut data BPS Februari 2023 jumlah pengangguran di Sulut menjadi 81.121 orang dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebanyak 82.569 orang.
Jumlah angkatan kerja Sulawesi Utara pada Februari 2023, tercatat sebanyak 1,31 juta orang dan yang bekerja ada 1,23 juta orang.
Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 63,31 persen, naik 1,34 persen poin dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Walaupun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja naik namun tingkat pengangguran turun. Itu artinya makin banyak yang bekerja.
Menurut data BPS lagi, persentase penduduk yang bekerja di kegiatan formal mencapai 40,86 persen (502,58 ribu orang), meningkat 3,74 persen poin jika dibandingkan Februari 2022.
Sebaliknya, persentase penduduk yang bekerja di kegiatan informal mengalami penurunan.
Dari 1,23 juta orang yang bekerja, 5,51 persen diantaranya kategori setengah penganggur dan 26,42 persen termasuk kategori pekerja paruh waktu.
Terkait itu, berdasarkan data BPS, penganggur terdidik lulusan sarjana (S1) 7,80 persen, dan paling banyak penganggur adalah lulusan SMK sebesar 12,81 persen.
Sementara penganggur lulusan SMA 8,23 persen.
Untuk indikator terakhir, kemungkinan kebanyakan lulusan sarjana maupun SMK masih mencari pekerjaan sesuai dengan kompetensi.
"Sehingga banyak lowongan pekerjaan yang ada tapi tidak sesuai kompetensi dan keahlian membuat lulusan sarjana dan SMK ini belum bisa bekerja," katanya lagi.
Sekarang ini di Sulawesi Utara lapangan pekerjaan di sektor Pertanian makin kesulitan mencari pekerja.
Artinya kurangnya minat masyarakat masuk di lapangan kerja itu.
Padahal pertanian merupakan sektor yang distrubusi terbesar pada PDRB Sulawesi Utara.
Ini merupakan tantangan yang perlu ada solusi.
Andaikan banyak lulusan SMK dan Sarjana mau masuk di lapangan pekerjaan sektor pertanian niscaya pengangguran di Sulawesi Utara bisa mencapai nol persen.
Butuh kerja keras bagi pemerintah untuk makin mengurang pengangguran dengan memperbanyak lapangan kerja.
Butuh investasi yang cukup untuk investor menamkan modal di daerah ini serta pertumbuhan ekonomi yang maksimal.
Selain itu perlunya tambahan balai latihan kerja agar paling tidak akan menambah keterampilan bagi lulusan untuk masuk lapangan kerja.
Di era digital saat ini semakin banyak masyarakat yang masuk angkatan kerja sudah bekerja sendiri secara daring di rumah namun tidak tercatat sudah bekerja dan itu sudah makin banyak.
Diharapkan bahwa para pencari kerja khususnya lulusan sarjana agar bisa membuka usaha baru seperti UMKM atau berwiraswasta agar kelak mereka tidak mencari pekerjaan namun akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.(ndo)
Baca berita lainnya di: Google News.
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id
Pantas Fresh Graduate S1 Susah Dapat Kerja di Manado Sulawesi Utara, Ternyata Ini yang Jadi Penyebab |
![]() |
---|
Ekonom Sulut Robert Winerungan Sebut Pengangguran Sulit Diatasi, Pendapatan Nasional Tidak Maksimal |
![]() |
---|
Penyebab Fresh Graduate S1 Susah Dapat Kerja di Kota Manado Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Segini Persentase Pengangguran di Sulawesi Utara, Lulusan Ini Paling Banyak |
![]() |
---|
Ini Salah Satu Upaya Pemprov Sulawesi Utara Atasi Pengangguran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.