Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pengangguran di Sulut

Segini Persentase Pengangguran di Sulawesi Utara, Lulusan Ini Paling Banyak

Dijelaskan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Terdidik di Sulawesi Utara per Februari 2023 sebesar 9,18 persen. 

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Fernando Lumowa
Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Kekda BI Sulut, Fernando Butarbutar (tengah) berbicara dalam Diskusi Bersama ISEI Manado di Kantor BI Sulut, Senin (12/06/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menyandang pendidikan tinggi tak menjamin bisa mendapatkan pekerjaan secepatnya di Sulawesi Utara.

Tapi setidaknya bisa membuka lebar jalan untuk mendapatkan pekerjaan.

Berdasarkan data BPS Sulawesi Utara, angka pengangguran di Sulawesi Utara masih tergolong tinggi.

Baca juga: Angka Pengangguran Sulawesi Utara Didominasi Lulusan SMK dan Sarjana, BI Sulut Ungkap Penyebabnya

Meski angka sebenarnya dikuasai oleh lulusan SMA dan SMK.

Namun angka pengangguran dengan jenjang pendidikan sarjana tak kalah tingginya, meski berada di bawah 10 persen.

Hal tersebut jelas menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Sulawesi Utara.

Kini sudah ada aplikasi untuk pencari kerja yang patut untuk dicoba.

Baca juga: Ini Salah Satu Upaya Pemprov Sulawesi Utara Atasi Pengangguran

Fakta menarik terungkap dalam Diskusi Ekonomi Bersama ISEI Manado yang berlangsung di kantor BI Sulut, Senin (12/06/2023). 

Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Kekda BI Sulut, Fernando Butarbutar mengungkapkan, penganggur terdidik di Sulawesi Utara relatif tinggi. 

Dijelaskan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Terdidik di Sulawesi Utara per Februari 2023 sebesar 9,18 persen. 

"Apa yang menarik, dari Tingkat Pengangguran Terbuka Terdidik ini, mayoritasnya penganggur lulusan SMK dan sarjana," kata Butarbutar. 

Baca juga: Kirim 1000 Lulusan SMK ke Jepang Setiap Tahun, Salah Satu Upaya Pemprov Sulut Atasi Pengangguran

Berdasarkan data, penganggur terdidik lulusan sarjana (S1) 7,80 persen. Lalu, paling banyak, penganggur lulusan SMK sebesar 12,81 persen. 

Sementara penganggur lulusan SMA 8,23 persen. 

"Tingkat Pengangguran Terdidik bersekolah di Sulut itu tinggi, Lulusan SMP ke atas justru paling banyak," katanya lagi.

Sementara, untuk penganggur lulusan SMP hanya 3,99 persen dan lulusan SD 2,17 persen. 

Pihaknya berasumsi, banyak sarjana yang ogah berwirausaha. 

Hal ini tak lepas dari fakta, menjadi ASN dan pegawai pemerintah seakan jadi profesi prestis. 

"Hanya segelintir yang mau jadi pengusaha.

Minimal pelaku UMKM, dia sudah membuka lapangan usaha, dampaknya besar bagi pertumbuhan ekonomi," katanya lagi. 

Fakta tingginya angka TPT Terdiri di Sulut tak sejalan dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang berada di atas nasional, 73,81. 

Sedangkan IPM Nasional di angka 72,91.

"Ini anomali, tingkat pengangguran terdidik relatif tinggi, sementara. IPM masuk tiga besar," jelasnya. 

Tingkat Pengangguran Terbuka Terdidik Sulawesi Utara

Terdidik 9,18 persen

S1 7,80 persen

SMK 12,81 persen

SMA 8,23 persen

SMP 3,99 persen

SD 2,17 persen

Sumber: BPS Sulawesi Utara 

Solusi pencari kerja

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara menyampaikan sarjana pencari kerja terdaftar di Sulut.

Tercatat ada 2.460 orang sarjana yang tengah berburu pekerjaan.

Mereka terdiri 1.277 laki-laki dan 1.283 perempuan.

Artinya lebih banyak perempuan sarjana di banding laki-laki tercatat sebagai pencari kerja terdaftar di Bumi Nyiur Melambai.

Terkait hal tersebut Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Pemkot Manado Paul Sualang angkat bicara.

Menurutnya, saat ini Disnaker sedang membuat membuat aplikasi sistem informasi lowongan kerja (Si Loker).

Aplikasi tersebut merupakan salah satu solusi agar para lulusan yang mencari kerja bisa mendapatkan kerja.

"Para pencari kerja akan diwajibkan mengisi formulirnya secara online, disitu juga akan mudah diurus Kartu AK 1 atau kartu tanda pencari kerja, dan AK 2 sampai AK 5.

Jadi dalam aplikasi tersebut akan terpampang secara real data pencari," jelasnya.

Lanjutnya, dalam aplikasi tersebut tersedia pemilihan tempat kerja diminati yang wajib dipilih.

Namun ketika dalam angkatan kerja tersebut tidak diterima maka akan dilihat dari keahlian dari pencari kerja tersebut.

"Jadi akan dilihat keahliannya apa, supaya kita mau membuat pelatihan, seperti kuliner atau konstruksi dan lainnya hingga memiliki sertifikat kerja, karena saat ini banyak perusahan yang membutuhkan sertifikat," jelasnya.

Sualang mengatakan langkah ini dibuat agar pencari kerja tidak susah menemukan pekerjaan.

"Nanti dalam rangka HUT Kota Manado kita akan melaunchingnya, dan kita akan kerjasama dengan kementrian untuk membuk Job Fair," jelasnya. 

(tribun manado/fernando lumowa/Rendy Umar)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved